Pacaran itu tak ubahnya sebuah pertandingan maraton. Di beberapa titik, kamu harus mengerahkan tenaga untuk berlari sekencang mungkin. Tapi di beberapa waktu tertentu kamu perlu menghemat nafas dan memelankan langkah agar mampu mencapai garis finish.
Dalam hubungan cinta, hukum ini juga berlaku. Ternyata ada beberapa momen dalam pacaran yang membutuhkan usaha kuat darimu dan pasangan agar hubungan kalian bisa tetap bisa bertahan. Namun ada juga masanya kamu dan dia hanya cukup menjalaninya saja. Penasaran kan, kapan saja momen-momen kritis dalam pacaran yang harus kamu waspadai?
ADVERTISEMENTS
1. Jalan 2 Minggu – 1 Bulan: Berikan yang Terbaik, Atau Ditinggalkan
2 minggu hingga 1 bulan pertama setelah kalian jadian adalah masa saling mengenal satu sama lain. Biasanya kamu dan pacarmu masih malu-malu dan agak tidak percaya kalau kalian sudah punya pasangan. Ikatan emosional kalian belum terlalu kuat di titik ini.
Kalau kamu dan pasangan baru banget jadian, yang perlu kamu ingat adalah berusahalah untuk selalu memberikan yang terbaik. Jangan pelit memberi hadiah, kejutan atau kata-kata manis. Di titik ini kalian belum terlalu terikat satu sama lain. Belum banyak kenangan yang kalian miliki bersama. Si dia bisa saja berubah pikiran dan meninggalkanmu kalau kamu gak berusaha.
ADVERTISEMENTS
2. Pacaran 3 Bulan: Masa-Masa Manis Untuk Bekal Perseteruan Ke Depan
Setelah mencapai waktu 3 bulan pasca pacaran, kamu dan dia sudah banyak melewati berbagai kejadian bersama. Kalian sudah terintegrasi menjadi “Kita” dibandingkan kesatuan masing-masing “Aku” atau “Kamu”. Kamu dan pasanganmu sudah merasa bersatu dan bersama.
Momen ini adalah masanya kalian sedang menikmati romantisme yang baru tumbuh. Semuanya akan terlihat indah dan menyenangkan. Kalau ada masalah, kekuatan cinta yang lagi hangat-hangatnya pasti bisa menjadi jalan keluar handal. Rasa sayang yang masih sangat besar ini tidak perlu kamu redam.
Keluarkan saja, ekspresikan kasih sayangmu pada pasangan selepas yang kamu mau. Masa bulan madu yang kerap terjadi hingga berjalannya hubungan sampai ke 3 bulan ini bisa jadi bekal yang oke untuk hubungan kalian kedepan. Saat nanti kalian sudah mulai berkonflik, manisnya waktu ini bisa kembali kalian ingat. Kamu tentu tidak akan dengan mudah meninggalkan seseorang yang sudah menjalani banyak kenangan indah bersama ‘kan?
ADVERTISEMENTS
3. 6 Bulan Jadian: Belajar Cara Menyelesaikan Masalah
Setelah melewati yang manis-manisnya aja, kamu dan pasangan akan kembali ke kenyataan. Kalian kembali ke zona normal, dimana selalu bersama sudah tidak lagi terlihat begitu menggoda. Kamu kembali ke rutinitas dan teman-temanmu, dia juga kembali ke hal-hal yang biasa dilakukan setiap hari. Kalian sudah merasa aman untuk saling meninggalkan tanpa harus kehilangan.
Di waktu 6 bulan setelah pacaran, perbedaan dan konflik sudah tidak lagi bisa disembunyikan atas nama cinta. Mau sesayang apapun kalian ke pasangan, kalau dia melakukan kesalahan ya kamu akan kesal. Perbedaan kebiasaan dan cara pandang kerap jadi sumber pecahnya pertengkaran.
Di momen ini, penting bagi kamu dan pasangan untuk mencari pola penyelesaian masalah yang paling cocok bagi kalian berdua. Di titik inilah kalian perlu belajar bagaimana menghadapi perpecahan yang timbul dalam hubungan. Jangan sampai kalian malah menghindari masalah dan mendiamkannya karena takut terlibat konflik. Jika kamu dan dia tidak mau belajar menghadapi konflik sekarang, mau nunggu sampai kapan lagi?
ADVERTISEMENTS
4. Sudah 1 tahun : Ke-“Aku“-an Kembali Muncul
1 tahun. Hore, anniversary pertama! Kadang kamu dan pacarmu masih gak percaya kalau kalian udah 1 tahun bersama. Rasanya baru kemarin deh kalian jadian. Biasanya beberapa bulan setelah 1-tahunan, kamu dan pasangan akan kembali ke masa manis. Nostalgia berbagai kenangan yang sudah dilewati selama ini.
Namun, di titik ini pula rasa ke-“Aku“-an akan kembali muncul. Selama 365 hari yang lalu, kamu dan dia seakan dipayungi oleh identitas kalian sebagai pasangan. Setelah satu tahun, rasa ingin kembali ke identitas kalian yang dulu akan semakin kuat. Kamu tidak lagi ingin hanya dikenal orang sebagai pacarnya si “X”. Tapi kamu juga ingin dikenal sebagai pribadi yang utuh, dengan kelebihan dan keunikanmu sendiri.
Kamu dan pasangan akan kembali sibuk mengejar pencapaian kalian masing-masing. Yang perlu diingat, di titik ini jangan terlalu banyak menuntut. Jalani saja proses yang ada di depan mata. Terkadang memang rasanya nggak enak. Dulunya kalian berdua sangat dekat, sekarang harus berjarak. Romantisme yang menggebu seakan hilang. Gak perlu khawatir. Yang perlu kalian lakukan cuma harus tetap menunjukkan rasa sayang pada pasangan. Usahakan untuk selalu menciptakan romantisme diantara kalian. Namun, bebaskan juga pasanganmu untuk kembali mengejar impian pribadinya.
ADVERTISEMENTS
5. 1095 Hari Bersama: Jebakan Kenyamanan
Pertama, kamu dan pacarmu perlu bersyukur kalau bisa mencapai titik ini. Gak semua pasangan bisa bertahan sampai 3 tahun. Kamu dan dia sudah mulai berbicara soal membawa hubungan imi ke level yang lebih serius. Setelah cukup lama bareng, tentunya kamu dan dia sudah merasa super nyaman dengan kehadiran satu sama lain. Tapi hati-hati, kenyamanan ini juga bisa menjelma jadi pisau bermata dua.
Kamu dan pacarmu perlu terus berusaha saling mencintai dalam situasi normal. Tanpa harus ada perayaan, tanpa perlu taburan kata cinta setiap saat. Rasa sayang harus terus dihidupkan dalam kondisi normal. Kalau tidak, kenyamanan justru bisa menjauhkan kalian berdua. Karena sudah terlalu tahu kebiasaan, kamu dan dia sudah tidak lagi merasa perlu untuk berlaku manis atau memberikan kejutan. Padahal, cinta juga butuh terus diperjuangkan.
Agar hubunganmu terus bisa berjalan lancar, kamu dan dia harus kembali mengingat bahwa cinta adalah kata kerja. Dia harus dibuktikan dengan perbuatan, gak cukup hanya sekedar status. Dibutuhkan usaha untuk membuat cinta tetap hidup. Demi langgengnya hubungan kalian, jangan pernah lupa untuk terus melakukan pekerjaan-pekerjaan cinta untuk pacar tercinta. Atau cinta kalian akan perlahan tergilas oleh roda kenyamanan yang melenakan.
ADVERTISEMENTS
6. 7 Tahun: Lanjut Menikah, Atau Putus Lalu Menikah (Dengan Orang Lain)
Ini lebih jarang lagi. Gak banyak pasangan yang bisa bertahan sampai ke titik ini. Momen 7 tahun pacaran juga cukup unik, karena bisa dibilang jadi masa paling menentukan dalam sebuah hubungan cinta jangka panjang. Kalian sudah menghadapi berbagai suka dan duka bersama. Kecocokan diantara kalian berdua juga tidak perlu diragukan lagi.
Tapi semua bisa berubah saat pertanyaan, “Kapan nikah?” menyerang. Yup, gak semua orang siap menghadapi komitmen besar bernama pernikahan. Bisa jadi pasanganmu udah merasa siap menikah, sementara kamu masih ingin menjalani hidup lajang. Perpisahan yang terjadi di titik ini biasanya disebabkan oleh perbedaan dalam memandang sebuah komitmen.
Kalau kalian sudah sama-sama siap menikah, maka hubungan 7 tahun bisa menjadi awal yang baik untuk mengarungi kehidupan selanjutnya. Sebaliknya, yang harus putus karena salah satu pihak belum merasa siap sering dihadapkan pada rasa lelah untuk memulai lagi dari nol dengan orang baru. Akibatnya, pasangan yang putus di level ini biasanya akan meresmikan hubungan dengan pasangan barunya sesegera mungkin, karena enggan menjalani segala drama pacaran yang tak berujung kepastian seperti kemarin.