Ada banyak alasan seseorang saat memutuskan hubungan. Ada yang karena bosan, lelah bertengkar, sama-sama sibuk sampai lupa saling memperhatikan, sampai restu orangtua yang nggak turun-turun juga. Tapi dari semua alasan itu, alasan “kamu terlalu baik buat aku” adalah alasan yang paling nggak masuk akal. Alasan yang sok-sok baik, tapi paling menyebalkan. Ya kalau baik, kenapa malah ditinggalkan?
Bila kamu berencana untuk memakai alasan yang sama suatu hari nanti. Sebaiknya jangan. Meski kamu hanya nggak ingin menyakiti dengan alasan yang sebenarnya, alasan kamu terlalu baik ini sulit diterima. Tapi, bisa jadi justru kamu yang pernah menjadi korbannya. Bila benar, coba deh pakai beberapa alternatif jawaban ini saat pacarmu ngajakin putus dengan alasan kamu terlalu baik. Biar terkesan elegan, padahal habisnya nangis meraung-raung di kamar. Nggak apa-apa, yang penting terlihat keren dan tegar dulu saja, ya.
ADVERTISEMENTS
1. Supaya kamu terlihat cool dan baik-baik saja, respons dia seolah-olah itu fakta baru yang berharga untukmu. Alih-alih sedih diputusin, kamu malah berterima kasih karena diingetin
ADVERTISEMENTS
2. Memilih cara yang bijak pun nggak ada salahnya. Kamu pasti tahu bahwa itu bukanlah alasan yang sebenarnya, tapi memilih untuk menyikapinya dengan dewasa
Nikmati konten menarik seputar menjadi rendah hati: Seni Bersikap Rendah Hati tanpa Merasa Rendah Diri. Yuk, Belajar Berempati~
ADVERTISEMENTS
3. Ditinggalkan karena dianggap terlalu baik memang menyebalkan. Kalau kamu kesal, boleh kok mengungkapkannya dengan cara yang halus dan tetap elegan. Yaa … sedikit menyumpahi sih, tapi ‘kan dia sendiri yang bilang alasannya karena kamu terlalu baik :p
ADVERTISEMENTS
4. Santai, selow, bodo amat, tetap charming dan awesome, tapi cukup jleb baginya. Well, habis ini segera cari tempat yang aman buat berair mata ya~
ADVERTISEMENTS
5. Bila posisinya kamu baru nembak dan langsung dibilang terlalu baik, nggak perlu marah. Sakit hati sih memang, tapi pilih jawaban yang paling elegan ya
ADVERTISEMENTS
6. Di dunia ini orang memang berbeda-beda. Ada yang baik hati banget, ada juga yang toxic dan jahat banget. Kebetulan saja kamu jadi orang baiknya. Lalu orang jahatnya? Hmm … siapa ya kira-kira~
7. Sekali mendayung dua pulau terlampaui. Nggak hanya menunjukkan bahwa kamu baik-baik saja, kamu bisa skakmat dia juga nih
8. Saking cintanya, kamu sampai rela jadi pacar yang jahat, manja, rese, nggak pengertian, nggak perhatian seperti yang dia mau. Tapi tentu saja … itu cuma pura-pura. Ha!
9. Jawab saja dengan singkat padat dan jelas. Jangan lupa menambahkan kalimat “oke, setuju putus” di belakangnya. Ingat, kamu nggak akan bisa mempertahankan orang yang ingin pergi darimu
Nggak ada salahnya mengutarakan alasan yang sesungguhnya ketika berpikir untuk mengakhiri hubungan. Siapa tahu hal itu bisa menjadi koreksi bersama, agar bisa lebih baik meski nggak sama-sama lagi. Cara penyampaiannya pun harus halus dan hindari kata yang menyakiti hati.
Kalau kamu merasa alasanmu terlalu jahat dan pasti bakal menyakitinya, ya coba deh cari alasan lain yang cukup mendekati. Jangan memakai alasan “kamu terlalu baik buat aku”, karena ya … kalau baik ngapain diputusin gitu? Bisa-bisa nanti dia bercita-cita jadi orang jahat karena capek diputusin karena terlalu baik. Wah, bahaya dong?