Bertemu denganmu adalah momen terindah yang pernah terjadi dalam hidupku. Aku tak bisa atau lebih tepatnya tak punya alasan untuk tak jatuh cinta kepadamu. Tawamu yang renyah, rengkuhanmu yang hangat, dan perhatianmu yang seringkali membuatku lupa daratan membuat hidupku jungkir balik tak karuan.
Namun, bahagiaku tak bertahan lama. Jika di dunia ini ada hal yang mustahil untuk kudapatkan, maka kamulah salah satunya. Ketimbang bertahan, lebih baik aku memilih untuk mundur perlahan…
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
1. Kamu, lelaki yang tak pernah kuduga. Tapi tingkah konyolmu selalu mampu membuat tawaku pecah.
Suatu ketika takdir dengan baik hatinya mempersilahkan kita berinteraksi berdua. Kamu yang sedikit kutahu ternyata mampu membuat tawaku pecah. Sungguh, cukup dengan banyolan sederhanamu, ruang hampa di hati ini perlahan berbunga. Kuperhatikan tawamu yang renyah, juga lesung pipitmu yang manis.
Jatuh cinta? Ahh, itu kesimpulan yang gegabah. Kurang dari 2 jam kita bicara. Secepat itukah hatiku merasa?
ADVERTISEMENTS
2. Perbincangan denganmu kini selalu kutunggu. Buatku, rasanya seperti candu.
Masih dengan euforia kemarin, terselip doa agar kita bersua kembali. Dan rupanya Tuhan pun mengizinkan. Kita kembali bertemu dan kamu memang pintar membuka obrolan. Dari cerita peliharaan hingga sakit yang membuatmu trauma. Film, lagu, sampai warna kesukaan pun tak lupa kita bicarakan. Diam-diam kuperhatikan kamu yang sesekali bersenandung pelan. Senyumku menyembul melihat gayamu yang santai.
Mungkinkah hari ini kembali terulang? Pun kalau tidak, ingin ku hentikan waktu dan membingkai momen indah ini agar kuputar ulang. Kini, berinteraksi denganmu selalu kutunggu hingga membuatku candu.
ADVERTISEMENTS
3. Selanjutnya sudah bisa ditebak. Wajahmu tak bergeming dari pikiranku.
Seharian ini konsentrasiku berantakan. Namamu selalu terlintas dalam benak. Dialog percakapanku          denganmu pun bersarang di kepala. Bahkan jika kuputar ulang pun aku masih ingat semua. Orang sekitarku pun heran. Jangankan mereka, aku pun tak tahu jawabannya.
Bohong, aku tahu itu semua karena dirimu..
ADVERTISEMENTS
4. Mungkinkah kamu punya perasaan serupa? Memikirkannya saja membuat pipiku menyemu merah.
Lagu cinta yang tak pernah kuputar kini mendadak menjadi langganan. Senyum-senyum sendiri aku mendengarnya. Kalau dulu setiap malam kuhabiskan dengan menonton TV atau film animasi favorit, kini semuanya kuliburkan. Kusiapkan secangkir teh hangat dalam genggaman dan lagu romantis sebagai latarnya. Merenung sendiri memandang bintang via jendela kamar. Berharap kamu pun melihat bintang yang sama. Dan kuharap juga punya rasa yang sama. Duh, mendadak pipiku menyemu merah.
Cinta memang satu-satunya kata yang kadang tak butuh penjelasan dan alasan. Ia kadang hanya membiarkanmu merasakannya.
ADVERTISEMENTS
5. Sayangnya, terlambat kutahu bahwa ternyata kamu milik sahabatku. Memang, kamu bukan untukku.
Selang berapa waktu aku tak lagi melihatmu. Terselip rindu di hati ini. Orang bilang rindu itu harus dituntaskan. Memang benar, kusampaikan pesan pada Tuhan bahwa aku ingin segera bertukar kisah denganmu. Atau setidaknya, aku hanya ingin menikmati tawa renyahmu dan melihat lesung pipitmu.
Tuhan memang baik dan selalu baik. Hari itu aku bertemu denganmu.
Tapi, kulihat kamu menggenggam erat tangan sahabatku. Sontak aku sadar, kamu memang tidak ditakdirkan untukku.
6. Ingin kuputar ulang waktu, tapi tak akan ada yang mampu. Dan aku pun hanya terpaku.
Detik itu rasanya ingin kuputar ulang waktu. Hari di mana kita pertama kali bertemu. Menghapus takdir kita hari itu. Dan mendadak aku malu dengan semua doaku pada Tuhan. Ingin kutarik semua doaku pada-Nya. Tak ada yang bisa kulakukan selain memaki diriku sendiri. Bodoh, kenapa bisa menaruh hati dengan pacar sahabatku sendiri. Dari sekian juta lelaki di dunia ini kenapa harus kamu.
7. Kucoba menjauhimu, meski rindu kepadamu selalu menyeruak di dalam kalbu.
Perkara melupakanmu bukan hal yang mudah. Sungguh di luar batas logika. Kuputuskan menyimpan rahasia ini. Dengan tetap terlihat biasa di hadapanmu dan sahabatku. Satu hal yang kusyukuri aku belum sempat bercerita soal perasaan ini pada siapa pun. Sepertinya semua akan baik-baik saja. Aku hanya butuh mengurangi interaksi denganmu, menjauhimu.
Tapi tak bisa kubohongi, masih terselip rindu untukmu di kalbu.
8. Tapi jika merindukanmu saja membuatku merasa dosa, maka kututup perasaanku sampai di sini saja….
Cinta memang tak bisa kita salahkan. Tapi kali ini pengecualian. Aku tak akan mengganggu kebahagianmu dengan dia. Jika merindukanmu saja membuatku merasa dosa. Maka jalan keluar satu-satunya adalah menutup perasaanku sampai di sini saja.
Semoga kamu dan dia selalu berbahagia. Biarkan aku menepi, mencari kebahagianku sendiri.