Usia 23 tahun identik dengan mulainya kedewasaan bagi seseorang. Dan yang namanya kedewasaan selalu identik dengan rasa tanggung jawab yang harus kamu pikul di pundakmu. Bagaimana tidak, usia segitu biasanya kamu sudah lulus kuliah, sudah mulai harus bekerja, bahkan ada juga yang sudah mulai berpikir untuk menikah.
Tapi lantas bagaimana dengan semua kenangan masa sebelumnya? Saat kamu masih bisa bebas bercengkrama, berkumpul dan bertualang bersama sahabat tercinta? Apakah semuanya akan sirna begitu saja saat kamu dan mereka sudah mulai memasuki gerbang kedewasaan?
ADVERTISEMENTS
Kamu dan sahabatmu akan dipisahkan oleh ruang dan waktu. Pertemuan akan jadi hal mewah yang gak bisa dilakukan semaumu.
“Na, aku kangen sama kamu dan Alya…”
“Iya nih. Kapan kita bisa ketemuan lagi?”
“Aku minggu depan balik ke Malang. Kumpul lagi, yuk!”
“Waah… Aku udah gak di Malang minggu depan. Ada kerjaan ke luar kota.”
“Yah….”
Mau bagaimana lagi, saat kamu memasuki usia 23 tahun, biasanya kamu dan teman-temanmu sudah lulus kuliah dan mulai merantau untuk mencari pekerjaan dan jati diri. Yang dulunya persahabatan kalian terjalin erat berkat bertemu dan ngobrol setiap waktu, kini tak bisa lagi seperti itu. Jarak dan kegiatan kalian yang sekarang sudah jauh berbeda dari saat kalian masih sering berkumpul dulu.
ADVERTISEMENTS
Meski dia gak lagi punya banyak waktu untuk bertemu, toh bukan berarti persahabatan kalian berhenti disitu.
Jelas lah ya kalau kalian sudah jarang bertemu. Kamu dan sahabat-sahabatmu memang sudah dipisahkan oleh jarak, waktu dan keadaan. Kalau memang sudah begitu kamu bisa apa? Tapi jangan salah. Meski ada yang memisahkan, persahabatan kalian tak akan berhenti di tengah jalan. Iya sih, memang kalian sudah jarang bersua lagi. Tapi toh ikatan yang sedari dulu kamu dan sahabatmu jalani tetap kuat kok meski ketemunya jarang.
ADVERTISEMENTS
Walau gak segetol dulu, dia akan tetap menghubungi. Minimnya komunikasi justru bikin jalinan di antara kalian lebih berarti.
“Liiiiiis, gimana kabarmu? Aku kangen…”
“Liaaa… Aku baik-baik aja kok. Kamu gimana? Mainlah ke rumah.”
Kalau dulu sih, kontak-kontakan melalui chat, telepon atau bertatap muka secara langsung menjadi hal wajib untuk dilakukan. Kamu dan dia selalu bisa mencari cara untuk berkomunikasi setiap waktu guna bertukar kisah atau sekadar nggosip belaka. Lantas sekarang? Sms, chatting dan telpon saja jarang, apalagi bertemu. Namun, meski tak seintensif dulu, toh kamu dan dia tetap selalu berusaha menjaga koneksi. Walau hanya sekadar tanya kabar, toh itu juga bukti bahwa sahabatan kalian tetap berkesan.
ADVERTISEMENTS
Ada hal lain yang mendekatkan kalian. Dari mulai soal keluarga sampai obrolan soal passion membuat ikatan itu terus bertahan.
Ikatan yang dulu terbangun karena kamu dan sahabat-sahabatmu sering ketemu semakin lama semakin berkembang. Meski raga tak lagi sering bersua, tapi jiwa kalian masih terhubung sampai sekarang. Ada obrolan mengenai keluarga – entah itu suami, istri, anak, ayah, ibu dan sebagainya yang sekarang jadi topik wajib untuk kamu bahas guna menguatkan ikatan. Juga topik mengenai passion yang sedari dulu tak pernah kadaluarsa untuk kamu bicarakan dengan teman-teman. Nah, Obrolan-obrolan itulah yang membuat ikatanmu dan sahabatmu semakin berkembang dan terus bertahan.
ADVERTISEMENTS
Sekalipun jarang bersua, sahabat memang selalu bisa menghadirkan tawa saat kamu sedang suntuk-suntuknya.
Curhat kepada sahabat adalah hal yang selalu kamu lakukan sedari dulu. Kamu dan sahabatmu bahkan akan menyempatkan untuk bertemu walau sepadat apapun jadwal kalian. Ini yang membuatmu semakin mencintai sahabat-sahabatmu. Tapi sekarang kamu dan dia sudah jarang bertemu.
Apakah sesi curhat kalian terhenti? Tentu tidak. Ikatan yang sudah kalian bangun sedari dulu tetap berjalan. Sesi curhat juga tetap berjalan meski kalian tak lagi bersua. Sahabatmu akan tetap membuatmu tertawa ketika kamu butuh hiburan, akan tetap membuatmu menangis kala kamu butuh introspeksi. Itulah yang namanya sahabat.
ADVERTISEMENTS
Dulu, sahabat adalah dia yang selalu bisa diajak jalan dan bersenang-senang. Sekarang, definisi sahabat berarti dia yang masih mau bertahan.
“Dim, diajakin jalan-jalan sama anak-anak”
“Siaaap!”
Dulu, sahabatmu adalah mereka-mereka yang senantiasa kamu ajak untuk jalan-jalan. Kalian selalu bersama-sama baik dalam suka maupun duka. Namun sekarang yang namanya sahabat tak musti bersama setiap saat. Kamu dan sahabat-sahabatmu sekarang punya kegiatan yang berbeda. Jarak dan waktu juga menjadi pemisah diantara kalian.
Sejak itu definisi sahabatmu berubah. Bagimu sekarang, yang namanya sahabat adalah dia yang bisa memberi motivasi saat kamu tengah terpuruk. Sahabat adalah merekanyang bisa membawa tawa meski kamu dan mereka sudah jarang bertatap muka. Makna sahabat jadi lebih sederhana. Dia yang sampai detik ini masih setia.
Group chat menggantikan pertemuan langsung. Meski gak seasik kalau ketemu, tapi cukup lah membuat kalian tetap terhubung.
Siapa sih yang gak ingin tetap terhubung dengan sahabatnya? Semua orang pasti ingin. Tapi kalau memang kalian tak bisa bertemu kembali ya apa mau dikata. Sudah sewajarnya ‘kan kalau memang kegiatan kalian jadi penghalang. Toh kalian emang sudah tak bisa sebebas dulu.
Nah, grup chat memang menjadi salah satu sarana agar kamu dan sahabat-sahabatmu tetap bisa terhubung walau kalian terpisah jarak dan waktu. Meski memang sebenarnya gak sepuas kalau bertemu secara langsung, tapi untuk sekarang cukuplah sebagai sarana agar kamu dan sahabatmu tetap terhubung.
Bersama mereka kamu akan tetap jadi orang yang sama. Bersama mereka pula kamu tak pernah merasa tua.
“Hahahaha… Dari dulu tetep aja lu gak berubah, ya”
“Yah, lu kira gue Satria Baja Hitam bisa berubah segala”
“Koplak… Hahahaha”
Namanya juga sahabatan sejak dulu kala. Kamu dan mereka punya ikatan istimewa. Meski usiamu dan mereka nantinya akan bertambah tua, jiwa kalian akan tetap sama kala kembali berkumpul bersama. Entah apa penyebabnya. Bisa jadi penyebabnya adalah kamu dan sahabatmu sudah merasa nyaman bersikap apa adanya. Bisa juga karena kamu dan sahabatmu tau bahwa kebersamaan kalian itu hal paling penting sedunia, makanya kamu dan mereka tak pernah berubah meski usia bertambah. Apapun itu, sahabatmu akan tetap membuatmu merasakan bahagianya tertawa lepas.
Semoga kamu dan sahabat-sahabatmu selalu bisa menjaga hubungan, ya. Jangan lupa untuk selalu berkomunikasi dengan baik agar masa tuamu nanti bisa kamu lalui dengan tawa bersama orang-orang tercinta. 🙂