Berada puluhan kilometer dengan pasangan tentunya sedikit menyiksa, ya. Menerka-nerka perihal kabar dan apa yang dia lakukan di sana juga menjadi ganjalan tersendiri. Tak bisa marah apalagi menyerah, cintamu dan cintanya sudah terlanjur terpaut dan semakin serius. Kekhawatiranmu yang berlebihan rasanya wajar saja ketika menjelang petang kabar dari sang pujaan hati tak kunjung datang.
Namun, tak selamanya jarakmu dengannya akan berakhir tragis. Keberhasilan melabuhkan diri di bahtera pernikahan dari ke delapan orang ini telah membuktikan bahwa jarak bukanlah halangan bagi mereka yang tulus dan mengusahakan yang terbaik bagi pasangannya.
ADVERTISEMENTS
Cinta sungguhan tentunya sadar bahwa saling mendekap itu bukan yang utama. Mengetahui bahwa dia baik-baik saja sudah lebih dari cukup.
“waktu pacaran LDR dulu rasanya nano-nano banget. Hampir putus asa karena jarak Indonesia-Singapura yang nggak memungkinkan untuk saling menjenguk setiap saat. Tapi, dia selalu mengajarkanku arti penting kebersamaan meski tak lewat tatap muka. Mendoakan dan selalu bertukar kabar itu sudah lebih dari cukup untuk mengusir rindu,”
Resti, 28th
Meski tak saling mendekap, memahami bahwa cinta kalian itu nyata dan patut diperjuangkan adalah yang terpenting. Membesar-besarkan rasa rindu yang hanya numpang lewat tak harus kalian sikapi dengan tangis, percayalah bahwa kamu dan dia sedang diuji ke tahap yang lebih serius.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Perkara jodoh siapa yang tahu? Mengasah rasa saling percaya dan yakin bahwa dia satu-satunya yang terbaik adalah solusi dari jarak yang membentang.
“meskipun pacaran baru 2 tahun, aku dan suamiku tak pernah ragu untuk berpikir positif tentang konsep jodoh yang telah diatur Tuhan. Kami yakin bahwa kami berjodoh. Sekuat tenaga kami jaga hubungan ini meski LDR nya cukup jauh, Jakarta-Papua. Masalah sekecil apapun selalu kami selesaikan dengan cepat supaya nggak ada ganjalan saat berjauhan. Ya, sekarang kita sudah berhasil membuktikan bahwa rasa saling percaya itu harus dibiasakan sejak awal agar konsep jodoh tadi nggak sekedar mitos,”
Gita, 27th
Saling menguatkan dan saling memupuk kepercayaan itu ibarat do’a yang kalian cicil buat Tuhan. Berprasangka baik padaNya perihal jodoh yang akan diberikan bisa dengan mudah dilakukan jika rasa percaya sudah membumbung tinggi di hatimu dan pasangan. Rindu? Tentu saja iya. Tapi, ada hal sakral lainnya yang menanti kalian lebih dari sekadar rindu yang membabi buta bukan?
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Hingga saatnya tiba nanti, menjaga jalinan komunikasi dengan pasangan perlu diterapkan. Bukankah menenangkan jika mendengar suaranya yang mengobati rindu?
komunikasi itu hars dijaga, kalau nggak berabe
“memang sih, LDR waktu pacaran dulu menyiksa banget, beda dengan sekarang karena sudah menikah. Rasanya pengen nyamperin ke sana aja tiap hari, kuatir dan gregetan aja sih. hehe. Tapi, setelah aku pikir lagi, dia di sana juga buat kebaikan kita berdua, kok. Yang penting komunikasi jangan sampai putus aja. Nggak harus telepon, SMS aja nggak jadi masalah. Yang penting intens. Alhamdulilah, sampai sekarang setelah nikah komunikasi lancar meski ketemunya 6 bulan sekali,”
Marwan, 29th
Tanpa menuntut pasanganmu untuk terus siaga dengan telepon, bersepakatlah terlebih dahulu bahwa mengetahui kabar bahwa kamu atau dia baik-baik saja itu sangat menenangkan. Tak menjadi masalah jika untuk sementara suara yang menggantikan pertemuan.
ADVERTISEMENTS
Kalian justru mensyukuri jarak yang ada. Durasi pertemuan yang tak tentu membuat pengeluaran tetap stabil, ini kesempatan untuk menabung demi masa depan.
“LDR juga membawa berkah buatku dan istri dulu saat pacaran. Karena pertemuan kita yang nggak tentu karena beda provinsi, membuat pengeluaran untuk makan atau jalan-jalan berdua jadi nggak membengkak. Itung-itung latihan nabung dan irit, dengan LDR kita jadi bisa memnimalisir pengeluaran. Pas nikah jadi terbiasa deh,”
Pikri, 27th
Pertemuan kalian memang tak sesering orang lain. Tapi, setiap kali bertemu justru menjadi momen berharga dan terlalu sayang untuk melewatkannya.
“karena dulu LDR-an cukup jauh, tiap ketemu itu rasanya deg-degan gitu. Persis kayak pacaran yang masih anget-angetnya. Haha. Pertemuan jadi makin berharga deh pokoknya, banyak tema obrolan seru yang bisa nambah sumringah ketemu sama pacar yang cuma setengah tahun sekali,”
Ulfa, 28th
Walaupun agak diliputi rasa canggung, pertemuan yang tidak setiap hari tentunya akan lebih berkesan buat kalian. Hal-hal baru yang mungkin konyol akan kalian bagi dalam obrolan yang sekian lama disimpan itu. Rasa tak sabar di pertemuan selanjutnya pun pasti menggelayut erat di dada.
Tentunya, bukan tanpa alasan Tuhan menguji hubungan kalian dengan jarak yang panjang. Saling menjaga mata dan hati adalah tugas mulia yang harus kalian selesaikan.
“aku dulu suka jelalatan kalau sama cewek, itu sebelum LDR. Tapi setelah LDR, aku jadi sadar kalau pacarku di sana melakukan hal yang sama gimana? Pasti aku bakalan sakit hati. Mungkin LDR memang sangat menguji mental, tapi aku dan pasangan jadi makin optimis kalau kita saling menjaga hubungan, tentunya tujuan-tujuan jangka panjang aan segera terealisasikan. Bersyukur banget, setelah menikah 1 tahun ini, LDR itu nggak berarti apa-apa dibanding saling menjaga.”
Taufan, 27th
Bahwa LDR tak melulu untuk mencari dunia baru, kalian sebagai pelaku LDR tentu paham bahwa jarak yang ada justru menunjukan tingkat keseriusannya.
“suamiku dulu kerja di Kalimantan, aku sendiri stay di Jogja. Sekitar 6 bulan sekali kita baru bisa ketemu karena kesibukan masing-masing. Sempat mau nyerah aja sih, soalnya nggak kuat nahan kangennya. Takut dia ngapa-ngapain juga di sana, kekhawatiran yang sama pun dirasain sama dia. Tapi, setelah kita pikir-pikir lagi, jarak yang ada itu kan ada tujuannya, yaitu nikah. Kita sama-sama cari uang buat nikah dan masa depan. Ya, jadi nggak terlalu masalah kalau jarak harus memisahkan,”
Mimi, 27th
Ya, tentunya bukan sekedar materi yang akan menyempurnakan hubungan kalian. Namun, selagi ada kesempatan untuk mengumpulkan semuanya sedikit demi sedikit kenapa tidak? Tentunya kalian sadar bukan kalau biaya menikah dan membeli rumah itu semakin mahal?
Pelajaran paling berharga dari sebuah jarak yang panjang adalah, kalian akan khatam soal pengorbanan. Mustahil jika cinta yang bahagia itu tak didasari dengan jerih payah.
“kalau dulu aku dan suami nggak LDR, mungkin cinta kita nggak sekuat sekarang. Kerasa aja kalau dia makin perhatian dan menghargai waktu setiap bersamaku dan anak-anak. Dulu aku nggak banyak menuntut dari suamiku meski kita LDR hanya beda kota saja. Aku percaya hasil yang sempurna dari sebuah kesabaran dan pengorbanan adalah hubungan yang langgeng.”
Kumala, 26th
Pepatah mengatakan, cinta yang sempurna adalah cinta yang dibumbui pengorbanan tulus dari masing-masing pasangan. Mungkin sakit dan perih di awal, tapi percayalah bahwa dengan pengorbanan, hubungan kalian akan semakin kuat dan kokoh.
LDR terkadang memang terasa berat. Namun jika kamu melaluinya bersama orang yang tepat, kamu dan pasangan pun bisa meraih kebahagiaan kalian sendiri. Seperti Ricky Harun dan Herfiva Novianti yang sudah berhasil melewati semuanya sampai kini hidup bahagia bersama.