Cinta yang penuh drama adalah ketika pasangan menjalani kisahnya ala-ala film cinta. Salah sedikit berujung tangisan. Masing-masing berlomba-lomba agar mendapatkan perhatian yang lebih dari biasanya. Apakah seperti itu yang namanya cinta yang jujur?
Kami tidak menyangkal bahwa kalian perlu meyakinkan satu sama lain bahwa kasih sayang yang diberikan tidak pernah tanggung. Ya, kami tahu itu perlu. Kami tahu bahwa kalian menginginkan kisah cinta yang romantis. Satu menderita yang lain peduli, namun tidaklah perlu membuat cerita drama penderitaan yang berlebihan. Sebab, segala yang berlebihan hanya akan berujung pada kekecewaan.
Sudahlah… Kita semua hidup di dunia nyata, bukan di film-film yang hanya mengumbar romansa.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
1. Katanya kamu ingin menjalani cinta yang dewasa — tapi kok gampang marah dan masih manja?
Pertengkaran itu pasti dan wajar. Namanya juga pacaran. Tapi tak perlulah lalu mengadopsi pertengkaran ala sinetron sampai adu mulut di trotoar jalan. Apalagi sampai lempar handphone atau membakar foto pacarmu. Yang wajar-wajar saja. Kedewasaanmu dilihat dari caramu menanggapi setiap perkara yang hadir ke hidupmu. Percayalah, apa yang kamu tonton hanyalah acting semata. Jika memang kamu bermimpi menjadi artis sinetron, sebaiknya ungkapkan semua ekspresimu pada lahan yang sesungguhnya. Jangan jadikan hubunganmu sebagai bahan percobaan.
ADVERTISEMENTS
2. Cinta yang dewasa bukan berarti minim emosi. Hanya saja semua lebih tenang saat ini
Emosi pasti hadir sebab akan celaka jika manusia tidak memiliki emosi. Namun seiring berjalannya waktu, seharusnya kamu lebih pandai mengontrol luapan emosi. Cintamu perlu dipertanyakan jika yang ada hanyalah rasa marah yang terus berkuasa atas tubuh dan pikiranmu. Ketenganan seseorang membuktikkan berharganya nilai sebuah pengalaman. Tentunya kamu telah belajar banyak hal bersama dirinya. Dari pelajaran itulah seharusnya kamu dapat meningkatkan kapasitas untuk mengelola masalah yang datang menghampiri hubungan. Inilah yang dinamakan menjalani kedewasaan cinta.
ADVERTISEMENTS
3. Ini baru tahap pacaran. Tak perlu dilebih-lebihkan. Kamu belum sampai ke jenjang pernikahan.
Ingat wahai kawan-kawan, bahkan kalian saat ini sedang dalam masa pacaran. Alangkah lebih baiknya jika momentum seperti ini digunakan untuk menjadi diri sendiri, jujur dan apa adanya. Latihlah diri untuk pandai-pandai berpikir jernih bukan berlagak dramatis. Pernikahan akan lebih berat, jika sekarang saja masih sering mencipta situasi yang berlebihan, bagaimana dengan hidup kalian ke depan? Sikap berlebihan hanya akan menghabiskan energi. Simpanlah baik-baik energi tersebut untuk mengejar mimpi masing-masing, demi masa depan yang lebih menyenangkan.
ADVERTISEMENTS
4. Ya dia memang kekasih hatimu, tapi tak usahlah berasa dia segala-galanya bagi hidupmu.
Drama yang berkepanjangan cenderung diakibatkan oleh sikapmu yang menganggap kekasihmu adalah segala-gala bagi hidupmu. Kami tahu, bahwa rasa sayang memang tak dapat dibendung, dan memang sebaiknya diluapkan. Tapi sadarlah juga bahwa dia bisa pergi kapan saja. Percaya diri dan optimis bahwa kamu dan dia akan bersama sampai penghujung usia memang diperlukan agar cinta kalian hidup dan selalu bergairah. Namun, kita juga perlu berpikir realistis soal ini. Jangan sampai menjadikannya segala-gala bagi hidupmu. Perjalananmu masih panjang. Pun demikian bagi dirinya.
ADVERTISEMENTS
5. Kalau kamu memang pribadi yang sensitif, cobalah untuk mengontrol diri. Kemampuan mengelola emosi membuktikan kamu pribadi yang dewasa di pikiran dan di hati.
Ya, bagi dirimu yang sensitif, ini adalah ujian terberat. Kamu tidak ingin menjadi dramatis, namun itu terjadi sebagai dirimu yang sebenarnya. Karakter memang tidak dapat diubah, namun bisa dikontrol. Oleh karena itu kontrollah dirimu sebaik mungkin. Inilah saatnya bagi dirimu untuk tetap menjaga kepekaan dan kedewasaan dalam satu peristiwa yang sama. Ketika berhasil melakukannya, kamu akan menjadi pribadi yang luar biasa seimbang baik di rasa maupun di pikiran. Selanjutnya, kamu tetap dapat menjaga karaktermu secara realistis.
6.Ingat, segala yang berlebihan tidaklah bermanfaat. Jalinlah hubungan dengan kadar dan porsi yang tepat. Tak perlu dibuat-buat.
Sumber utama kekecewaan adalah harapan yang berlebihan. Kami tak dapat membayangkan betapa terlukanya seseorang yang terlalu dramatis dalam merajut kisah cinta. Tentu saja, hidupnya akan semakin dramatis ketika mengakhiri kisah cintanya yang juga begitu dramatis. Kami tidak mengajakmu untuk lalu tidak sama sekali bersikap romantis dalam menjalin hubungan. Hanya saja, ada perbedaan tegas antara romantis dan dramatis. Romantis tidaklah menghabiskan banyak energi. Ia berpeluang untuk tetap menjadi diri sendiri. Sebaliknya, dramatis tak ubahnya kondisi yang sama sekali tidak realistis dan tidak sesuai porsi. Semua orang tahu bahwa segala yang berlebihan hanyalah sebuah keputusan yang menyia-nyiakan kehidupan.
Kisah cinta yang jujur dan murni akan menjadi abadi. Terlalu banyak drama hanya akan menghambat ekspresi diri yang paling asli. Masih banyak cara di dunia ini untuk membuktikkan cinta yang tulus pada siapapun yang berada di sekitarmu. Kami pikir akan lebih bermanfaat jika dirimu mulai menghentikan sikap berlebihan dalam melakoni sebuah hubungan. Perasaan yang begitu dalam hanya akan membawamu tenggelam di mana terang sulit ditemukan. Padahal, cinta yang tulus adalah harapan yang membawa terang. Bukan begitu?