Kita pastinya mengharapkan hubungan pacaran bisa menuju ke jenjang yang lebih serius, yaitu pernikahan. Dan hubungan ini gak cuma penting bagi pasangan, tapi juga penting bagi teman-temanmu, keluargamu, dan semua orang yang kamu sayangi.
Dalam sebuah hubungan, sangatlah wajar bila terjadi perselisihan di tengah jalan. Namun kadang kita terlalu takut mengambil pilihan untuk mengakhiri dan memaksa terus berjalan meski hambar. Nah, tanda-tanda berikut ini mungkin bisa menjadi pertimbangan kamu untuk mengakhiri hubungan dengan si dia.
ADVERTISEMENTS
1. Kalian udah gak saling percaya
Kepercayaan itu salah satu pondasi yang paling penting dalam menjalin sebuah hubungan. Memang sih, ada fase pada awal hubungan di mana kalian akan saling cemburu dan sedikit posesif. Tapi, sebagaimana fase-fase lainnya, hal itu seharusnya hanya sementara. Dan jika kalian berhasil melaluinya dan belajar saling percaya, kalian bisa jadi pasangan yang lebih bisa saling menghargai.
Tanpa adanya rasa saling percaya, pondasi hubungan yang udah dibangun akan mudah runtuh dan rentan rasa cemburu, marah, posesif berlebihan, bahkan kekerasan dalam pacaran. Sampai di titik ini, kalian akan sangat sulit untuk memperbaiki hubungan, sehingga jalan terbaik adalah berpisah.
ADVERTISEMENTS
2. Kalian menganut nilai-nilai yang jauh berbeda
Masing-masing dari kita tumbuh di lingkungan yang berbeda-beda dan memiliki cara pandang serta menganut nilai-nilai yang takarannya berbeda: tentang keyakinan, adat, budaya, kebebasan, dan lain-lain. Nah, pacaran merupakan fase meleburnya nilai-nilai yang dianut kedua belah pihak untuk menemukan suatu kompromi dan asimiliasi lewat negosiasi.
Pacaran berarti kamu dan dia mencoba menyatukan prinsip yang kalian anut agar bisa berjalan seiring. Tapi, ketika si dia mulai memaksakan prinsip yang dia anut ke kamu padahal kamunya gak cocok, ini mungkin merupakan tanda awal bahwa kamu sebaiknya putus aja.
Dia yang akan jadi partner hidup sejatimu bukanlah dia yang ingin mengubahmu menjadi orang lain yang bukan dirimu.
ADVERTISEMENTS
3. Kamu tidak lagi melibatkan si dia pada rencana yang kamu buat di pikiranmu
Kita pasti selalu membuat rencana, baik itu untuk besok, seminggu ke depan, atau sebulan ke depan. Dan biasanya, kita pasti ingin melibatkan si dia dalam rencana tersebut terlepas dia bisa atau nggak. Misalnya, akhir pekan ini kamu ingin naik gunung, dan kamu merasa pasti asik kalo ngajak pacar kamu.
Nah, bila kamu gak lagi melibatkan dia dalam rencanamu, ini mungkin tanda untuk mengakhiri hubungan kalian. Karena secara gak sadar, kamu gak lagi melihatnya sebagai bagian penting dari hidupmu. Dalam hati, kamu sebenarnya udah merelakan dia untuk gak menjadi bagian dari kamu lagi.
ADVERTISEMENTS
4. Kalian gak lagi bisa menikmati hubungan ini
Pacaran harusnya menjadi saat-saat yang menyenangkan. Tapi ketika pacaran kamu jadi terasa hambar, gak ada bedanya kayak rutinitas lain hanya karena: “Apa boleh buat, dia kan pacarku,” mungkin ini tandanya kamu perlu menyudahi hubungan ini.
Pacaran mestinya bukan cuma soal belajar bertanggung jawab, tapi juga kesempatan untuk refreshing dan bersenang-senang bareng pasangan. Ketika kamu merasa bahwa pacaran mulai membosankan dan diskusi tentang menikmati saat-saat kencan gak lagi menghasilkan solusi, inilah saatnya mengakhiri hubunganmu dengan si dia.
ADVERTISEMENTS
5. Kamu membayangkan menjalani hidup bersama yang lain
Beda sama ngelamunin Ariel Noah atau Maudy Ayunda ya. Yang Hipwee maksud adalah kamu ngebayangin seseorang yang kamu kagumi di kampus, kantor, komunitas, atau di tempat kamu biasa nongkrong — seseorang yang kamu harapkan untuk berbagi kisah hidup denganmu.
Kalo kamu sampai kayak gini, mungkin kamu sebenarnya udah menyerah sama hubunganmu dengan pacarmu, baik secara psikologis maupun emosional, dan mungkin ini waktu yang tepat untuk mengakhiri hubunganmu dengannya.
ADVERTISEMENTS
6. Kamu gak bisa membayangkan masa depan bersamanya
Salah satu hal penting dalam menjalani hubungan adalah keinginan untuk merajut masa depan bersama. Kalo ternyata kamu gak bisa membayangkan masa depanmu sama dia, lalu tanyalah ke diri kamu sendiri: kenapa kamu memulai hubungan ini dan apa yang sebenarnya kamu harapkan?
Kalo kamu memang berniat menjalin hubungan jangka panjang yang serius, masa depan harus menjadi faktor yang substansial dalam hubungan kamu. Jika kamu emang gak menemukan masa depanmu bersamanya, gak apa-apa kok menyudahinya.
7. Kamu gak punya ketertarikan untuk menikah dengannya
Masih berhubungan sama poin di atas. Pacaran dan pernikahan berada di tingkatan yang sama sekali berbeda. Kamu bisa aja cinta sama dia dan mengajaknya pacaran. Tapi untuk menikah? Entar dulu. Menikah butuh tanggung jawab besar dan komitmen kuat yang nantinya gak cuma melibatkan kamu dan dia, tapi juga keluarga kalian. Kamu akan membangun rumah tangga bersamanya, punya anak, dan sebagainya.
Saat memutuskan untuk pacaran, itu sesederhana kamu tertarik padanya dan sebaliknya. Dia mungkin cantik/ganteng, lucu, asik, dan sebagainya. Tapi akankah dia jadi istri/suami yang baik? Jika jawabannya adalah tidak, mungkin ini saatnya kamu mundur teratur.
8. Dia kini seperti orang asing bagimu
Bagimu, dia adalah orang yang sama sekali berbeda dari yang kamu kenal dulu. Dia berubah, entar karena apa. Dia gak sepemikiran lagi sama kamu, dia gak lagi berbagi sama kamu, dan kamu merasa ikatan antara kamu dan dia udah pupus. Dia bukan lagi orang yang sama yang kamu cintai dulu.
Kalo udah begini, memilih untuk terus bersama hanya akan menyakiti kedua belah pihak. Dan meski menyakitkan, putus mungkin satu-satunya solusi.
Dalam hubungan pacaran, kamu masih punya banyak keleluasaan untuk memilih berhenti. Jadi, jangan buta. Gunakanlah perasaan dan logikamu untuk menentukan.
Lagipula, putus itu gak berarti akhir dunia kan? Siapa tahu kamu justru dipertemukan oleh jodoh kamu yang sebenarnya.