Semakin dewasa hubungan bukan lagi soal punya teman makan atau partner nonton setiap ada premiere film. Berkomitmen dengan seseorang berarti belajar membangun hidup bersama. Mencukupkan penghasilan yang belum seberapa, berusaha mengenal karakter sebaik-baiknya, sampai berdua berupaya membahagiakan orangtua.
“Kita berjuang bersama ya, Sayang?”
Jadi kalimat yang menandai hubungan kalian masuk ke level mapan. Tapi bosan nggak sih jika hanya kalimat ini saja yang jadi andalan? Bukankah di luar sana masih banyak kalimat lain yang tidak kalah mengena? Karena itu Hipwee akan ungkapkan di sini 11 alternatifnya.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
1. “Jangan jadikan ‘AKU’ alasanmu berjuang. Jadikan ‘KITA’ alasanmu untuk menang”
Kamu tidak perlu berjuang karena aku. Semua yang harus kamu usahakan mati-matian saat ini adalah untuk kepentinganmu. Jangan pernah merasa kamu harus berhasil karena aku yang menginginkannya. Ingat saja kalau ini soal kita. Jika kamu berhasil, langkah kita akan lebih mudah dihela.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
2. “Paling tidak aku punya partner keras kepala yang hatinya paling hangat sedunia”
Jelas, kadang aku juga lelah harus ribet mengurus berkas. Pulang lebih malam dari rekan-rekan sejawat agar bisa punya waktu lebih lapang untuk berpikir. Tapi paling tidak ada satu yang kusyukuri. Di akhir hari aku bisa menemukanmu, pendamping yang punya kehangatan hati.
Tidak masalah jika harus mati-matian sekarang. Paling tidak ke hatimulah aku pulang.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
3. “Kalau lelah, ingat aku. Ada doaku di belakang kepalamu”
Ada doaku yang tak henti-henti mendukungmu. Kalau lelah, duduk sebentar. Lalu menolehlah. Di dekat tengkukmu ada doaku. Selalu mendoakan kebaikanmu.
4. “Jangan kehilangan semangat. Malu pada acakan rambutmu yang membuatku berjingkat”
Gerakan sederhanamu mengacak rambut membuatku berpikir kalau aku tidak sendirian menghadapi banyak hal. Tolong jangan kehilangan semangat atau patah arang. Setiap kamu merasa tidak mampu, ingat saja bagaimana sentuhan paling inosenmu menguatkanku.
5. “Lihat mataku sekarang. Masih merasa sendirian?”
Mata kita bisa bicara lebih banyak hal dalam beberapa masa. Kalau kamu bertanya dari mana kekuatanmu bisa datang, coba lihat mataku. Kamu akan tahu selalu ada bantuan ketangguhan dari situ.
6. “Biar dunia meremukkanmu. Lenganku bisa jadi tempatmu pulang,”
Jangan pernah takut akan jadi orang limbung selepas dihajar kerasnya dunia. Kamu boleh diremehkan, dijatuhkan, diberondong berbagai pertanyaan. Di belakang sini akan selalu ada lengan yang menampung semua kekesalan. Benturkan saja dirimu dalam berbagai kesempatan. Kalau butuh pulang, bilang padaku — akan kuulurkan lengan.
7. “Sudah. Pasti aku temani….”
Sebut saja kegagalan macam apa yang mungkin dirasakan manusia. Janjiku akan terdengar bodoh tapi semoga kamu tidak tertawa. Apapun kegagalanmu aku berjanji akan selalu ada.
8. “Kita tidak akan langsung hidup enak. Tapi kita akan bahagia,”
Jelas kita tidak akan langsung hidup mapan dan kaya. Kamu akan pusing mencatat pemasukan dan pengeluaran yang timpang, aku akan berjuang mencari tambahan pemasukan. Berdua kita akan menghadapi banyak ketidakmungkinan. Satu yang bisa aku pastikan — di tengah semua hal yang diluar batas perhitungan kita akan punya hari-hari yang menyenangkan.
9. “Sini, duduk di sampingku. Dunia cuma sedang bercanda. Mari kita tertawa saja”
Dunia cuma sedang melucu. Kita tidak boleh terlalu kaku lalu menanggapi semuanya. Sini duduk di sampingku, kita tertawakan semuanya.
10. “Saat diam, aku mendoakanmu. Waktu cerewet, di situ ada doaku.”
Dalam kecerewetan dan kecuekanku, sesungguhnya selalu ada pengharapan di situ. Diamku menyimpan doa. Di balik kebawelanku selalu ada pengharapan di sana.
11. “Tuhan pasti cukupkan. Jangan terlalu banyak dipikirkan,”
Suatu kali kamu datang dengan muka cemas lalu bercerita. Kamu baru tahu kalau suku bunga bank naik bulan depan. Dampaknya cicilan KPR kita yang tidak flat kita itu juga kena imbasnya, kita mesti lebih pintar memutar otak agar tabungan tidak termakan semua.
Tenang, Sayang. Berdua kita akan berjuang. Toh Tuhan pasti cukupkan.
Ada banyak sekali cara mengartikulasikan perasaan. Daripada pilih kata yang biasa, 11 kalimat ini bisa jadi alternatif yang tak kalah manisnya ‘kan?