Artikel Hipwee ini dipersembahkan oleh POCARI SWEAT. Minuman mengandung ION yang bikin puasamu gak berat lagi.
Seandainya ada tombol rewind dalam kepala masih bisa dengan jelas kuputar ulang setiap detil pertemuan pertama kita. Petang itu aku yang suntuk dihajar kesibukan memutuskan mengikuti ajakan teman untuk sekadar jalan-jalan di taman. Menghalau kepenatan, sekaligus memanjakan pandangan.
Tapi kejutan semesta memang sangat tak bisa diduga. Di tengah semua upaya membunuh rasa lelah dirimu datang menawarkan kesegaran yang membuatku tak lagi payah. Hari itu aku tahu dua hal — namamu Biru. Dan kamu sudah sukses mencuri hatiku
ADVERTISEMENTS
Selama ini aku  mengikik geli saat ada yang bisa jatuh cinta dalam sekali lihat saja. Buatku tidak rasional sekali rasanya
Proses jatuh hati buatku seperti sebuah prosesi panjang slow waltz yang melenakan. Semua butuh persiapan, tidak ada jatuh hati yang bisa terjadi dalam sekian hitungan. Bukan hanya tentang saling mengenal — jatuh hati juga soal mempersiapkan kompartemen hati agar kembali siap dimasuki. Setelah sebelumnya dihantam rasa nyeri berkali-kali.
Sebab itu, jatuh cinta pada pandangan pertama berada di kutub lain dalam kamusku. Tidak hanya kurang rasional, jenis cinta yang satu ini juga tak tahan lama di mataku.
Cinta yang cepat datang sempat kusangka setara dengan rasa yang lekas hilang. Sampai hari itu kutemukan dirimu yang mengguncang semua keyakinan ini dengan lantang.
ADVERTISEMENTS
Namun kamu datang sebagai anomali. Kegigihan yang tampak dalam langkahmu berlari mengetuk hati untuk mengenalmu lebih dalam lagi
Rasa tertarik memang tidak butuh penjelasan panjang lebar. Sekilas lihat, kehadiranmu sudah langsung mampu menciptakan pendar. Petang itu kulihat kamu berlari dalam langkah-langkah panjang. Rambutmu yang sebahu tergerai bebas, bergerak sesuai ayunan kaki dan lengan yang ritmis. Jelas, olahraga satu ini sudah sering kau lakoni. Berbeda denganku yang hanya lari sekian bulan sekali.
Dari kawan yang menetap di komplek dekat taman pertama kali kita bertemu kuketahui hari itu bahwa namamu Biru. Paling tidak 3 kali seminggu kamu berlari di taman itu. Kawanku itu bahkan bilang kamu adalah atlet lari tercepat di taman itu. Sampai saat ini belum ada yang bisa menandingi gigih dan kuatnya langkahmu.
Entah karena apa, hari itu ada rasa yang berbeda dalam hati. Aku merasa harus mengenalmu lebih dalam lagi. Tak keberatan rasanya kulakoni apapun yang bisa membuat kita saling mengenal lalu membuka hati. Sebab kesempatan macam ini rasanya tak akan datang dua kali.
ADVERTISEMENTS
Kamu bebas mengolok apa yang terjadi setelah ini . Kekonyolan memang seiris dengan upayaku mendekatkan diri
Rasa yang kuat memang bisa jadi jebakan. Desakan di dalam dada membuatmu jadi orang yang bisa melonjak kegirangan dan bersemangat tanpa alasan. Namun bisa juga menciptakan kebodohan-kebodohan berkepanjangan. Dalam kasusku, rasa tertarik padamu membuatku jadi badut bodoh minus seragam.
Sekali waktu kuminta teman yang memang atletis dan gemar olahraga mengajariku cara berlari yang benar secara teori. Aku ingin bisa berlari di sisimu tanpa kikuk dan terlihat amatir sekali.
Setiap pagi, selepas sahur, ia jadi coach pribadiku. Dengan tekun kami putari komplek rumah demi mendapatkan ritme yang paling nyaman dilakoni. Baru karena kamu berlari berubah jadi rumit sekali, olahraga ini ternyata tidak sesederhana menggerakkan kaki.
Untuk kawanku, aku jelas bukan murid idaman. Tak cuma sekali dia berteriak demi membenarkanku saat mengambil ancang-ancang. Atau menyemangatiku agar berlari lebih kencang. Kujamin, melihatku digembleng habis-habisan akan membuatmu terkikik geli. Tidak percaya ada orang yang kemampuan olahraganya sebodoh ini.
ADVERTISEMENTS
Sekarang boleh jadi buatmu aku belum masuk hitungan. Tapi tunggu saja, segera akan kau lihat pria yang berjuang keras demi membuktikan perasaan
Semua butuh proses, Biru. Tak terkecuali dalam upayaku mendapatkan hatimu. Kumohon biarkan kali ini aku mengambil waktuku.
Memang tak akan langsung kau temukan pria atletis yang mampu menyamai langkah-langkah teguhmu. Sesekali kau akan melirik aneh setiap aku mendekat, berusaha menyamai langkahmu, lalu malah ketinggalan jauh di belakangmu.
Kuharap kamu pun rela bersabar jika di lain kesempatan kamu malah harus rajin mengingatkanku. Setiap waktu sahur tiba, pesanmu selalu masuk dengan beberapa baris sederhana:
“Hey Dion, jangan lupa minum POCARI SWEAT ya pas sahur. Biar ION terjaga dan gak dehidrasi waktu lari berdua.
Sekilas, pesan yang gaya bahasanya cuek itu menunjukkan olokan dan rasa tak pedulimu. Tapi aku tahu, ada kebaikan di balik maksudmu. Meski sekali baca tampak kurang peduli, kamu ingin kebutuhan ION ku terpenuhi. Puasa hari ini harusnya tidak jadi halanganku untuk kuat berlari.
Di matamu saat ini mungkin aku hanya pria random yang jauh dari kriteria pasangan yang layak mendampingi. Namun kamu perlu tahu satu hal,
Pria ini rela berpayah demi mempersiapkan diri. Pria ini juga sabar menunggumu mau membuka hati. Ada orang yang memperjuangkanmu sekuat ini.
Sampai saat itu tiba, Biru. Ijinkan aku terus berusaha #KEJARBIRU. Karena kamu memang sudah sukses mencuri hatiku.