Hati ini kalut ketika mengingat bagaimana dulu kita merangkai kata saat melepas kepergianmu. Kita berdua mengikat janji untuk selalu tegar dalam menjalani hubungan. Tanpa harus selalu bersedih bersama, kita saling berkata untuk selalu kuat menghadapi apapun yang terjadi. Karena kamu dan saya adalah satu, yang senantiasa mengeluarkan upaya maksimal menghadirkan keromantisan bersama.
Rindu yang melanda tak bosannya menghampiri. Ya, kamu dan saya selalu dihadirkan rasa rindu yang tak pernah menghilang ini. Kamu dan saya sama-sama selalu bersama menciptakan hubungan dengan mengesampingkan kerinduan. Padahal, kita pun tahu rindu ini telah membuncah dan sungguh menyulitkan untuk membiasakannya.
Namun, tanpa disadari ternyata sekarang saya lebih sukses menjalani hubungan yang terpisah oleh jarak. Saya sadar bahwa yang mampu membuat ketenangan dan ketentraman dalam jiwa hanyalah doa. Melalui doa, kegundahan dalam hati menghilang dan apa yang terucap akan sampai padamu.
ADVERTISEMENTS
Saya yakin kamu mengerti, punya rindu yang membandel dan tak juga pergi memang rasanya bisa sesakit ini.
“Rindu memang indah, namun lambat laun akan sangat menyebalkan…”
Kamu tentu paham bahwa jarak yang membentang ini menjadi salah satu yang dapat menimbulkan prahara. Rindu yang selalu menyertai dan tak ingin pergi ini sukses membuat saya uring-uringan. Beragam cara berkomunikasi telah kita coba dan semuanya tak ada hasil. Rindu ini masih melekat dalam jiwa, akan sosokmu dalam hari-hari saya, begitupun sebaliknya.
ADVERTISEMENTS
Kamulah yang berhasil membuat saya merasakan rindu yang luar biasa. Hari demi hari yang saya lalui tanpa kamu itu ibarat neraka.
“Memendam rindu berhari-hari sangat tak menyenangkan. Bagaimana caramu menanganinya?”
Rindu yang tak kunjung pergi ini selalu betah dalam diri saya. Oleh karena itu, “selamat” karena kamu berhasil membuat saya seperti ini. Saya paham ini memang harus dilalui, tapi tentu tak semudah itu, bukan? Proses yang dijalani ini tidak mudah. Saya pun berharap seiring berjalannya waktu akan menghilang.
Obat rindu yang paling ampuh adalah bertemu. Tapi saya paham, mewujudkan pertemuan pun tak semudah itu.
Mungkin kamu bosan dengan apa yang saya bilang…
“Saya ingin bertemu, secepatnya.”
Walau tentu itu hanyalah omong kosong belaka. Namun, ada kelegaan saat saya telah mengutarakannya. Merealisasikan sebuah pertemuan meski hanya beberapa menit saja memang sulit. Saya pun tak berharap banyak dan hanya mampu mencurahkan saja, tanpa berharap lebih pertemuan akan terjadi.
ADVERTISEMENTS
Kadang saya iri pada mereka yang bisa bertemu denganmu setiap hari. Tapi saya memahami, jarak adalah konsekuensi dari menjalani hubungan ini.
“Lagi sama siapa?”
“Teman, kamu?”
Tak hanya kerinduan, tapi rasa bahagia juga ada pada diri saat mengetahui bagaimana hari-harimu di sana. Bahwa kenyataannya kamu baik-baik saja dan tak ada hal yang mengganggu. Namun, ketika itu juga aku iri terhadap mereka.
Ya, mereka yang selalu bersamamu, yang senantiasa menemanimu ke manapun untuk meghabiskan waktu. Ingin rasanya saya berada di sana juga, menukar posisi. Lantas saya sadar, bahwa hubungan ini memang tak bisa disepelekan. Apa yang sudah dijalani harus dijaga, dan inilah konsekuensinya.
“Saya sedang iri dengan mereka. Ingin sekarang juga menukar tempat untuk berada di dekatmu…”
ADVERTISEMENTS
Untuk sekarang, saya memang tak ada di sisi. Pun kita tak bisa untuk saling menggenggam jari. Namun percayalah, doa dan cinta saya adalah yang akan selalu menyertai.
Suatu hari saya terbangun dan tersadar, bahwa ternyata aku tak di sana bersamamu. Ternyata semuanya adalah sebuah ilusi. Ilusi dari rasa rindu yang telah terpendam lama. Ilusi yang tercipta dari kerinduan yang diutarakan melalui komunikasi kekinian. Kemudian saya tahu, bahwa rasa rindu hanya mempan dijalani dengan baik melalui doa.
Ya, dengan doa yang tak bosan dipanjatkan adalah obat terbaik yang dapat saya lakukan. Percayalah, bahwa doa dan salam saya selalu menghadirkan keindahan bagi hubungan ini. Dan itu, tentu lebih dari cukup, untuk sementara ini.
Dari saya yang selalu memanjatkan doa setiap hari, setiap detik ketika mengingatmu. Tak bosan saya ucap nama kita berdua, agar Tuhan selalu merencakan yang terbaik bagimu dan diri saya. Ya, semoga dan selalu.