Tanda Pacarmu Melakukan Kekerasan Emosional. Bertahan Hanya Buatmu Tersiksa Sendirian

kekerasan emosional dalam hubungan

Sebuah hubungan selalu ada naik turunnya. Ibarat kapal yang berlayar di tengah lautan, akan selalu ada gelombang atau riak-riak kecil yang menghadangnya. Namun ada yang mungkin kamu lupa. Di tengah berlayarnya hubungan ada hal-hal yang seharusnya nggak kamu dapatkan tapi justru maklumi atas nama cinta. Misalnya, kekerasan yang diam-diam kamu alami tapi hari demi hari justru makin tak kamu sadari.

Ya, kekerasan nggak melulu fisik tapi juga psikis. Kekerasan verbal dan emosional adalah contoh dari kekerasan psikis yang mungkin sering terjadi di hubungan.

Sayangnya, seringkali hal ini dianggap nggak ada entah karena kamu begitu cinta padanya atau malah kamu yang sudah terbiasa. Bagaimana pun, nggak ada pembenaran atas kekerasan, termasuk kekerasan emosional. Melalui tulisan ini, Hipwee ingin kembali mengingatkan kalau hal-hal ini sampai dilakukan pacarmu, pertanda dia–yang katanya sayang–sudah melakukan kekerasan emosional padamu!

ADVERTISEMENTS

1. “Ah, apa sih yang kamu bisa?” adalah ucapannya yang sering kamu dengar

hdcghv

Dia suka meremehkanmu via www.pexels.com

Dia yang sering becanda denganmu tapi terkesan merendahkan menjadi salah satu kekerasan nonfisik yang sering terjadi dalam sebuah hubungan. Memang hal ini jarang kamu sadari karena kamu anggap itu sebagai sebuah candaan. Akan tetapi, lama kelamaan kebiasaan itu bisa semakin berlebihan dan bisa membuat hatimu terluka. Panggilan-panggilan yang sebenarnya nggak kamu suka juga termasuk ke dalam kekerasan verbal lo. Misalnya bilang kamu gendut, bodoh, dan hal-hal yang seharusnya nggak keluar darinya. Jika kamu udah ngerasain hal itu, jangan biarkan hal ini terjadi lagi ya. Nanti dia akan semakin semena-mena sama kamu.

ADVERTISEMENTS

2. Hidupmu pun kemudian dipenuhi batasan-batasan, seperti “Nggak boleh nongkrong sama mereka!”

Kamu mulai hidup dalam batasan

Kamu mulai hidup dalam batasan via www.pexels.com

Sejak kamu pacaran sama dia tentu ada perubahan yang kalian alami. Misalnya, waktu yang biasanya kamu habiskan bersama teman-teman, kini akan berkurang karena kamu punya hubungan yang baru dengan pasanganmu. Namun, semakin lama kamu merasa bahwa hidupmu nggak sebebas biasanya. Mungkin beberapa hal bisa ditoleransi tapi kalau larangan-larangan itu sudah mulai mengganggumu, artinya dia udah mulai ngelakuin kekerasan emosional. Dia merasa bahwa kamu berada di bawah kendalinya. Oleh karena itu, dia bisa seenaknya mengatur kehidupanmu. Ingat, dia itu belum siapa-siapa kamu. Jadi, jika larangannya udah nggak wajar kamu harus berani mengingatkan dia demi hubungan kalian yang lebih sehat.

ADVERTISEMENTS

3. “Tadi siapa?” atau “Kamu kok liatin foto-foto dia sih!” adalah bentuk kecemburuannya yang semakin berlebihan

Tanda Pacarmu Melakukan Kekerasan Emosional. Bertahan Hanya Buatmu Tersiksa Sendirian

Tadi siapa? via giphy.com

Katanya sih karena sayang, tapi kok cemburuannya berlebihan ya? Kalau kamu juga pernah merasakan hal ini, berarti hubunganmu dan dia berada dalam kekerasan emosional. Kenapa? Karena seharusnya hubungan itu saling percaya dan kamu tetap merasa bebas tapi tahu batasannya. Lagipula, posesif bukanlah cara menunjukkan sebuah hubungan itu sehat. Walau dia mengaku sayang banget sama kamu, bukan berarti dia berhak mempertanyakan semua hal yang kamu lakukan. Bahkan hal seremeh menyukai foto di Instagram temanmu bikin dia kesal dan marah sama kamu? Hmm, perlu dibicarain nih kondisi hubungan kalian.

ADVERTISEMENTS

4. Akhirnya, kamu selalu merasa menjadi orang yang patut disalahkan atas semua permasalahan dalam hubungan

125

Walau kekerasan emosional emang jarang kamu sadari, kamu sebenarnya bisa merasakannya. Akan tetapi, rasa sayangmu kepada pasangan barangkali membuatmu mengabaikan hal itu. Misalnya, dalam sebuah hubungan kamu merasa menjadi orang yang selalu disalahkan ketika sebuah permasalahan terjadi, berarti bisa jadi kamu sedang mengalami kekerasan emosional. Melalui kata-kata atau hanya dengan tatapan, dia bisa membuatmu jadi merasa bersalah. Rasa tertekan itulah yang harusnya segera kamu sadari. Jangan lantaran sayang, kamu rela jadi objek kekerasan dalam hubungan.

ADVERTISEMENTS

5. Kamu pun merasa rendah diri dan nggak percaya diri karena kalimatnya yang selalu mengkritik dan menghakimi

Kamu merasa rendah diri dan semakin nggak percaya diri

Kamu merasa rendah diri dan semakin nggak percaya diri via www.pexels.com

Perlakuannya yang suka mengkritikmu secara berlebihan, ditambah lagi sering menghakimi setiap apa yang kamu kerjakan, membuatmu menjadi pribadi yang rendah diri. Kamu jadi nggak percaya diri dengan apa yang kamu lakukan. Di matanya apa yang kamu lakukan itu nggak ada yang benar. Nah, yang ditakutkan nanti adalah rasa nggak percaya diri yang timbul ini bakal meluas kemana-mana. Di aspek kehidupan kamu yang lain seperti akademik atau pekerjaan misalnya. Hubungan yang sehat seharusnya ‘kan saling mendukung pasangan dan bikin dia makin percaya diri, bukan melulu mengkritisi dan menghakimi dengan apa yang telah lakukan.

ADVERTISEMENTS

6. Di saat kamu ingin memberikan pendapat atau sekadar ingin bercerita, dia hanya mengangguk seolah peduli

Dia tak peduli dengan apa yang kamu katakan

Dia tak peduli dengan apa yang kamu katakan via il1.picdn.net

Dalam hubungan kalian, dia merasa memegang kendali atas hubungan. Hal ini merupakan sesuatu yang nggak baik lo dalam hubunganmu ke depan. Memegang kontrol akan membuat dia merasa jadi yang paling benar. Akibatnya, apapun pendapat, saran, atau masukanmu nggak bakal dipeduliin sama dia. Bahkan sekadar bercerita saja, dia hanya mengangguk tapi kamu tahu kalau dia sebenarnya dia nggak fokus dengerin ceritamu.

Jadi bagaimana? Apakah dia sering menyampaikan hal-hal tersebut? Jika iya, ada baiknya kamu mulai pasang bendera merah tanda waspada ya. Memang betul dalam hubungan kita perlu toleransi dan menerima berbagai sikapnya tapi sebaiknya tahu batasan-batasannya juga ya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pemerhati Tanda-Tanda Sesederhana Titik Dua Tutup Kurung

Editor

Not that millennial in digital era.