Sejak dilahirkan, sebagai anak kita sewajarnya hidup bergantung pada orangtua. Namun begitu, seiring bertambahnya usia, hubungan anak-orang tua akan berubah. Peran orangtua dalam kehidupan akan berubah seiring tingkat kedewasaan kita. Dan ini adalah siklus alami yang sehat. Walaupun dalam proses menjalani siklus tersebut, orangtua dan anak pastinya dihadapkan ke berbagai rintangan dan perdebatan.
Bahkan dalam beberapa kasus, hubungan orangtua dan anak malah berubah menjadi tidak sehat karena pergeseran peran tersebut. Ada kecenderungan orangtua yang tidak bisa melepaskan anak untuk dewasa. Dalam kasus ini kerap muncul manipulasi emosi yang dilakukan orangtua, sebagai bentuk ketidaksiapan menerima kenyataan bahwa sang anak sudah dewasa dan bisa hidup mandiri.
ADVERTISEMENTS
1. Jika permintaan orangtua mulai membuat kamu frustasi, evaluasi situasi apakah hal tersebut memang ia inginkan atau sekadar manipulasi emosi agar diperhatikan
Ketika permintaan orangtua memiliki kecenderungan membuatmu frustasi, permintaan itu mungkin hadir dari tempat yang manipulatif secara emosional sebagai dampak dari ketidaksiapan memperlakukan anaknya sebagai orang dewasa.
Namun menurut Toni Falcone, seorang psikolog berlisensi di Fort Lauderdale, Florida, sebagaimana dilansir dari laman Yourtango — penting bagi sang anak untuk bisa mengevaluasi seluruh situasi terlebih dahulu sebelum melabeli orangtua sedang manipulasi emosi. Dari evaluasi keseluruhan, akan diketahui apakah orang tua meminta sesuatu karena memang ia menginginkannya, atau sebenarnya mereka hanya ingin menghabiskan waktu bersama anak-anaknya.
ADVERTISEMENTS
2. Tetapkan batas diri sebagai anak untuk memenuhi apa yang diinginkan orang tua
Kecenderungan yang sering dilakukan orang tua dalam manipulasi emosi adalah mendesak seseorang hingga ia mendapatkan yang diinginkan. Memotong kerentanan agar seseorang menyerah adalah tujuannya. Kamu bisa menetapkan batas sejauh apa akan memenuhi keinginan orang tua. Tidak menuruti keinginan mereka bukan berarti kamu durhaka loh. Kamu hanya sedang mempertahankan batas-batas agar manipulasi tidak merugikan sesiapa. Lagi pula, menurut Falcone manipulasi emosi bisa menguras dan membebani seseorang. Menetapkan batas bisa menjagamu dari stress yang menyertai.
ADVERTISEMENTS
3. Jangan segan untuk jadi skeptis dan mempertanyakan keinginan orang tua
Dalam hubungan anak-orangtua, kekakuan mestinya tidak ada. Kamu tidak perlu segan untuk mempertanyakan keinginan orangtuamu, jika merasa hal itu layak dipertanyakan. Seperti contoh, jika orangtuamu berkata “Kalau kamu memang cinta ayah dan ibu, datanglah berkunjung besok,” jangan segan untuk menanyakan situasi penting apa yang mengiringi pernyataan orang tua tersebut. Toh kalau jawabannya memang orangtua hanya ingin bersama denganmu, kamu bisa menuruti keinginannya tanpa terbebani, bukan?
ADVERTISEMENTS
4. Minta bantuan saudara untuk mengatasi permintaan orang tua
Bagi Falcone, melibatkan saudara atau orang terdekat lainnya untuk menghadapi sifat manipulasi emosi orangtua akan sangat membantu. Hal ini bisa mengatasi tuntutan orangtua dengan lebih gampang, dan melindungi batas-batas yang telah kamu buat dalam memenuhi keinginan orangtua. Hanya saja, Falcone menegaskan untuk hati-hati agar keterlibatan saudara tidak mengubah pengaturan batas yang telah kamu buat, atau jadi mengucilkan kerabat lainnya.
ADVERTISEMENTS
5. Terus berada di situasi manipulasi emosi membuatmu sulit memproses informasi. Tuliskan perasaanmu ke dalam catatan, coba bertukar surat dengan orangtua
Berada dalam manipulasi emosi bisa membuat kamu merasa terjerat sehingga sulit untuk mengejawantahkan perasaan dengan baik. Falcone menyarankan, dalam situasi ini ada baiknya untuk menuliskan segala perasaanmu, apa yang kamu amati tentang orang tua, dan dampaknya terhadap dirimu ke dalam catatan. Dengan ini, kamu bisa lebih mudah untuk memahami situasi, dengannya juga memungkinkan diskusi sehat terlaksana dengan anggota keluarga lainnya.
Sesungguhnya orangtua hanya ingin memiliki waktu lebih dengan anak-anaknya yang sudah dewasa. Hanya saja, cara yang mereka lakukan terkadang tidak selalu sesuai dengan cara zamanmu bekerja. Untuk itu, dengan terus memerhatikan orangtua dan menetapkan batasan di tengah kesibukan masing-masing, mungkin kamu bisa menghindarkan dan melindungi mereka dari sikap manipulasi emosi.