Kalau Hal Ini Sudah Sering Kamu Rasakan, Kenapa Nggak Minta Putus Dari Cowokmu Sekarang?

Di penghujung hari, melihat senja seperti halnya melihat hubunganmu dengannya. Rasa sayang yang masih ada, seharusnya memang indah seperti semburat jingga di ujung cakrawala. Tapi sayang, kini keindahan itu benar-benar minta direlakan pergi.

Sebab di pikiranmu, hubungan kalian benar-benar sudah tak bisa dipertahankan. Rasa sayang yang kamu punya tak cukup jadi alasan untuk tetap berdiam bersamanya. Toh kalau dipaksakan justru akan semakin melukai dirimu sendiri, mungkin juga dia. Tapi selain perasan-perasaan itu, kadang orang menganggap enteng alasan cewek minta putus, atau malah keputusan dianggap tak beralasan.

Padahal cewek nggak akan meminta putus, jika alasan-alasan di bawah ini nggak benar-benar menekan rasa lelah di hatinya. Bukankah perasaan cewek itu seperti kaca yang rentan pecah.

ADVERTISEMENTS

1. Sayang tapi kalau terus-terusan dikekang, lama-lama kamu gerah karena tak bisa berkembang

terkekang dengan sikapnya

terkekang dengan sikapnya via dylandsara.com

Kamu tuh cewek, nggak usahlah ikut-ikut pendakian gitu.

Ngapain sih ikut acara fotografi di Kotu, pasti pesertanya banyak cowok, emang nggak cukup ya hunting foto bareng aku selama ini?

Kamu di mana ini? Kok dari tadi susah dihubungin? Masih kumpul sama-sama teman di diskusi buku? Yang!

Apapun yang kamu ingin kamu lakukan entah kenapa sekarang jadi hal sulit. Bukan karena kamu tak cukup banyak waktu untuk melakukan kesenangan-kesenangan itu. Bukan juga karena orang tua yang tak setuju, tapi justru pacarmu yang mengeluarkan larangan, atau kadang dia terlalu menaruh curiga terhadap segala kegiatan yang kamu lakukan. Membuat kamu merasa dikungkung dan tak bisa berkembang.

Padahal dulu harapanmu, dia bisa mendukung segala hal positif yang kamu lakukan, serta menaruh kepercayaan terhadap hal-hal itu. Bukan seperti sekarang yang justru membuat kamu merasa tertekan.

Kalau sudah begini, maaf…. kamu memang harus pergi. Sayang sih, tapi hati kamu terlalu lelah untuk terus dikekakang dan diposesifin seperti ini.

ADVERTISEMENTS

2. Sikapnya cueknya dia yang keterlaluan, membuat kamu berpikir ulang, mau sampai kapan dicuekin terus-terusan?

sampai kapan dicuekin!

sampai kapan dicuekin! via dylandsara.com

Sehari hilang, sehari muncul. Kadang malah berhari-hari tak tampak batang hidung ataupun kabarnya. Bukan cuma itu, sosoknya pun sering tak ada saat kamu membutuhkan dia. Sampai-sampai teman kamu sendiri mencibir tentang hubungan kamu dan dia.

Kalian pacaran atau nggak sih?

Kok dia seperti nggak peduli denganmu dan menganggap enteng hubungan kalian.

Kamu punya pacar tapi rasa-rasa jomblo. Nggak capek emang digituin?!

Kalau dibilang capek, ya udah pasti itu. Makanya sekarang kamu mencoba untuk tegas dengan sendiri. Daripada makan hati, lebih baik ya diakhiri.

ADVERTISEMENTS

3. Bukannya tak suka dituntut untuk ini itu, tapi lama-lama permintaannya dia ini membuatmu tak mengenal dirimu sendiri

kamu cuma ingin jadi diri sendiri

kamu cuma ingin jadi diri sendiri via elizabethwellsphoto.com

Kamu dandan kek, biar enakan dikit dilihatnya.

Jangan kebanyakan makan, nanti badannya gendut!

Jangan sering-sering baca buku puisi, nanti kamu jadi suka khayal yang nggak absurd lagi….

Kamu memang tak menginginkan dia menerimamu apa adanya. Tapi bukan berarti dia berhak menuntut kamu yang bukan-bukan atau tak masuk akal. Apalagi sampai membuat kamu kehilangan pribadimu sendiri, seperti misalnya melarang kamu untuk melakukan hobimu.

Kalau sudah begini sih tandanya dia tak benar-benar tulus denganmu. Selama ini sayangnya kamu ke dia berat sebelah. Karena itu, buat apa dipertahankan lagi.

ADVERTISEMENTS

4. Sayang, tapi sama-sama bosan. Mau bertahan tapi dia sendiri seperti tak berusaha memperbaiki keadaan

Sayang tapi bosan

Sayang tapi bosan via elizabethwellsphoto.com

Kejenuhan dalam hubungan itu seperti duri di tenggorokan. Sepele dan nggak kelihatan, tapi benar-benar membuat kamu nggak nyaman. Sekalipun kamu masih sayang dan berusaha untuk memperbaiki keadaan. Tapi lama-lama kamu menyerah, saat tahu pacarmu sendiri tak berusaha sama sekali. Ngobrol atau ketemuan cuma seperlunya aja. Kalian malah sering bertengkar cuma karena masalah sepele yang sebenarnya masih bisa diobrolkan baik-baik. Ya, apa mau dikata, lebih baik memang putus kan?

ADVERTISEMENTS

5. Bukannya cemburu buta, tapi sikap dia yang sudah terlalu sering manis ke cewek lain lama-lama pun membuat hati kamu gerah

sikap manisnya ke setiap perempuan

sikap manisnya ke setiap perempuan via dylandsara.com

Kenapa sih, kamu sering banget banget ngebalas komen dengan nada yang manis gitu?

Hah, aku cuma mencoba untuk ramah!

Tapi ramah nggak gitu juga kali, coba sama aku, komen kamu biasa aja.

Ya udah terserah kamu, percaya atau nggak sama aku.

Dulu waktu di awal pacaran, dia janji untuk nggak bersikap seperti itu. Tapi nyatanya janjinya itu nggak juga dia tepati, dan justru diulang berkali-kali. Bikin kamu gerah, karena dia seperti tak menganggap kehadiranmu ataupun statusmu sebagai pasangan.

Sebenarnya bukan cemburu buta, hanya saja kamu jadi berpikir kembali tentang keseriusannya kepadamu. Ramah sih perlu, tapi dia memang sudah kelewat, dan kamu memang sudah harus tegas dengan diri sendiri juga dirinya. Kalau dianya begini terus, mau sampai kapan kamu harus makan hati dengan sikapnya? Toh sekarang setiap kamu komplain baik-baik dia justru tak mengindahkan itu, jadi kenapa kamu harus mempertahankan hubungan kalian? Kalau putus dirasa memang lebih baik.

ADVERTISEMENTS

6. Sudah sejauh ini hubungan kalian, tapi dia tak menunjukan keseriusan lebih lanjut untuk menghalalkan

nggak ada tanda-tanda dia akan serius

nggak ada tanda-tanda dia akan serius via elizabethwellsphoto.com

Kalian pacaran sudah hampir dua tahun. Kamu atau dia sudah sama-sama masuk umur dan mapan secara karir. Tapi, entah kenapa dia tak pernah membicarakan visi hubungan kalian ini. Jangankan ngomongin masa depan, sejauh ini saja kamu belum pernah dikenalkan ke orang tuanya. Beberapa kali kamu juga mencoba mengajaknya bicara serius, tapi dia selalu punya cara mengalihkannya.

Sayang sih, tapi hubungan kalian atau sikapnya ini membuat kamu lelah. Bukankah hubungan yang baik itu tak berat sebelah antara sikap kamu dan dia. Toh alasan-alasan ini ada bukan tanpa sebab atau dibuat-buat. Dia memang sudah tak layak kamu pertahankan lagi.

Ibarat bunga, mati satu tumbuh seribu. Kalau melepaskannya membuatmu merasa tenang atau lebih baik, ya kenapa harus ragu. Percaya saja jodoh sudah ada yang menhaturnya. Tinggal bagaimana kamu mendekatkanya ke dirimu ini.

Suka artikel ini? Yuk follow Hipwee di mig.me!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tukang catat yang sering dilanda rindu dan ragu