Salah satu hal yang lebih susah daripada mempertahankan sebuah hubungan adalah dengan tetap menjaganya dalam lingkaran privasi. Memang kadang kita ingin orang lain mengetahui apa saja yang telah kita lalui bersama pasangan dan kadang kita juga ingin beberapa orang ikut membantu dalam permasalahan yang sedang dihadapi. Namun tahukah kalian bahwa terlalu banyak membicarakan hubungan pribadi ke orang lain sebenarnya kita sedang mengacaukan hubungan itu sendiri?
Sama seperti ketika kita melihat berita tentang artis fenomenal yang sedang menebar sensasi di TV, lama-lama kita akan mulai jenuh dan kesal akan pemberitaan yang ada. Begitu pula jika orang lain mendengar tentang hubungan antara kamu dan pacar terlalu sering, nggak menutup kemungkinan bahwa orang-orang juga bosan mendengarmu bercerita tentang hal yang sama. Padahal seharusnya hubunganmu dan dia, detilnya hanya kalian berdua yang tahu.
Mengapa?
ADVERTISEMENTS
Hubungan yang dewasa nggak membutuhkan pengakuan dari orang sekitar. Jika kalian berdua memantaskan diri, pengakuan akan datang sendiri.
Masih ingat nggak kapan kamu pertama kali pacaran? Rasanya bahagia banget, kamu ingin semua orang mengetahui bahwa kalian berdua saling jatuh cinta.
“Selamat ya, semoga langgeng.”
“Duh kalian serasi banget, bikin iri!”
“Wah akhirnya kalian jadian. Ikut seneng deh!”
Mendengar respon positif orang-orang membuatmu makin semangat untuk memberitahu dunia bahwa kalian sedang menjalin hubungan. Memberitahu orang-orang sebenarnya nggak ada yang salah, hanya saja ketika sudah terlalu banyak orang yang kamu beritahu, rasanya hubungan ini tak lagi milikmu dan dia.
Sekarang karena kamu dan dia sudah dewasa, sudah saatnya juga kalian berdua belajar untuk membatasi siapa saja yang mengetahui hubungan kalian. Jangan takut dianggap jomblo ketika kamu sering terlihat sendirian, ketika kenyataannya kamu bahagia bersamanya, apalagi yang kamu harapkan? Pengakuan dan respon positif orang-orang akan muncul dengan sendirinya ketika mereka bertemu dengan kalian berdua dengan sendirinya tanpa harus kamu berusaha keras untuk memberitahu orang-orang bahwa kalian berdua menjalin hubungan.
ADVERTISEMENTS
Saran dan nasihat dari orang luar sering bukan jadi jalan keluar. Justru ini membuat kita gegabah dalam mengambil keputusan
Kadang saat kalian berdua berantem, kamu sering curhat sama temen soal kelakuannya yang membuatmu marah. Bercerita sekali atau dua kali sama teman sih nggak apa-apa, tapi kalau setiap kali kalian berantem terus kamu selalu cerita sama temenmu itu, bisa dipastikan nggak lama kemudian temanmu akan dilanda kebosanan. Bukan berarti dia sebel sama kamu, hanya saja dia bosan mendengar ceritamu yang itu-itu melulu.
Belum lagi ditambah ketika temanmu memberi sebuah saran, karena terlalu sering memberi saran, kita menjadi terlalu percaya pada mereka daripada diri sendiri dan pasangan. Sehingga kadang tanpa sadar seringkali kita mengambil keputusan yang gegabah tanpa mempertimbangkan akibat baik dan buruknya. Dan setelah keputusan itu kita ambil dan hasilnya tidak sesuai harapan, penyesalan akan datang menghampiri. Kenapa tidak mencoba untuk mendengarkan kata hati dan berusaha untuk lebih meyakini hubungan yang kalian jalani.
Ketika kamu mengulang cerita dan masalah yang sama setiap harinya, orang tidak akan lagi memandangmu sebagai pribadi yang dewasa. Karena orang dewasa akan belajar dari kesalahan yang telah dilakukannya.
ADVERTISEMENTS
Saran-saran yang orang lain berikan belum tentu cocok untuk masalah yang ada. Karena sebenarnya tak ada hubungan yang benar-benar sama.
Setiap hubungan memiliki cerita tersendiri dan nggak setiap permasalahan memiliki solusi yang sama. Jika kamu meminta saran dari orang-orang yang notabene belum mengenal kamu dan pacarmu dengan baik, bisa jadi mereka memberi saran sekedarnya hanya karena ingin kamu cepat-cepat diam dan berhenti mengeluh tentang hubunganmu.
Jika lain kali kamu dan pacarmu bertengkar, jangan terburu-buru untuk mengumbarnya dengan teman, apalagi di sosial media. Ingat, kalian berdua sudah dewasa, sudah sewajarnya pula jika kalian menghadapi masalah dengan dewasa pula. Orang dewasa nggak mungkin terus-terusan mengumbar hubungan ke publik, mereka akan mempublikasikan hal-hal yang mereka anggap pantas untuk orang lain tahu saja.
ADVERTISEMENTS
Pacaran selalu sepaket dengan kemungkinan putus lalu berhenti. Bagaimana kalau seluruh dunia sudah tahu backstage kalian selama ini?
“Hei, gimana kabar si Ketek Tapir?”
“Gue udah putus sama dia nih.”
“Hah putus? Terus foto-foto kalian di instagram nasibnya gimana?”
Kamu kebayang nggak gimana malunya kamu ketika kamu putus sama pasangan dan parahnya kamu terlanjur ‘bocor’ kemana-mana. Puluhan foto kalian di instagram yang terlanjur kamu upload mau nggak mau hanya tinggal cerita. Kalau nggak diupload sih nggak masalah, kenangan itu akan selalu menjadi milikmu. Tapi lain cerita jika kamu mengupload puluhan foto bersama pasangan, dengan lampiran judul seakan kalian tak terpisahkan, namun kehidupan memilih kalian tak lagi bersama. Kenangan itu akan menjadi milik publik, semua orang yang pernah melihat foto-foto kalian pasti akan bertanya mengapa dengan mendadak foto-foto itu menghilang dari akun instagrammu.
“Lo putus sama Ketek Tapir, ya? Wah sayang ya, padahal anaknya tante dari paman kakak sepupu pacar lo udah akrab banget sama lo kan?”
Kira-kira kamu mau jawab apa kalau diberi pertanyaan semacam itu?
Hubungan yang baik semestinya dinikmati berdua, jika orang lain melihat kemesraan wajar kalian, itu bonus buat mereka.
ADVERTISEMENTS
Yang terpenting, hubungan kalian tak akan lagi jadi milik berdua. Terlalu banyak orang yang ambil bagian di dalamnya. Kalau sudah begini, di mana spesialnya?
Seperti yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya, jika detil sebuah hubungan terlalu banyak diumbar maka akan banyak orang yang mengetahui seluk beluk kehidupan kalian meski hal itu sebenarnya sangat nggak perlu. Menurut kalian gimana sih rasanya ketika orang lain ikut campur dalam masalah hubunganmu dan pasangan? Nggak nyaman, kan? Bercerita pada orang terdekat memang boleh, namun lagi-lagi kamu harus dengan cerdas memilah informasi mana saja yang kamu anggap pantas untuk kamu bagi. Jangan sampai kebiasaan jelek pasangan ikut kamu bagi.
Memang wajar jika rasanya kita gatal untuk membagi cerita yang menarik kepada orang lain. Namun ada kalanya juga kita perlu mengetahui seberapa batas yang wajar untuk membagi ceritamu. Jangan sampai niatmu membagi cerita menarik berubah menjadi kegiatan yang membosankan.