Aku cuma berharap, kamu mau mencintai dan menerima aku apa adanya.
Kebanyakan orang berpikir permintaan di atas salah satu tolak ukur untuk mencintai seseorang dengan tulus. Iya sih, cinta memang perlu ketulusan. Tapi bukan berarti cintamu ini, buta karena tak melihat hal lain yang penting untuk jadi pertimbangan. Belajar dari lagunya tulus, untuk tak mencintai dengan apa adanya. Sebab cinta dalam hubungan kalian ini perlu berkembang, dan itu tak bisa jika hanya menerima dan menerima. Toh sedikit tuntutan yang positif tak akan memberi dampak negatif pastinya.
Jadi, sebelum kamu sepakat dengan permintaan itu. Ada baiknya berpikir kembali, jangan-jangan di balik permintaan mencintai apa adanya, justru ada apa-apanya….
ADVERTISEMENTS
1. Dia tak ingin kamu menuntutnya macam-macam, makanya memintamu untuk mencintai dia apa adanya
Kamu itu terlalu keras sama diri sendiri, coba deh belajar lebih tenang dan bersyukur.
Bisa nggak, kamu lebih sabar sedikit aja?!
Menuntut memang selalu terkesan negatif, dianggap banyak maunya, dianggap terlalu egois, sampai dianggap kurang bersyukur dengan apa yang dimiliki sekarang. Padahal tuntutan kamu ini bukan hanya untuk dirimu, tapi juga kebaikan untuk dirinya sendiri. Kamu cuma ingin dia sama-sama berbenah diri, dan berkembang bersama denganmu juga hubungan ini.
Tapi apa jadinya kalau dari awal dia memintamu untuk mencintai apa adanya? Kamu diminta untuk tak sekedar mengerti kekurangan atau kelebihan yang dia punya, tapi juga memaklumi dan menerimanya tanpa harus menuntut macam-macam di kemudian hari. Kalau sudah begini, tujuan kalian menjalin hubungan bisa-bisa tak ada faedahnya sama sekali.
ADVERTISEMENTS
2. Bisa jadi dia tak ingin menerima kritik atau dikoreksi olehmu sebagai orang terdekatnya, saat dia membuat kesalahan
Nggak hanya mencegah adanya tuntutan ini itu terhadap kekurangannya. Bisa jadi permintaan untuk mencintai apa adanya itu bertujuan untuk membuat aman dirinya dari salah yang dia perbuat. Dia tak ingin kamu mengkritik atau mengkoreksi kesalahan itu, dan kasarnya memintamu untuk memaklumi dan menerimanya lagi dengan hati lapang.
Lho kok kamu telat lagi, jangan kebiasaan telat. Nggak bagus, kalau kamu kerja telat terus yang ada nanti dipecat.
Kamu nih ngeritik dan nuntut aja…. ya ini aku yang apa adanya!
((dalam hatimu, apa adanya ya nggak gini juga kali))
ADVERTISEMENTS
3. Jangan sampai kerelaanmu menerima dia apa adanya, membuat dia bertingkah seenaknya dan seperti tak punya tanggung jawab apa-apa
Ya aku begini ini – cuek dan semaunya sendiri – katanya kamu mau nerima aku apa adanya.
((Duh, nyesal!))
Bahayanya lagi kalau dia menggampangkan hubungan kalian. Komitmen yang sedari awal dibuat seperti angin lalu. Dia tak hanya seenaknya memperlakukanmu, tapi seringnya sosoknya tak bisa diandalkan untuk menjaga amanah juga tanggung jawab. Kamu seperti bermain bumerang, kerelaanmu mencintai dan menerima dia apa adanya menjadi senjata yang melukai perasaan kamu sendiri.
Kalaupun kamu komplain dia pasti akan melempar balik keputusanmu itu. Kan sudah jadi konsekuensi yang memang harus kamu tanggung.
ADVERTISEMENTS
4. Dia hanya sedang malas berusaha, menuntutmu yang terus berupaya. Tapi bukankah hubungan itu soal kerja sama?
Kamu dan dia memang tak sempurna, tapi keputusan untuk bersama sudah seharusnya bisa menyempurnakan kehidupan kalian.
Tapi bagaimana jadinya, jika dalam hubungan ini cuma kamu yang berusaha sendiri? Kamu yang selalu mencoba mengerti dia. Kamu yang berusaha mengalah saat terjadi perselisihan. Pokoknya cuma kamu yang selalu berusaha mengimbangi dirinya. Sedangkan dia bersantai menikmati kemudahan menjalani hubungan bersama kamu. Kasarnya, dia terlalu malas berupaya.
Beda ceritanya, jika kamu tak sepakat untuk mencintai dan menerima dia apa adanya. Kamu masih bisa meminta atau mengajaknya belajar untuk berbenah diri juga mendewasakan hubungan kalian. Pastinya semua terasa lebih ringan dan membahagiakan.
Bukankah hubungan itu soal bekerja sama antara kamu dan dia?
ADVERTISEMENTS
5. Sebenarnya seringnya mengucapkan kata cintai aku apa adanya, dia tak ingin membawa hubungan kalian kemana-mana
Ketulusan cinta itu tak sesempit ungkapan “cintai aku apa adanya”. Menerima pasangan juga bukan berarti tak mengajaknya berbenah atau berkembang ke arah yang lebih baik. Ketulusan cinta itu persoalan bagaimana kamu menerima segala usahanya dalam memperlakukanmu serta menjalani hubungan kalian.
Sedangkan mencintai dengan embel-embel “apa adanya” justru memperlihatkan ketidakseriusannya. Dia mengajakmu menjalani hubungan yang begitu-begitu saja, tak perlu membawanya maju ke depan. Alhasil semua usahamu justru yang akan sia-sia, seperti berjalan di treadmill, capek tapi nggak kemana-mana.
Sudah pasti bukan hubungan yang seperti ini yang kamu inginkan. Jadi, masih mau percaya sama dia yang bilang “cintai aku apa adanya”? Pertimbangkan baik-baik ya. 🙂