Jika Ingin Persahabatanmu Awet, Jangan Pernah Lakukan Hal-Hal Ini!

Memiliki sahabat memang menyenangkan. Susah atau senang, kita selalu punya orang yang bisa diandalkan. Sahabat jugalah yang paling mengerti diri kita, bahkan terkadang – walau agak merasa berdosa mengakuinya – lebih mengerti daripada keluarga sendiri. Sekali memiliki sahabat yang sejati, pasti kita tidak ingin mereka pergi.

Namun, menjaga persahabatan tidaklah mudah. Seringkali kita melakukan kesalahan yang membuat hubungan dengan sahabat menjadi renggang dan akhirnya saling berjauhan. Apa saja kesalahan tersebut?

ADVERTISEMENTS

1. Kamu Merasa Dirimu Paling Paham, Sehingga Tak Sadar Malah Menyebalkan

Dengarkan sahabatmu

Dengarkan sahabatmu via youqueen.com

Terlalu dekatnya hubungan persahabatan membuatmu merasa selalu paham dan mengerti perasaan sahabatmu. Padahal, keadaan ini dapat berubah menjadi sebuah jebakan yang dapat menciptakan jarak di antara kalian.

Saat sahabatmu bercerita, kamu merasa sudah tahu akan ke mana arah jalan cerita tersebut. Tanpa memperhatikan cerita lebih lanjut, kamu mulai berasumsi dan memotong ceritanya untuk memberikan pendapat serta saran. Bukannya membuat sahabatmu merasa lega, perilakumu ini justru akan memunculkan banyak kesalahpahaman yang tidak nyaman. Kalau kebiasaan itu terus berlanjut, bisa-bisa kamu tidak dipercaya lagi untuk menjadi teman curhatnya.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, berusahalah untuk menjadi pendengar yang baik. Walaupun sudah tahu akan mengarah ke mana ceritanya, diam dan tetap dengarkan saja sampai temanmu selesai bercerita. Tunggulah sampai ia tenang dan memintamu untuk berpendapat. Kalau memang ia tidak memintamu berpendapat, jangan paksa dirimu untuk bicara dan beralih untuk menghibur sahabatmu saja.

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS

2. Tidak Bisa Menolak, Selalu Mengatakan “Ya”

Berani bilang

Berani bilang “Tidak” via www.makeup4all.com

Selalu setuju pada apa yang sahabatmu katakan tidak lantas membuat persahabatanmu erat. Ini justru bisa membuatmu melakukan sesuatu dengan terpaksa dan pura-pura. Ini bukan pertanda bahwa hubungan persahabatanmu baik.

Seerat apapun hubungan persahabatanmu, pasti tetap ada perbedaan yang kalian miliki satu sama lain. Beranilah untuk berkata “tidak”, karena kamu tidak harus setuju pada apa yang sahabatmu lakukan dan sukai. Tidak perlu ada keterpaksaan, apalagi kepura-puraan. Ingat, kejujuran adalah pondasi dari segala hubungan.

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS

3. Banyak Menuntut, Namun Sedikit Memberi

Jangan banyak menuntut

Jangan banyak menuntut via fraserfilms.wordpress.com

Di dalam hubungan apapun, kamu tidak bisa hanya menjadi pihak yang mendapat keuntungan saja. Misalnya, kamu selalu ingin ceritamu didengar. Tapi saat sahabatmu yang ingin bercerita, kamu malah memalingkan muka. Mungkin awalnya mereka akan mengerti, namun mereka bisa belajar untuk tak peduli.

Sebuah hubungan harus berjalan dengan seimbang. Jangan terlalu banyak menuntut kalau memang tidak banyak juga yang bisa kamu beri. Tapi bukan berarti juga kamu bisa menuntut seenaknya jika (merasa) telah memberi banyak. Bersikaplah sewajarnya. Yang penting, kalian bisa sama-sama menikmati hubungan ini.

4. Tembokmu Masih Terlalu Tinggi. Kamu Belum Mau Membuka Diri.

original

Tembokmu masih terlalu tinggi

Dasar hubungan sebenarnya adalah kemauan untuk memperlihatkan kerapuhan. Ini memang tidak mudah. Perlu waktu untuk membangun kepercayaan. Kamu juga mungkin selalu ingin menampilkan dirimu yang bahagia dan ceria, supaya tidak menyusahkan. Namun, kamu lupa bahwa sahabat tidak hanya ada untuk saat yang bahagia saja.

Seorang sahabat akan selalu siap berada di belakangmu untuk memberi sokongan semangat saat kamu sedang “jatuh”. Kamu tidak perlu takut dan merasa rendah diri, karena mereka pun tahu kamu akan melakukan hal yang sama saat mereka “jatuh”. Hubungan sahabat itu lebih dekat dari sekadar teman, mereka bagaikan keluarga kedua. Jadi, tidak perlu ragu untuk membuka dirimu dan biarkan mereka mengenalmu dengan lebih dalam. Percayalah, ini akan membuat persahabatanmu semakin kuat.

5. Tidak Menjaga Kualitas Komunikasi di Antara Kalian

Jaga komunikasi kalian

Jaga komunikasi kalian via www.klutzclumlov.com

Berada di kota yang berbeda dengan sahabatmu sejak SMA memang sulit. Kalian tidak bisa semaunya mengatur waktu untuk bertemu dan berbagi cerita secara langsung. Belum lagi kalau kalian sama-sama sibuk. Karena keadaan ini pulalah, kalian menjadi ragu dan tidak “enak” untuk saling menghubungi.

Pikirkan lagi: kalau ia memang penting bagi hidupmu, bisakah kamu memutuskan komunikasi sama sekali? Selalu usahakan bertukar kabar atau mengobrol santai via pesan singkat atau suara. Jangan sampai nantinya kamu menyesal kehilangan dia!

6. Kamu Menomorsatukan Tampak Luar. Kualitas Pertemuan? Nomor Sekian!

Kualitas pertemanan harus diperhatikan!

Kualitas pertemanan harus diperhatikan! via asianmodelscoop.wordpress.com

Semakin dewasa, obrolan yang terjadi saat bersama sahabat tidak akan jauh-jauh seputar pekerjaan, penampilan, dan cinta. Secara tidak sadar, pertemuan yang seharusnya berkualitas itu berubah menjadi ajang pamer — siapa yang pekerjaannya paling baik, siapa yang bergaji paling tinggi, siapa yang menjadi makin cantik, dan siapa yang paling bahagia dengan kekasihnya.

Jangan sampai persahabatan yang kamu punya saat ini berubah menjadi ajang pamer. Tekankan selalu bahwa kualitas pertemuanlah yang ingin kalian capai.

7. Kamu Memasang Ekspektasi yang Terlalu Tinggi

Jangan berekspektasi

Jangan berekspektasi via imdb.com

Bersahabat dekat bukan berarti kalian bisa membaca pikiran satu sama lain. Saat sedang kesusahan, jangan terlalu berharap sahabatmu akan langsung tahu bahwa kamu ada masalah. Dia sahabatmu, bukan paranormal. Yang ada nantinya kamu kesal karena sahabat tak kunjung sadar kamu butuh bantuan.

Utarakan saja maksudmu untuk meminta waktunya sebentar. “Aku lagi ada masalah, nih.” Sebagai sahabat yang baik, ia pasti akan senang hati mendengarkannya. Namun jika waktunya sedang tidak tepat, giliranmu untuk menjadi sahabat yang baik dengan mencari waktu lain untuk bercerita.

8. Meminta Maaf, Tapi Tidak Tulus Mengakui Salahnya

Minta maaf dengan tulus

Minta maaf dengan tulus via www.autostraddle.com

“Iya gue salah. Maaf ya kalau kata-kata gue ada yang menyinggung lo.”

“Iya gue minta maaf. Tapi sebenarnya gue juga tersinggung sama kata-kata lo.”

Meminta maaf memang sulit, tapi lebih sulit lagi mengakui kesalahan. Terkadang meminta maaf hanya menjadi sebuah formalitas. Kalau sudah begini, tak ada dari kalian yang akan merasa puas.

Tidak perlu takut meminta maaf, apalagi mengakui kesalahan. Selain itu, jangan ungkit-ungkit juga kesalahan sahabatmu. Fokus saja pada dirimu dan biarkan ia mengakui kesalahannya nanti, dengan kesadarannya sendiri.

Menjaga persahabatan agar tetap awet memang tidak mudah, tapi bukan berarti mustahil. Persahabatan yang sejati pantas diperjuangkan agar abadi!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

I just love everything about food