Bukan cinta yang salah, tapi tempat di mana cinta itu jatuh yang kadang kurang tepat.
Kecewa jangan ditanya, marah sekaligus sedih pun pastinya. Ditambah pikiran-pikiran menyalahkan atau menganggap dirimu sendiri yang kurang layak untuk mendapat cintanya. Semuanya bukan hal yang mudah, sebab itu tak hanya melempar cintamu tapi juga harapanmu. Kamu seperti halnya pasir yang sudah dia genggam, lantas dihempas begitu saja.
Alih-alih terus menenggelamkan diri pada sakit hati atau penyelasan dengan jatuh cinta pada orang salah. Kamu akhirnya memilih untuk menjauh dari pintu yang sudah dipenuhi semak belukar. Kamu memilih pergi mencoba mencari pintu lain yang menawarkan banyak kemungkinan. Dengan catatan, kamu jangan lupa untuk mengambil bekal dari pengalaman sebelumnya. Sebab setelah kamu renungi baik-baik, jatuh cinta dengan orang yang salah tetap punya sisi baik yang bisa diambil. Ingat selalu kebaikan ini demi pintu baru yang tepat!
ADVERTISEMENTS
1. Sekarang kamu tahu kalau cinta tak selalu bisa melihat benar atau salah, justru dirimu sendiri yang harus peka
Kamu tak bisa menyalahkan cinta, kalau akhirnya kamu terluka. Sebab yang meminta cinta datang itu ya kamu sendiri. Cinta nggak akan datang atau tahu di mana dia harus jatuh, kalau bukan kamu yang memberi tahu. Sebab cinta itu buta memang benar adanya. Cinta sendiri tak pernah bisa melihat mana benar atau salah. Atas dasar itu kamu akhirnya belajar, kalau memang kamu sendiri yang harusnya peka. Ingin menempatkan cintamu kepada siapa, yang memang jelas tak akan menyia-nyiakannya.
ADVERTISEMENTS
2. Kecewa itu manusiawi, tapi kamu mulai belajar menahan diri agar tak benci dengan dia yang salah kamu cintai
Kamu tak hanya merasakan cinta dan bahagia saja. Sebagai manusia, rasa marah, sedih sampai kecewa tak bisa juga kamu tampik untuk hadir. Terlebih ketika memang kamu merasa dihianati dan diperlakukan tak sesuai dengan harapanmu. Jangan ditanya kecewanya seperti apa. Kalau kamu bisa memakinya mungkin itu akan sedikit meringankan. Tapi sayang cinta yang masih tersisa sedikit tak meperbolehkannya.
Terlebih ketika kamu perlahan-lahan sadar, manusia pun tempat salah. Bukan tak mungkin kamu pun pernah membuat orang lain kecewa. Dan jatuh cinta dengan orang yang salah pun mengajarkanmu lagi untuk bisa menahan diri. Kamu memang berhak marah karena dibuat kecewa, tapi buat apa kamu membenci dia? Bukannya sebelum ini kamu pernah cinta sekali dengan dirinya.
Tak perlu lah membuat cinta yang sudah jatuh di tempat yang salah itu semakin sia-sia dengan menggantinya menjadi benih-benih kebencian. Kedewasaanmu juga diuji untuk persoalan saling memaafkan.
ADVERTISEMENTS
3. Ikhlas juga bukan perkara mudah, tapi mencintai orang yang salah membuat belajar hal itu dengan sederhana
Ya udahlah, ikhlasin aja. Mungkin emang belum jodoh.
Kalimat klise yang entah sudah berapa kali keluar masuk telingamu. Membuat perasaanmu campur aduk. Orang bisa mengatakan ihklas dengan mudah, tapi kamu yang dihadapkan langsung dengan sikap itu awalnya selalu jadi salah satu hal tersulit. Kamu bisa saja pura-pura tegar dan mengentengkan perasaan kecewamu. Tapi nyatanya setiap kali kamu teringat bagaimana dia mengabaikan cintamu yang sudah terlanjur jatuh, rasanya kamu ingin mengeluh sejadi-jadinya.
Tapi setelah akhirnya dirimu berdamai dengan kekecewaan, ikhlas ini memang jadi seperti ucapan orang yang mudah dan ternyata sederhana. Sampai di sini kamu sendiri sudah tak lagi menyesali pernah jatuh cinta pada orang yang salah.
ADVERTISEMENTS
4. Jatuh cinta dengan orang yang salah tak lantas buatmu putus asa, kamu justru semakin semangat mencari dia yang tepat untuk di masa depan nantinya
Jatuh sekali, masa iya sudah harus merasa duniamu ini berakhir? Proses yang kamu jalani untuk kembali baik-baik saja memang tak mudah dan memakan waktu yang cukup lama. Ada masanya kamu benar-benar merasa di titik terendah karena merasa cintamu yang sudah jatuh itu mentok di dia. Kamu khawatir tak bisa menemukan orang lain yang bisa membuatmu jatuh cinta seperti sosoknya. Kamu juga khawatir kalau bertemu dengan orang lain yang sama sepertinya.
Padahal, kekhawatiranmu itu terbukti hanya omong kosong belaka. Karena sekarang ketika kamu sudah tenang, semangatmu mencari dia yang tepat kembali datang. Kamu sadar selepas ada yang gugur, akan selalu ada yang tumbuh kembali.
ADVERTISEMENTS
5. Diam-diam kamu sendiri coba mengintrospeksi diri, apa mungkin yang salah itu justru dirimu sendiri
Cinta tak pernah salah, karena yang salah ya memang kamu sendiri.
Bukan bermaksuda larut dalam penyesalan dan merutuki diri karena salah memilih. Introspeksi diri yang sekarang kamu lakukan ini justru bagian dari proses awal kamu berbenah diri. Kamu sadar kenapa kemarin kamu jatuh cinta pada orang yang salah, karena memang dirimu sendiri masih belum layak untuk bertemu dengan dia yang tepat. Jadi daripada merutuki orang lain, memang ada baiknya kamu mengingatkan dirimu lagi untuk berbenah.
Siapa tahu setelah proses berbenah selesai, kamu tak akan lagi merasakan sakitnya jatuh cinta dengan orang yang salah.
ADVERTISEMENTS
6. Kamu akhirnya paham, kalau hidup ini juga tak melulu soal cinta, ada cita-citamu yang juga harus diperjuangkan
Jujur saja, saat dulu bersama dia, waktumu memang jadi lebih banyak tersita untuknya. Kamu jadi lebih sering bersama dia ketimbang keluarga atau teman. Semenjak ada dia kamu pun jadi jarang mengikuti kegiatan lain selain hanya kerja dan kerja saja. Kamu benar-benar mencurahkan waktumu untuk dia. Tapi sayang saat dia pergi semua berubah drastis. Kamu lebih sering menyendiri, meski sebenarnya teman atau keluargamu selalu siap menemani.
Tapi lama-kelamaan kamu sendiri mulai berpikir, tanpanya sebenarnya memberi banyak ruang dan waktu untukmu melakukan banyak kegiatan. Kamu ingat kembali rencana hingga cita-cita yang dulu sudah kamu susun. Bukankah sekarang waktu yang tepat untuk kembali meraih itu semua?
Sakit pasti, karena jatuh cinta pada orang yang salah. Tapi kamu bersyukur pernah ada di masa-masa seperti ini. Sebab setelah rasa sakit, ada kebaikan juga yang bisa kamu dapat. Membuat kamu menjadi pribadi yang lebih awas lagi.