Kamu atau kakakmu mengerti kalau hubungan kalian saat ini sedang kompak-kompaknya. Sudah sama-sama dewasa dan merasa punya tujuan yang sama, membahagiakan orangtua. Nggak disangka kalian tumbuh besar bersama setelah sekian lama melewati masa manja yang diberikan Ayah dan Ibumu. Kakakmu yang sebentar lagi berkeluarga dengan orang pilihannya semakin membuatmu merasa terpisah dengan kedekatan kakak. Kamu sudah nggak bisa kayak dulu lagi, seru-seruan bareng sambil berantem nggak jelas.
Ada dalam hati kalian, kenangan-kenangan masa kecil saat masih bau kencur. Bagaimana kakakmu memberikan kasih sayang ke kamu, adik yang dia cintai dan sayangi. Tapi ada juga masa di mana kakak adalah tempat segala kepalsuan kecil tercipta. Menyebalkan, dulu kamu nggak begitu mengerti kebohongan-kebohongan kecil yang kakakmu lakukan. Sekarang, waktunya kamu sadar bahwa sekian lama kakakmu sudah iseng sejak kamu lahir.
ADVERTISEMENTS
1. Kakak yang suka sekali menakut-nakuti kamu sesuatu atau peristiwa mengerikan kalau saja dirimu nggak menurut dengannya
Pernah suatu saat kamu nggak menuruti apa yang dikatakan kakakmu. Entah kamu terlalu asyik dan susah diajak makan atau masih saja main di halaman padahal sudah petang, pasti selalu saja ajakan kakak berakhir dengan ancaman. Ancaman yang menyimpan banyak sekali kebohongan di dalamnya, kakakmu bilang kalau kamu nggak nurut maka sesuatu yang buruk bakal menimpamu. Dengan muka polos, kamu akhirnya menuruti kepalsuan kakakmu itu.
ADVERTISEMENTS
2. Dia akan menjawab dengan penuh kepalsuan ketika kita bertanya hal yang rumit, seperti “Adek lahirnya gimana ya kak?”
Banyak pertanyaan yang tak terjawab saat kamu masih kecil. Sebagai bocah kecil yang penuh dengan rasa penasaran, semua hal pasti dipertanyakan. Tiba waktunya kamu juga menanyakan hal rumit, atau hal yang dianggap tabu atau belum cukup umur untuk menanyakannya. Dengan ajaib kakakmu menjawab semua pertanyaan itu dan kamu meyakininya dengan penuh kepercayaan. Sekarang kamu sadar, jawaban kakakmu ternyata cuma biar kamu nggak banyak tanya lagi.
ADVERTISEMENTS
3. Kamu sering dibikin kesal bahkan sampai nangis kalau kakak bilang sebenarnya kamu anak pungut dari tong sampah
Kamu pasti pernah mengalami hal yang sama dengan adik-adik di seluruh dunia, ditipu kakak dengan mengatakan kalau kamu adalah anak pungut. Kamu yang saat itu nggak punya selera komedi jadi termakan apa yang dikatakan kakakmu itu. Ditambah lagi biasanya Ayahmu ikut-ikutan menambah kesedihanmu dengan meng-iyakan pernyataan kakak. Mengesalkan memang, sampai akhirnya sekarang kamu tahu kalau dirimu orang yang paling dicintai dalam keluarga.
ADVERTISEMENTS
4. Ketika kamu ambil makanan yang menurutmu enak, kakak juga dengan kepalsuan akan bilang bahwa itu beracun, biar dia bisa memakannya sendiri
Semasa kecil memang, banyak sesuatu yang menarik sepetinya semua hal yang menarik itu bisa kamu miliki seluruhnya. Makanan, sewaktu kecil semua makanan terasa enak sampai saatnya memang ada makanan enak dan kamu ingin mengambilnya. Yang terjadi selanjutnya adalah kakakmu dengan yakin mengatakan bahwa makanan itu beracun. Dengan perasaan takut akhirnya kamu nggak jadi mengambilnya. Sejam berlalu, tiba-tiba kakakmu sedang asyik menikmati makanan beracun itu. Menyebalkan!
ADVERTISEMENTS
5. Saat kakakmu dandan rapi dan bilang nggak akan pergi kemana-mana, tahu-tahu kamu ditinggalkan….
Suka banget jalan-jalan, dari kecil hingga sekarang memang kamu suka banget jalan rame-rame. Waktu kecil dulu kamu sering banget jalan sama kakakmu, sampai suatu saat kakakmu punya pacar atau malas bawa kamu ke mana dia pergi. Suatu waktu kamu lihat dia sudah dandan rapi seperti layaknya orang mau pelesiran, dengan penasaran kamu bertanya “kakak mau ke mana?”. Dengan keyakinan dan sikap dingin kakakmu menjawab, “nggak ke mana-mana”. Kamu akhirnya tahu, sejam kemudian kamu ditinggal pelesir kakakmu.
ADVERTISEMENTS
6. Ketika kamu pengen dibelikan sesuatu, kakakmu dengan yakin berkata kalau uangnya sudah habis. Padahal emang nggak mau beliin
Kamu suka barang-barang baru, kamu suka hal-hal baru walaupun di rumah sebenarnya sudah ada atau pernah beli. Kakakmu yang sering jadi korban tangisanmu di depan umum sampai harus berbohong biar kamu nggak jadi beli. Kakakmu walau gimanapun juga harus bohong biar kamu nggak jadi anak boros, setengah kesal akhirnya kamu akhiri tangisanmu itu.
Banyak hal yang sudah kamu lakukan bareng kakakmu, kalau saja waktu bisa diputar ulang pasti kamu nggak akan melewatkan masa kecilmu yang meriah itu. Sekarang kakakmu nggak seperti dulu, dia sibuk dan sudah berhasil menemani kamu menuju kedewasaan. Pertengkaran-pertengkaran kecil pasti selalu ada, kadang Ibu harus repot melerai kalian yang berantem. Semoga kamu dan kakakmu selalu dipertemukan dalam kebaikan, keluarga yang harmonis dengan saling mendukung satu sama lain.