A : “Beb, aku pergi dulu ya, diajak nongkrong sama temen-temen nih.”
B : “Siapa aja, Beb? Sampe jam berapa nongkrongnya?”
A : “Biasa, anak-anak sekelas aja kok. Hmm…paling sampe jam 10.”
B : “Hmm..anak-anak sekelas ya? Berarti ada ceweknya? Aku ikut deh kalo gitu!”
A : “Tapi ntar kamu bosen, Beb?”
B : “Gak papa, pokoknya aku ikut!”
A : “. . .”
Hayo. kamu dan pasangan sering gak terlibat percakapan macam di atas? Salah satu di antara kalian ‘memaksa’ yang lainnya untuk mengikuti aturan yang dibuat dalam hubungan. Entah itu selalu memberikan pengawasan ketat, melarangnya ini dan itu, hingga selalu menempel kemanapun dia pergi.
Memang rasa sayang yang kita miliki untuk pasangan seringnya membuat kita ingin selalu berada di dekatnya. Bahkan, mungkin kita malah mencanangkan aturan-aturan tertentu (yang tanpa disadari mengikat kebebasannya). Padahal, tanpa disadari sikap kita yang seperti ini justru bisa membuat pasangan jengah.
Nah, sebelum kamu memelihara kebiasaan macam ini, 6 hal inilah yang akan menyadarkanmu bahwa mengekang pasangan justru tak akan membawa kebaikan bagi hubungan kalian. Nggak percaya? Yuk, simak sama-sama!
ADVERTISEMENTS
1. Dia bukan lagi anak kecil yang butuh pengawasan, justru kepadanya kamu harus memberikan sepenuh-penuhnya kepercayaan.
Memberikan banyak aturan yang bisa mengekang kebebasan pasangan tentu tak bisa dibenarkan. Dia tentunya bukan anak kecil lagi yang harus selalu diawasi segala gerak-geriknya. Selain dia yang juga jadi tak nyaman dan sebal karena kebebasannya direnggut secara paksa, apakah kamu juga tak capek jika harus selalu selalu mengawasi gerak-geriknya 1 x 24 jam?
Yakin kamu ini sebenarnya pasangannya dan bukan satpam di lingkungan rumahnya? Jika memang kamu pasangannya, maka posisikanlah dirimu sebagai pendampingnya. Tak perlu memberikan pengawasan berlebihan, yang harus kamu lakukan hanya menanamkan kepercayaan.
ADVERTISEMENTS
2. Aturan kelewat batas yang kamu terapkan malah bisa jadi petaka. Sikapmu membuatnya merasa tak dipercaya, bahkan kebebasannya seakan direnggut paksa.
Tanpa disadari aturan yang diberikan kepada pasangan bisa menjadi sumber pertengkaran. Merasa tak dipercaya karena kebebasannya direnggut secara paksa tentu saja membuat dia terluka. Bahkan, dia juga merasa tak dihargai karena kamu tak percaya pada apa yang dikatakannya. Kamu baru puas dan percaya ketika mencecarnya dengan beragam pertanyaan atau bahkan memaksa ikut kemana pun dia pergi.
Dia sakit hati dan kecewa, sementara rasa curiga yang tertimbun dalam dirimu makin membengkak besarnya. Tak heran jika hal ini bisa menjadi sumber pertengkaran kalian.
ADVERTISEMENTS
3. Sibuk melarang ini dan itu akan semakin menunjukkan sifat kekanak-kenakanmu. Kalau sudah begitu, yakin dia masih mau berdampingan denganmu?
Sebenarnya melarang pasangan ini itu dan memberikan batasan tertentu makin mencerminkan sifat aslimu yang kekanak-kanakan. Kamu seperti seorang anak kecil yang tak mau lepas dari ayah maupun ibunya dan selalu merengek minta ditemani. Tak hanya sikapmu yang mencerminkan sikap kekanak-kanakan, dia juga merasa kamu menjadi pemberat bagi perkembangannya.
Dia merasa tak nyaman tiap kali akan pergi maupun ketika akan melakukan kegiatan. Kamu tentunya tak mau kan menjadi faktor utama yang menjadi penghambat kemajuan pasangan? Dan jika dia sudah semakin jengah nanti, bukankah meninggalkanmu bisa jadi satu-satunya pilihan? Itulah alasannya mengapa kamu patut menghentikan kebiasaan itu sekarang juga!
ADVERTISEMENTS
4. Kamu dan dia memang sedang menjalin hubungan istimewa. Tapi jangan lupa, kalian tetap dua individu berbeda yang punya hak kebebasan yang sama.
Mungkin memang jalinan yang sekarang ada antara kamu dan pasangan adalah jalinan istimewa. Kamu merupakan orang istimewa yang ada di hidupnya, begitu juga dia di dalam hidupmu. Namun, tentu saja bukan berarti kamu berhak memberikan aturan-aturan tertentu yang justru membatasi geraknya.
Dia memang sekarang menjadi pasanganmu, namun bukan berarti dia menjadi milikmu seutuhnya. Kamu tetap harus membagi dirinya dengan orang-orang di sekitarnya. Waktu yang dimilikinya tak bisa 100% hanya dihabiskan bersama denganmu. Ada keluarga, kawan-kawan, serta kegiatan dan hobi yang juga menuntut porsi waktunya.
ADVERTISEMENTS
5. Mengekang pasangan pertanda bahwa kamu memiliki kuasa atas dirinya. Semakin lama dipelihara, hal ini justru membuat hubungan kalian dalam bahaya.
Sebuah hubungan bisa berhasil jika kedua individu yang menjalaninya memiliki porsi yang seimbang di dalam jalinan. Tak ada salah satu pihak yang terlalu dominan dan pihak lain yang menjadi marjinal. Mengekang pasangan merupakan salah satu tanda bahwa kamu memiliki kuasa atasnya dan ini tak baik bagi hubungan kalian ke depan.
Kamu semakin ingin mengontrolnya, sementara pasangan makin merasa was-was dan tak aman. Apabila hal ini terus berlanjut, bukan tak mungkin hubungan kalian makin mengarah ke kondisi yang makin tak sehat.
ADVERTISEMENTS
6. Semakin kamu mengencangkan ikatan, dia semakin ingin dibebaskan. Tak heran jika sifat ini bisa menjadi sebab kandasnya hubungan kalian.
Makin kencang ikatan yang kamu berikan demi membatasi geraknya, dia makin meronta ingin dibebaskan. Kamu makin menaruh rasa curiga dan merasa terus menerus ingin mengontrol pasangan, sementara dia rindu memiliki kendali penuh atas dirinya sendiri. Tak heran jika nantinya hubungan kalian bisa kandas di tengah jalan hanya karena salah satu pihak terlalu mengekang pihak yang lainnya.
Jadi, masihkah kamu ingin mengekang pasangan? Jika hanya hal-hal buruk yang akan didapatkan, bukankah lebih baik membebaskan dirinya?