Masa SMA boleh saja digelari masa yang paling indah, masa di mana kamu dipertemukan dengan teman-teman yang terus ada di hidupmu bahkan bertahun-tahun setelah kalian menanggalkan seragam putih abu-abu. Namun sebenarnya, masa kuliah juga menyimpan kenangan yang tak kalah manis dari masa SMA. Orang-orang yang dipertemukan denganmu pada jenjang pendidikan ini juga bisa menjadi teman hidupmu selamanya.
Apa saja yang menjadikan teman masa kuliahmu figur yang tak tergantikan dalam hidupmu?
ADVERTISEMENTS
Mereka telah mengenalmu sejak tampilanmu masih sangat cupu. Sebagai remaja baru lulus SMA sampai matang sebagai sarjana yang siap menyambut dunia kerja.
Jika teman-teman SMA-mu adalah saksi transisi dirimu dari masa putih-biru ke putih abu-abu, teman-teman kuliah menjadi saksi metamorfosismu yang lebih penting lagi. Pertama kali bertemu dengan mereka, kamu hanyalah anak baru lulus SMA yang masih sedikit manja dan belum tahu banyak tentang dunia. Namun saat berpisah, kamu dan mereka sudah menjadi sarjana yang matang dan siap terjun ke dunia nyata.
Teman-teman kuliahmu tahu betapa cupunya dirimu saat baru lulus SMA dulu. Kamu ikut rangkaian acara ospek dengan rambut dikepang, topi konyol dari kertas koran, tas lusuh dari karung goni dan jas almamater kebesaran. Tapi mereka juga pernah melihat sisi dirimu yang dewasa, yang lebih bijaksana, yang sudah bisa memikirkan cara hidup dengan uang sendiri serta apa yang harus dilakukan agar jodoh segera menghampiri. Dari pribadimu, mereka telah melihat banyak sisi. Sah kiranya untuk mengatakan bahwa mereka telah mengenalmu luar-dalam.
ADVERTISEMENTS
Kalian sama-sama merantau di kota yang jauh dari kampung halaman. Kamu mampu bertahan, karena mereka membuatmu merasa tak sendirian.
Tinggal jauh dari kota kelahiran memang tidak ringan. Namun jika memiliki kawan-kawan baik, perantauanmu bisa terasa jauh lebih menyenangkan. Di semester-semester awal kuliah, saat kamu masih berjuang untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, ada mereka yang mengajakmu jalan-jalan dan mencoba tempat makan terkenal di kota itu. Kalian pun bisa saling bertukar cerita lucu — misalnya saja kesalahpahaman yang kalian alami dengan para penduduk lokal. Tanpa disadari, sebenarnya hal-hal ini memudahkan kamu beradaptasi lebih cepat dengan kota tempatmu merantau.
Kamu tak perlu merasa sendiri karena ada mereka yang selalu menemani. Entah untuk mencari tempat tongkrongan baru atau sekadar menikmati malam di tempat-tempat biasa, kamu dan mereka bahu-membahu untuk membuat satu sama lain jauh dari rasa sepi.
Inilah mengapa kota perantauanmu mendadak terasa sangat berbeda ketika teman-teman dekatmu memutuskan kembali ke kampung halaman masing-masing selepas meraih gelar sarjana.
ADVERTISEMENTS
Bahkan bisa dibilang, kawan-kawan semasa kuliah adalah keluarga kedua yang kamu punya.
Disadari atau tidak, mereka adalah keluarga yang kamu miliki di tanah rantau. Mereka selalu ada di saat kamu mengecap suka atau ketika kamu sedang dihajar duka. Saat kamu terbaring sakit di kasur kamar, seperti seorang ibu merekalah yang datang membawakan nasi sayur seadanya. Mereka pun sanggup menjelma sebagai saudara yang selalu setia untuk diajak menghabiskan malam, sekedar menonton pertandingan bola atau berbincang hingga fajar.
Bahkan, seperti orangtua yang selalu siaga, mereka tak pernah keberatan untuk dimintai tolong mengantarkan atau membantu keuanganmu ketika dompet sedang tiris-tirisnya. Mereka juga ada di momen bertambahnya usiamu, membawakan kue kecil lengkap dengan tepung roti yang akan membuat suasana makin meriah. Dan tentu saja mereka selalu ada saat kamu tak bisa pulang karena harga tiket yang tak masuk akal. Kehadiran mereka menggenapkan, tak pernah membuatmu merasa kesepian. Berkat mereka juga, kamu mendapatkan kehangatan yang sama seperti saat di rumah bersama keluarga.
ADVERTISEMENTS
Mereka adalah teman-teman pertama yang kamu ajak berpetualang tanpa pengawasan orang dewasa lainnya. Kemewahan menyenangkan yang tak bisa kamu miliki saat masih SMA
Saat SMA dulu, mungkin kamu masih terlalu takut untuk mengajak teman-teman sekelas pergi bertualang ke tempat yang indah, namun jauh dan terpencil. Kalaupun kamu pergi jauh bersama mereka, itu adalah dalam study tour yang tentu tak sama dengan berpetualang tanpa pengawasan orang dewasa sama sekali.
Petualangan semacam ini baru bisa kamu lakukan saat sudah lebih dewasa, bersama teman-teman kuliah. Entah itu menginap di pantai yang perawan dan terpencil, mendaki gunung, atau berkunjung ke kota tetangga, kalian melenggang saja bersama-sama tanpa harus mengenakan seragam atau mengendarai bus pariwisata. Petualangan ini kalian atur sendiri. Ada yang dadakan dan disiapkan hanya dalam beberapa jam, ada juga yang telah dijadwalkan berbulan-bulan sebelumnya. Sampai sekarang kamu masih ingat betapa menyenangkannya liburan kalian itu. Penuh canda dan tawa — kenangan masa muda yang sempurna.
ADVERTISEMENTS
Kalian telah melalui beberapa krisis hidup bersama-sama. Beratnya skripsi dan tanggungan akademik lainnya menempa kalian jadi pribadi yang dewasa.
Saling mengandalkan satu sama lain tanpa disadari membuat kalian sama-sama mendewasa. Kalian tumbuh bersama menjadi pribadi yang ringan tangan dan mau berkorban demi sesama. Tak hanya itu, pengalaman yang kalian alami bersama juga tentunya kaya kenangan dan penuh makna.
Ini tidak hanya tentang bagaimana kalian berjuang dan hidup sebagai anak rantau dengan kondisi seadanya. Tapi juga tentang bergelut dengan tugas kuliah dan jatuh bangun dengan skripsi demi tersematnya gelar sarjana. Masih ingatkah saat kalian sama-sama begadang demi ngebut menyelesaikan skripsi dan revisi? Masih ingatkah saat yang satu menghibur yang lain yang sedang stuck dengan tugas akhir? Masih ingatkah saat kalian menyemangati satu sama lain agar terus mengetik agar kerja keras kalian selama ini tak sia-sia?
Sungguh, bersama mereka kamu tak hanya menjadi dewasa, namun kalian juga memiliki kenangan yang akan selalu mengendap di dalam lingkar kepala.
ADVERTISEMENTS
Bersama dengan mereka kamu bisa selalu berbagi apa saja. Mulai dari rahasia, hobi, cerita asmara, hingga cara unik kalian memandang dunia
Kematangan usia yang kamu tapaki bersama mereka membentukmu menjadi pribadi baru. Kamu bukan lagi anak remaja yang masih manja dan gemar hura-hura. Bersama mereka kamu belajar menyelami makna hidup dunia. Kamu dan kawan-kawan mencoba menikmati segala sesuatu dengan cara yang lebih sederhana. Saling berbincang sambil bermain gitar hingga petang, membicarakan hal sederhana hingga mencoba mengkritisi dunia menjadi kenikmatan istimewa. Tak heran jika kemudian kalian sama-sama memiliki kesamaan hobi hingga ideologi.
Tak hanya itu saja, kamu dan kawan-kawan juga sudah terbiasa saling berbagi rahasia hingga cerita asmara. Ya, di usia yang hampir dewasa ini kalian tentunya mengalami permasalahan hidup dengan porsi berbeda. Mereka selalu menyediakan telinga di saat kamu butuh berbagi cerita. Begitu juga jalinan cerita cinta yang kalian alami, telah jauh dari kisah romansa anak SMA. Kawan-kawan di masa kuliah adalah penggembira dadakan ketika kamu sedang sibuk-sibuknya jatuh cinta, mereka juga rela menjadi sandaran di saat kamu karena patah asmara.
Nyatalah betapa besar peran teman-teman kuliahmu dalam transformasi pribadimu hingga menjadi yang sekarang ini. Sudahkah hari ini kamu menghubungi mereka, sekadar untuk bercengkerama dan mengucap terima kasih atas apa yang pernah kalian lalui bersama?