Putus asmara memang tidak mudah. Di satu sisi, kamu mengerti bahwa move on adalah langkah paling rasional. Di sisi lain, kamu sedang tak ingin untuk rasional — lebih mudah bagimu untuk “berlindung” di balik sikap yang emosional, bertanya-tanya apa waktu bisa diputar ulang dan vonis “Putus!” dibatalkan.
Kadang harapanmu itu justru terkabul: dia yang sempat pergi kini mengajakmu kembali bersama. Kamu yang masih cinta pun merasa diberi kesempatan kedua. Untuk menjadi pasangan yang lebih sabar dan memaafkan, yang lebih legawa dan ikhlas mencinta.
Namun, apakah harga yang harus kamu bayar sepadan? Yakinkah dirimu untuk mengulang cerita lama, dengan orang yang sama yang pernah membuat hatimu luka-luka? Yakinkah kamu ingin menghela nafas lelah seperti dulu, tersadar sekali lagi bahwa orang yang pernah berjanji mengubah diri selalu kembali ke wujudnya yang asli?
Sebelum sepakat mengiyakan ajakannya untuk kembali, ada baiknya kamu mengingat lagi 6 hal ini.
ADVERTISEMENTS
Keputusan untuk berpisah tidak kamu ambil dengan tiba-tiba. Ada alasan tak terbantahkan mengapa kamu dan dia tak bisa bersama.
Semesta tidak mengamini kalian bersatu karena sebuah alasan. Ya, ada unsur dalam dirimu dan dalam dirinya yang memang tidak dapat disatukan. Kamu air dan dia minyak. Dia gunung dan kamu adalah lautnya. Kalian sama-sama batu yang tidak bisa dilebur menjadi satu.
Jika kamu saja sudah menyadari bahwa kalian memang diciptakan untuk disatukan, lalu kenapa menghabiskan daya untuk hal yang penuh kesia-siaan? Segarkan kembali pikiranmu bahwa banyak ketidak cocokan yang kalian miliki selama menjalin hubungan. Sifat buruknya yang terasa sangat mengganggu. Pun kesalahan kecilmu yang terlihat buruk di matanya.
Bila perlu terus menerus dengungkan di kepala bagai kaset dengan pita rusak bahwa kalian memang tak dicipta untuk menjadi satu. Mengulang cerita serupa dengan orang yang sama justru akan memperparah luka.
ADVERTISEMENTS
Kamu bukan keledai; ketika jatuh ke lubang yang sama, kamu tak bisa menggunakan otakmu yang kurang mampu berpikir sebagai pembelaannya
Kamu seharusnya memahami bahwa menjalin hubungan dengan dia yang pernah menorehkan luka memberikan banyak pelajaran berharga. Watak diri sendiri pun sanggup terbaca secara sempurna. Selain itu, kamu mendapat pelajaran lainnya. Kamu jadi memahami karakter pria atau wanita seperti apa yang sanggup menjadi pasangan sepadan untukmu di masa depan.
Kamu mesti bisa mengambil pelajaran dari kegagalan hubunganmu yang lalu. Bukannya malah ingin mengulangi kesalahan yang sama dengan kembali lagi menjalin cerita dengan dia yang memiliki banyak perbedaan dan menorehkan luka. Sungguh, kamu adalah makhluk ciptaan Tuhan yang diberi akal budi untuk pandai mencerna tanpa mengulangi kesalahan yang sama satu kali lagi.
ADVERTISEMENTS
Buka mata dan buka hati: dia adalah sosok yang sama yang pernah sengaja menggurat hatimu sampai luka
Memang kamu masih sering dibutakan cinta dan berharap bahwa situasi akan berubah dan dia akan menjadi orang yang berbeda. Namun, kamu harus kembali berpijak pada bumi dan membuka mata untuk bisa menyadari bahwa dia masih sosok yang sama.
Yakinkan diri sendiri bahwa dia pernah mengguratkan luka di hati. Dia adalah orang yang dulu pernah membuatmu kecewa dan merasa tidak berharga sebagai manusia. Untuk makin meyakinkan diri, kamu juga perlu membuka telinga terhadap nasihat yang diberikan oleh orang sekitaran. Mereka lah yang juga menjadi saksi ketika kamu kelimpungan dan terseok-seok menjalin cerita dengan orang yang salah.
ADVERTISEMENTS
Kamu pantas bahagia selama yang kamu bisa. Kembali ke pelukannya hanya akan membuat dirimu senang sementara
Kamu merupakan manusia merdeka dengan jejeran pilihan yang bisa kamu tunjuk dengan ujung jari. Saat hendak makan siang saja kamu memiliki banyak pilihan demi mengisi perut yang keroncongan. Begitu juga dengan masalah hati. Kamu memiliki banyak pilihan dengan siapa dan orang seperti apa yang boleh memasuki ruang hatimu. Kamu layak bahagia pun layak menikmati cinta dengan kadar termurninya. Kamu tak perlu kembali ke pelukan orang yang pernah menyakitimu dan mengemis cinta di sana.
Oleh sebab itu, kembali ke pelukan dia yang pernah menyakitimu bukanlah pilihan satu-satunya. Kamu memiliki banyak pilihan yang lebih berharga untuk mengisi cerita bahagia di dalam kehidupanmu. Untuk menjadi bahagia, kamu tak melulu harus memiliki pasangan. Dalam kesendirian pun kamu tetap bisa mencecap rasa bahagia. Ada keluarga dan sahabat yang sedia mengucurkan kasih sayang tanpa batas.
ADVERTISEMENTS
Menengok ke belakang hanya akan membuat perjuanganmu untuk melupakannya selama ini menjadi percuma
Menambatkan hati sekali lagi pada dia yang pernah menorehkan luka merupakan kesalahan besar. Segala perjuangan, suntikan semangat dari kawan yang mendengarkan curhatmu sebagai sarana pelampiasan, dan usaha keluarga untuk menghiburmu akan berakhir sia-sia. Hatimu yang bentuknya sudah hampir utuh akan rawan dihancurkan karena kamu kembali dengan orang yang salah.
Memilih menulis ulang cerita yang telah lalu juga akan menjebak dirimu sendiri ke dalam pusaran luka lama. Kamu akan terjerembap dan sulit untuk melangkahkan kaki ke depan. Jika pun suatu saat kamu memutuskan untuk mengakhiri jalinan untuk yang kedua kalinya, kamu akan semakin sulit untuk menapakkan kaki karena kamu sudah terperosok terlalu dalam.
ADVERTISEMENTS
Lihat ke depan. Ada cinta baru yang menunggumu, yang tak ternodai luka hati atau janji yang tak pernah ditepati
Di ujung perjalananmu sudah ada sosok yang menanti. Dia lah yang akan menggenapkan cerita cintamu di masa depan. Dia pula yang mampu membuatmu bahagia dan melontarkanmu setinggi-tingginya. Tidak akan ada rasa sakit yang sama yang akan kamu hela ketika bersanding dengan dirinya.
Yakinilah bahwa cinta barumu telah menanti. Tidak ada manfaat yang akan kamu petik berkubang di lubang kesedihan terlalu lama bahkan berpikir untuk kembali lagi ke pelukan sang mantan. Ingatlah bahwa hidup yang kamu cecap ini hanyalah sekali, tidak ada gunanya tepekur lama-lama menyesali diri bahkan mengulang kesalahan yang sama sekali lagi.
Yakinkan dirimu bahwa kembali menjalin hubungan dengan manusia yang pernah menorehkan luka merupakan kesalahan yang tak patut direka ulang. Di masa depan, yang seharusnya bersanding denganmu sudah mengulurkan tangan. Mengapa kamu ingin berpaling darinya sekarang?