Saat kita melihat dua sosok lanjut usia, yang berjalan beriringan, saling menggenggam tangan, pasti muncul rasa iri di hati. Betapa indahnya jika hidup kita bisa demikian. Menua berdua dengan orang yang kita cintai sejak muda. Lalu kita pun bertanya-tanya, sekian lama, mengarungi waktu dan hidup yang keras ini, apa yang membuat dua hati senantiasa bisa berjalan bersisihan?
Dengan mudah, kita akan mengambil kesimpulan: itu cinta. Cinta lah yang membuat hubungan menjadi selamanya. Saat kita menemukan sosok yang tepat, saat cinta dalam diri kita menemukan rumahnya, lantas tidak ada apa-apa yang sanggup menggoyahkannya. Tapi benarkah bahwa cinta bisa menjadi kunci dari semua hubungan yang melibatkan dua hati?
ADVERTISEMENTS
1. Kita masih muda, dengan naifnya kita berpikir bahwa cinta adalah segalanya
Karena kita masih muda, dan belum banyak yang kita alami, kita memilih kesimpulan yang mudah saja. Cinta adalah penjaga hubungan dua manusia. Supaya bisa jadi selamanya, yang kita perlukan hanyalah cinta. Lalu dari situ, kita mulai mengagungkan cinta, dan menganggapnya sebagai segalanya. Untuk hidup bahagia, kita hanya butuh cinta. Karena dalam derita dan semua hal-hal yang buruk, cinta akan datang memperbaiki semuanya.
ADVERTISEMENTS
2. Tapi cinta yang begitu mendebarkan jiwa itu, benarkah selamanya? Ataukah hanya sementara?
Lalu kita pun akan menunggu-nunggu sampai saat itu tiba. Saat jantung kita berdebar begitu kencang meski hanya melihatnya dari kejauhan. Saat itu, barangkali kita berpikir bahwa belahan jiwa telah kita temukan. Selanjutnya cinta yang selamanya sudah dalam genggaman. Tapi benarkah cinta yang katanya begitu mendebarkan itu akan bertahan selamanya? Ataukah cinta hanya rasa sesaat yang bisa kita alami setiap saat dan bisa menghilang sama setiap saatnya juga?
ADVERTISEMENTS
3. Tak perlu kita menutupi semua, jika cinta memang segalanya dan selamanya, lalu mengapa ada orang-orang yang mendua?
Kita mungkin masih bisa berkeras, bahwa cinta bisa menjaga hubungan dua manusia. Bahwa cinta adalah alasan kita mempertahankan apa yang sudah kita punya. Tapi ada sebuah pertanyaan yang perlu kita jawab. Jika cinta memang segalanya dan bisa menjaga segalanya, mengapa ada orang-orang yang mendua? Cinta datang di awal hubungan, sampai sekarang katanya tetap ada, tapi mengapa ada orang yang membutuhkan orang lain jika dia sudah bersama orang yang dia cintai?
ADVERTISEMENTS
4. Cinta barangkali adalah rasa yang abadi. Tapi jatuh cinta bisa terjadi berulang-ulang dengan orang yang sama, atau kepada orang yang berbeda
Memang betul, sebagai sebuah rasa, cinta adalah sesuatu yang agung dan abadi. Kasih sayang di dunia datangnya dari cinta. Namun berbeda dengan jatuh cinta yang selama ini kita kenal bersama. Jika kita ingat lagi, seumur hidup kita ini, sudah berapa kali kita jatuh cinta? Bukankah mungkin saja kita jatuh cinta kepada orang yang berbeda? Sama seperti rasa cinta kita kepada mantan yang perlahan-lahan memudar. Jatuh cinta, adalah perasaan yang bisa terjadi berulang-ulang, entah itu kepada orang yang sama, ataupun kepada orang yang berbeda.
ADVERTISEMENTS
5. Sebagai manusia, perasaan kita selalu bergerak dan berubah. Tergoda pada orang yang lain itu wajar, karena kita memang selalu mendambakan yang lebih sempurna
Berbeda dengan gunung dan batuan yang selalu diam dan statis, kita sebagai manusia memiliki perasaan yang selalu bergerak dan berubah. Saat sudah bersama seseorang yang kita cintai, tertarik kepada orang lain adalah yang wajar. Seperti sebuah pepatah mengatakan bahwa rumput tetangga selalu lebih hijau. Meskipun kita tahu bahwa tidak ada yang sempurna di dunia, tidak bisa dipungkiri bahwa seringkali kita mendambakan pasangan yang sempurna. Kelebihan yang dimiliki oleh orang lain yang tidak ada pada pasangan kita, atau sekadar rasa jenuh pada hubungan yang sudah lama, bisa saja menjadi penyebab kita tergoda pada orang lain.
ADVERTISEMENTS
6. Ada saatnya nanti, debar-debar di hati yang menghampiri saat dia datang perlahan mulai memudar
Dulu, saat pertama kali bertemu, saat pertama kali bersanding di pelaminan, atau masa-masa awal sebuah hubungan, jantung berdebar-debar adalah hal yang biasa. Bukan karena penyakit kelainan pada organ kardiovaskular kita, tapi karena keberadaan dia yang membuat perasaan kita melonjak tak keruan. Itulah sensasi cinta yang, kita semua tahu, benar adanya. Tapi ada kalanya, apa yang meledak-ledak dalam dada itu akan memudar secara perlahan. Tenang, tidak semua orang  mengalaminya, tapi memang ada. Lantas bagaimana jika perasaan cinta itu hilang saat kalian sudah berada di sebuah jenjang pernikahan?
7. Saat ini terjadi, semuanya hanya bisa kembali pada komitmen yang dulu kalian sepakati
Cinta yang memudar bisa terjadi karena banyak hal. Tidak selalu karena ada orang lain yang lebih menarik dari pasangan, tapi bisa saja karena kita jenuh pada hubungan yang sudah berjalan begitu lama. Saat cinta yang mendebarkan itu mulai memudar, kini semua kembali pada komitmen yang dulu kalian sepakati. Ingat kembali pada tujuan saat kalian memulai sebuah hubungan. Â Terkadang janji-janji dan mimpi yang kalian miliki berdua, berharga juga untuk tetap dijaga, meski cinta tidak lagi mengambil peran utama.
8. Hubungan memang diawali dengan cinta. Tapi pada akhirnya, yang membuat bertahan adalah komitmen yang telah kalian jaga bersama
Cinta bisa menjadi awal sebuah hubungan. Tapi tidak selamanya cinta menjadi akhir dari sebuah hubungan. Kita boleh saja bersikap naif dan percaya bahwa cinta yang sejati akan selamanya. Beberapa orang yang beruntung, mungkin bisa menemukan belahan jiwa dan cinta sejatinya. Tapi diluar sikap naif yang kita miliki, kita bisa saja mempertahankan sebuah hubungan meski tanpa cinta sejati. Dengan komitmen yang dijaga sejak awal,kita bisa menciptakan cinta sejati itu sendiri, yang mampu bertahan meski sering kali didera pasang surut perasaan.
Cinta yang menghilang bukanlah hal yang mustahil. Rasa jenuh kepada pasangan dan ketertarikan pada orang lain mungkin saja terjadi. Bisa saja, sebenarnya kalian hanya membutuhkan waktu break untuk mengembalikan rasa yang mulai memudar. Toh, dengan hal-hal kecil, kamu bisa jatuh cinta lagi dengan pasanganmu. Tapi semua kembali pada komitmen kalian. Karena pada akhirnya kamu akan mengerti, bahwa bisa saja bukan cinta yang membuat hubungan berjalan begitu lama, tapi komitmen yang telah kalian sepakati berdua.