Kamu mengingat betapa sering dia melarangmu, mempengaruhi pilihanmu, sampai dirimu sendiri merasa bertingkah mirip dengan pribadinya. Sebenarnya kamu tak menganggap itu sebuah beban atau hal yang kurang menyenangkan. Tapi semakin hari, kamu kembali berpikir mengenai dirimu sendiri.
Kamu mulai memikirkan definisi cinta dalam hubungan kalian ini seperti apa. Apa cinta di sini mengharuskanmu benar-benar melebur menjadi sosoknya? Tapi dia sendiri tak melebur dengan pikiran serta karaktermu sebagai pasangannya. Lalu bagaimana dengan cinta untuk dirimu sendiri?
Jangankan cinta untuk dirimu sendiri, kamu saja mulai merasa tak lagi kenal pribadimu. Sekarang semua yang kamu lakukan tak jauh dari keinginannya saja. Pikiranmu pun tak lagi dipacu untuk melahirkan gagasan atau pendapat untuk menghadapi segala permasalahan.
Sekalipun kamu merasa hubunganmu lancar, tapi hati kecilmu masih saja dikejar pertanyaan, “Yakin hubungan kalian sehat? Kalaupun tak sehat, tahu dari mana?”. Kamu memang tak bisa menilai secara langsung. Tapi dengan merenungkan beberapa hal ini lagi, setidaknya ada jawaban yang bisa kamu temui.
ADVERTISEMENTS
1. Kamu mulai kehilangan bahkan lupa dengan pencapaian diri. Mimpi pribadi tak lagi penting
Kamu masih ingat setahun lalu sebelum benar-benar dekat dengannya, dirimu ini seorang jurnalis yang keras kepala. Kamu selalu ingin bekerja sesuai dengan renjanamu. Kalau tak jadi jurnalis, paling tidak kamu bisa bekerja di media sebagai penulis. Di balik kesibukanmu, diam-diam kamu menyusun rencana ke depan untuk hidupmu.
Tapi kini renjana serta rencana-rencana yang sudah kamu buat menguar entah ke mana. Kamu jadi lebih terfokus dengan keinginan terbesarnya dan rencana-rencana untuk hubungan kalian. Kepentinganmu bergeser begitu saja ke pencapaian untuk dia dan hubungan. Sedangkan pencapaian untuk dirimu sudah hilang bahkan kamu mulai lupa dengan wujudnya. Sementara hubungan yang sehat harusnya berkembang dari pencapaian dia dan dirimu. Bukan berat sebelah seperti sekarang.
ADVERTISEMENTS
2. Kamu sering menuruti cara dia menjalani semuanya. Keinginan serta jalan pikiranmu terabaikan begitu saja
Semua itu soal maunya dia. Dia maunya kamu yang mengalah dalam urusan pekerjaan. Atau kamu harus mencari pekerjaan yang bisa jadi pegangan alias mapan. Sedangkan dia masih terus kukuh untuk bekerja sesuai dengan renjananya yang sama sekali tak bisa diandalkan. Awalnya kamu berat, tapi lama-lama dirimu sendiri mengamini jalannya ini.
Dan sampai sekarang, kamu akhirnya lebih sering menuruti cara dia menjalani semuanya. Mulai dari karir, hubungan, sampai hal remeh temeh seperti sekadar menentukan kalian akan berakhir pekan ke mana. Padahal sebelumnya kamu sempat berpikiran, kalau liburan kali ini enaknya kalian cukup pergi mencari buku dan makan bersama. Tapi nyatanya di akhir pekan kamu dan dia pergi ke tempat-tempat yang sesuai keinginnya. Kelihatannya persoalan sepele. Padahal ini tanda keinginan serta jalan pemikiranmu mulai terabaikan oleh dirimu sendiri.
ADVERTISEMENTS
3. Rasa khawatirmu hanya tertuju ke dia dan hubungan, sedangkan kehidupanmu sendiri seperti terlupakan
Aku nggak pengen kehilangan dia. Pokoknya jangan sampai hubungan ini berantakan.
Sudah terlalu sering kamu memikirkan hal seperti ini, sekalipun hubungan kalian berjalan dengan baik. Sementara kekhawatiran mengenai kehidupan alias dirimu sendiri seperti terlupakan. Seperti misalnya urusan bisa atau tidaknya kamu jadi seorang peneliti sudah benar tak terpikirkan. Atau soal hubunganmu dengan teman yang semakin renggang pun tak lagi jadi kegelisahanmu. Sebab kekhawatiranmu hanya bermuara di dirinya dan hubungan kalian. Kekhawatiran ini juga yang sebenarnya membuatmu jadi lebih mementingkan keinginan serta pemikirannya.
ADVERTISEMENTS
4. Kamu jadi semakin sering dikontrol dan diharuskan tampil sempurna demi pasangan
Kamu perlu tahu bedanya posesif dan protektif. Dua frasa ini kelihatannya mirip, tapi maknannya tetap berbeda jauh. Apalagi dalam hubungan yang nyata, dia yang posesif akan membuatmu layaknya boneka. Kamu dikontrol atau diatur-atur dalam segala hal. Membuatmu tak mudah menentukan keputusan sendiri yang sesuai pribadinya. Tak hanya sampai di sana, dia sendiri sering mengharuskanmu berbenah demi tampil sempurna di matanya. Kamu harus benar-benar berjuang mengikis keras kepalamu. Kamu harus mulai belajar bersikap dan berpenampilan seperti standar yang dia buat.
Padahal, sebelum ada dia kamu sosok yang fleksibel dan sedikit nyentrik. Kamu selalu punya pilihan penampilan yang berbeda dari teman-temanmu. Kamu selalu tak memikirkan soal penilaian orang tentang dirimu. Selama kamu nyaman, kenapa harus diubah sampai sempurna dan berbeda? Bukankah mencintai seharusnya membuat dia pun menghargai hak-hakmu sebagai individu untuk berekspresi?
ADVERTISEMENTS
5. Urusan pasangan selalu didahulukan daripada kepentinganmu sendiri
Nis, besok ketemuan yuk. Mau ngomongin online shop kita.
Lihat besok ya. Aku diminta nemenin Didit dulu nih…
Jangankan kepentingan temanmu. Kepentingan dirimu saja kadang tak segera didahulukan, saat berbenturan dengan keinginannya. Dengan kata lain, kamu jadi lebih terfokus ke semua urusan pasanganmu. Sekalipun kepentingan ini bukan untuk hubungan kalian. Tapi, tetap saja semua harus dia yang didahulukan. Saking tak sadarnya, kamu pun sudah berkali-kali mengesampingkan urusan yang lain yang sebenarnya sama atau lebih penting.
Tak seperti ini harusnya hubungan yang sehat. Harusnya kepentinganmu perlu diutamakan juga. Bukankah pasangan harusnya bisa saling mendukung satu sama lainnya?
ADVERTISEMENTS
6. Akhirnya kamu sendiri sering merasa ada yang kurang dari dirimu, tanpa sadar kalau jati dirimu sudah hilang
Kayaknya ada yang kurang dari diri ini. Tapi kira-kira apa ya?
Pelan tapi pasti pertanyaan itu seperti mengoyak-ngoyak lagi definisi hubungan yang langgeng. Apa gunanya langgeng kalau kamu berubah menjadi orang yang tak dikenali oleh dirimu sendiri? Apa gunanya langgeng kalau sosokmu tak benar-benar ada di dalamnya?
Kamu seperti bayangan yang tinggal dengan sangat tenangnya di diri pasanganmu. Apapun yang kamu lakukan selalu berkaca padanya. Kamu seakan tak lagi punya nyawa. Sadari sekarang dan kamu tak semestinya bertahan.