Awal-awal punya pasangan hati ini rasanya memang berbunga-bunga saja. Kamu sebagai cewek pastinya menaruh banyak harapan di hubungan yang sekarang. Mulai dari komitmen hubungan ke depannya, sampai hal-hal remeh yang terlanjur menjadi strereotip dari kehadiran pasangan. Hal-hal remeh yang dikenyataannya tak selalu sama, malahan bikin kamu menghela napas panjang.
Kok cowokku begini sih…. Kok punya pasangan, tapi rasanya hampir kayak nggak punya….
Sebenarnya nggak ada yang salah dengan pasanganmu, kalau saja kamu tak langsung berharap lebih atau macam-macam. Kasarannya memang kamu harus lebih realistis melihat bagamana hubungan atau sosok pasangan semestinya. Paling tidak kamu harus paham kalau beberapa hal ini tak akan selalu bisa kamu dapat dari pasanganmu.
ADVERTISEMENTS
1. Ada yang memperhatikan selain orang tua, tapi ternyata semua cuma ada di awal saja
Adanya pasangan memang untuk saling melengkapi, dalam artian ada seseorang selain keluarga yang bisa diajak berbagi perhatian dan kasih sayang. Tapi terkadang kamu terlalu berpikir berlebih soal bentuk atau kadar perhatian itu sendiri. Di anggapanmu punya pasangan sudah pasti membuatmu diperhatikan dalam semua hal, dari mulai soal kesehatan, hobi, sampai urusan karirmu.
Padahal kapasitas dia memperhatikanmu tak selalu tumpah ruah seperti di awal hubungan, yang kata orang masih masa anget-angetnya kalian sebagai pasangan. Sebab setelah tiga bulan awal terlewati semua kembali seperti biasa, semua berjalan sekadar tapi wajar. Dari sini kamu harus mulai menerima kenyataan, tak perlu terlalu berharap dia memperhatikanmu secara berlebih. Jalani saja dengan saling perhatian yang wajar, supaya tak perlu merasa dirugikan atau kecewa.
ADVERTISEMENTS
2. Bisa membagi momen bersama di sosial media, tapi sayangnya nggak semua cowok suka mengumbar mesra di sana
Jujur sebelum punya pasangan, kamu selalu dibuat iri dengan teman-teman yang mengunggah kebersamaan dengan pasangannya. Di penglihatanmu, mereka bisa dibilang bahagia dan selalu baik-baik saja. Ada beberapa yang bisa dikategorikan romantis karena sering mengumbar kemesraan. Ada juga beberapa yang kamu anggap lucu dan seru karena mengumbar kompak dalam berbagai hal.
Dari sana akhirnya terbentuk keinginan yang sama, saat punya pasangan kamu ingin berbagi momen bersama di sosial media. Tapi sayangnya tak semua cowok bisa dengan mudah atau nyaman mengumbar kemesraan bersama pasangan di sana. Ada cowok yang hanya ingin mengunggah beberapa momen yang benar-benar penting. Ada yang justru tak terlalu tertarik, tapi tak melarangmu membagi momen bersama di akun pribadimu. Ada juga yang sama sekali tak nyaman dengan hal semacam itu.
Semua kembali lagi ke penyikapan dan pengertianmu. Jangan karena dia bukan tipe yang suka mengumbar kemesraan, lalu kamu menudingnya tak sayang atau serius dengan hubungan kalian. Membagi momen kebersamaan tak selalu menjadi patokan bagaimana perasaan dan pikiran dia kepadamu
ADVERTISEMENTS
3. Kemana-mana ada yang menemani, padahal dia juga seringnya sibuk sama urusannya sendiri
Punya pasangan bukan berarti kamu berhenti untuk mandiri. Sesekali di antar – jemput pasangan, ditemani ke acara-acara kantor atau nikahan teman, atau dibantu menyelesaikan tugasmu sebenarnya sah-sah saja. Tapi kamu sendiri harus ingat, pasanganmu ini pun punya tanggung jawab atas kegiatannya sendiri. Di satu waktu, kamu harus menerima risiko pergi atau mengerjakan sesuatu yang sulit sendiri, karena memang dia pun harus fokus dengan urusannya. Di saat seperti itu pula, pengertianmu sebagai pasangan diuji. Seberapa dewasa kamu menilai atau menyikapinya.
ADVERTISEMENTS
4. Punya pasangan nggak menjamin ponselmu selalu ramai dengan chat berdua. Apalagi kalau cowokmu tipikal yang cuek, siap-siap aja ya….
Komunikasi memang bekal hubungan, tapi bukan berarti harus setiap menit saling berkabar atau chattingan. Kamu dan dia sama-sama punya pekerjaan yang tak kalah pentingnya. Esensi dari berkomunikasi yang baik juga bukan dari kuantitas kalian saling berkirim pesan atau telepon, tapi lebih ke kualitasnya. Jadi jangan terlalu berharap kamu dan dia bisa chat setiap menit. Paling tidak dalam sehari itu kamu dan dia punya waktu-waktu tertentu untuk saling berkabar dan bercerita. Bisa di awal hari, saat makan siang atau saat kalian sudah akan istirahat. Selebihnya, ya kalian harus mengurus pekerjaan yang jadi tugas utama.
Apalagi kalau cowokmu ini seseorang yang tergolong cuek. Setidaknya kamu harus bersiap-siap, untuk jarang sekali chat atau menerima kabar darinya. Bukan apa-apa, cowok cuekmu ini memang kadang lupa dengan yang lain saat sedang fokus dengan satu hal yang dia kerjakan. Biar nggak bawaannya curiga, kamu perlu tahu hal seperti ini.
ADVERTISEMENTS
5. Karena semua tetap ada prosesnya, jadi kamu tak perlu terburu-buru berharap segera dikenalkan ke teman atau keluarganya
Kebanyakan dari kamu pasti berharap bisa mengenal lingkungannya, dari mulai teman hingga keluarga. Tapi sebelum kamu berharap sekali akan dikenalkan ke mereka semua. Ada baiknya kamu jalani saja dulu hubungan yang baru ini dengan wajar. Biarkan semua beproses dengan semestinya. Sebab cowok pun perlu persiapan untuk membawa dan mengenalkanmu ke keluarganya.
Kalau memang dia serius, kelak tanpa kamu minta pun dia akan mengenalkamu ke orang tua, saudara hingga teman-temannya. Tapi kalau memang dia benar-benar tak ada niat ke arah sana, tandanya kamu yang harus bersikap tegas. Kembali lagi mempertanyakan komitmen dia menjalin hubungan denganmu.
Sekarang santai saja, nggak perlu terus memaksa dia untuk dikenalkan ke keluarganya. Jangan sampai paksaanmu ini membuatnya justru malas membawamu masuk ke lingkungannya.
ADVERTISEMENTS
6. Diberi kejutan manis atau diperlakukan romantis. Please, hubungan dewasa dan sehat tak seperti itu terus
Berangan diberi kado saat ulang tahun, diajak liburan, atau makan malam di suatu tempat agak romantis memang tak salah. Tapi sebelum berharap sekali, kamu harus mengerti konsep hubungan dewasa dan sehat yang keromantisannya tak soal itu-itu saja.
Bisa jadi romantisnya itu terlihat dari pemikirannya dalam menjalani hubungan. Dia yang selalu mengajakmu untuk belajar saling mengerti, berbenah diri, sampai menabung untuk bekal hubugan ke depannya. Bisa jadi juga romantisnya terlihat dari cara dia memperlakukanmu. Dia yang tak pernah main tangan atau berbicara kasar sekalipun sedang emosi. Dia yang tak pernah memaksamu melakukan hal-hal yang tak kamu suka atau nyaman.
Dia bukan cowok kekanak-kanakan yang mengambil konsep romantis seperti kebanyakan orang. Sebab dia paham membahagiakanmu bukan hanya memberi bunga atau mentraktirmu makan di tempat mewah.
7. Ada yang ngingetin makan atau ngucapin selamat malam, padahal kebanyakan cowok sering lupa dengan hal semacam ini
Kamu sudah dewasa ini tak mungkin lupa untuk memperhatikan diri sendiri. Saat lapar, kamu sudah tahu apa yang harus kamu lakukan. Saat sudah terlalu mengantuk, apa iya kamu masih terpikirkan untuk membaca ucapan selamat malam? Sesekali wujud perhatiannya memang dalam bentuk kalimat mengingatkan “Sudah makan belum? Jangan lupa makan yang sehat dan banyak ya,” Atau dalam ucapan selamat malam dan mimpi indah. Tapi kan tak harus setiap hari mengulang kalimat itu-itu saja.
Bisa jadi cowokmu saking sibuknya lupa. Mungkin juga dia sedang kehabisan pulsa reguler atau paket internet. Lagipula pasanganmu ini bukan baby sitter yang harus selalu mengurusi semua hal tentangmu. Sudah sedewasa ini, harusnya kamu paham untuk tak mematok hubungan hanya sekadar untuk mengingatkan makan atau mengucapkan selamat malam.
8. Kalau ngambek mintanya dirayu. Padahal cowok tak harus selalu menjadi pihak yang mengalah
Cewek memang rumit yang kalau sedang ngambek maunya dirayu-rayu biar hatinya kembali tenang. Kenyataannya cowokmu tak selalu jadi pihak yang harus mengalah dan juga salah dalam setiap kesalahpahaman. Kadang kamu sendiri perlu introspeksi diri, mengingat kesalahpahaman bisa juga karena kelalaian dua pihak. Entah kamunya yang terlalu egois, sedangkan cowokmu sendiri terlalu santai. Kamu sendiri belum tahu dan paham harus bagaimana menyamakan keinginan kalian berdua.
Menjalani hubungan sebenarnya tak serumit stereotip yang sudah terlanjur terbentuk itu. Tak harus selalu jalan barengan, tak harus selalu berkabar setiap saat, tak harus selalu mengucapkan selamat malam, sampai tak harus selalu cewek yang benar dalam setiap kesalahpahaman. Semua seharusnya fleksibel, dengan komitmen yang disepakati sedari awal.