Kaleidoskop Patah Hati | Ilustrasi by Farny & Fanny Hertandho via hipwee.com
*Disclaimer: Setahun berlalu dan sepertinya pandemi masih panjang. Tak hanya membuat perekonomian ambyar, pandemi nyatanya membuat kisah percintaan banyak orang kandas di tengah jalan. Melihat fenomena putus pas pandemi, Hipwee mendengar dan merangkum kisah mereka yang patah hati. Semua cerita adalah riil. Tapi demi kenyamanan dan privasi, kami menyamarkan semua nama.
Hampir satu jam, Dina (umur 19 tahun) berbaring sembari menggeser-geser layar ponsel. Menghela napas panjang, ia menutup ponsel usai membaca kabar pandemi kian nggak terkendali. Waktu itu sekitar bulan April-Mei 2020, Dina masih ingat betul rasa khawatir sekaligus takut berkecamuk dalam dadanya. Apalagi ia nggak bisa pergi dengan leluasa seperti biasa karena pos penjagaan dan pembatasan sosial ada di sekitar gang rumahnya.
Dina mengirim pesan kepada cowok yang dekat dan serius dengannya selama ini. Melihat kondisi masih belum aman karena virus Covid-19, ia meminta pengertian sang pujaan hati yang biasa dipanggil Ali. Apalagi ibunya pun takut karena Ali sering bertandang ke rumah untuk menemui Dina. Lantaran di masa pandemi, Ali masih bepergian dari Ngawi ke Magelang untuk mendaftar sekolah angkatan.
Namun permintaan Dina malah dianggap Ali sebagai penolakan. Padahal bukan itu maksud Dina. Ia hanya pengin Ali, ibunya, dan dirinya sehat dan aman. Nggak mau menerima penolakan Dina, Ali mulai menunjukkan sikap berbeda. Nggak bisa disangkal, perubahan sikap Ali membuat Dina sedih dan kepikiran.
“Ibuku was-was soalnya Ali sering bepergian jauh dan nggak rapid test. Udah gitu, Ali malah apel ke rumah,” ujar Dina sambil mengingat masa-masa sedih itu.
Berulang kali Dina mencoba menjelaskan pada Ali. Hanya saja, Ali tetap dengan pemikirannya kalau Dina dan ibunya nggak menerima keberadaannya. Semenjak itu, Dina merasa Ali semakin menjauh. Kondisi hubungannya makin memburuk. Perihnya, Dina mengetahui kalau Ali diam-diam mengajak kencan cewek lain. Bukan cuma satu, beberapa cewek pun diajak keluar.
Hati Dina semakin sakit. Padahal ia begitu memikirkan dan mengkhawatirkan Ali. Nyatanya sikap Dina yang dianggap penolakan oleh Ali dijadikan kesempatan untuk menjalin hubungan dengan cewek lain. Bahkan teman-teman dekat mangatakan Ali telah mengenalkan seorang cewek sebagai pacarnya. Mendengar kabar itu, perasaan Dina bertambah hancur.
Meskipun sudah ketahuan, Ali selalu menyangkal kalau dirinya telah menjalin hubungan dengan orang lain. Nggak mau percaya lagi, Dina pun memutuskan hubungan. Ia meminta putus duluan karena nggak kuat lagi dengan sikap Ali. Walaupun Ali masih mencoba datang ke rumahnya dan sempat mengutarakan tetap akan melamar, dia nggak mau peduli lagi.
Kini, Dina tinggal Yogyakarta. Meninggalkan Ngawi dan segala kenangan pahitnya tentang Ali, Dina mencoba menyembuhkan luka hati. Awal kepindahannya ke Yogyakarta, Dina masih berharap bisa balikan. Namun ia membulatkan tekad untuk tetap mengakhiri hubungan karena Ali justru semakin dekat dengan cewek lain.
Apa yang dialami Dina hanyalah secuil kisah. Ada banyak kisah percintaan lain yang dipicu hal sama di masa pandemi ini. Pembatasan fisik mau nggak mau memang bikin interaksi sosial secara langsung makin jarang. Dan fatalnya, hal semacam ini rentan bikin salah paham. Kalau pasangan nggak bisa menemukan jalan untuk berkomunikasi dengan sehat, akhirnya kata `putus` menjadi pilihan terakhir yang menyakitkan.
Kaleidoskop Patah Hati merupakan tulisan berseri Hipwee tentang perjalanan patah hati selama pandemi. Ikuti kisah-kisah patah hati lainnya melalui pranala berikut ini ya!