Selama ini ibu memang sosok yang paling dekat denganmu. Buatmu ibu sosok yang bisa lebih mengerti kalian ketimbang ayah. Buatmu ibu juga sosok yang selalu penuh dengan kelembutan dalam mengurus dan menghadapimu. Berbeda dengan Ayah yang waktunya untukmu sedikit sekali, kalian bisa bertemu seharian penuh paling di saat akhir pekan saja. Ditambah sosok ayah yang lebih keras dan kaku dari ibu, membuat kamu sering segan bahkan takut dengannya.
Namun, sebelum kamu benar-benar menjaga jarak dengan ayah dan tak mau mengenal sosoknya lebih dalam. Ada beberapa hal yang perlu sekali kamu ketahui. Sebab dibalik ketegasan dan kegalakannya ada kebaikan yang sampai detik ini belum bisa kamu pahami.
ADVERTISEMENTS
1. Ayah marah bukan tak sayang, ia sebenarnya khawatir jika kamu melakukan hal yang merugikan dirimu sendiri
Ketika kamu membuat kesalahan, reaksi ayah memang marah sekali. Ia menasehatimu dengan nada yang cukup tinggi dan kadang perkataannya cukup nyelekit di hati. Bahkan marahnya Ayah bisa berlanjut dengan memberikan sangsi, membuat kamu benar-benar merasa terpojokkan dengan kesalahan.
Rasanya memang tak menyenangkan, malah kamu sempat berpikiran jika ayah jangan-jangan tak sayang denganmu. Padahal di balik marahnya Ayah ada rasa khawatir yang besar sekali. Namanya orang tua pasti selalu punya harapan dan tak ingin anaknya melakukan hal yang merugikan dirinya sendiri. Bukankah hal seperti ini tanda jika sayangnya ke kamu ini besar sekali.
ADVERTISEMENTS
2. Tanpa pernah kamu tahu, ada rasa bersalah dan penyesalan ketika amarahnya tak bisa dikontrol dan lepas begitu saja di depanmu
Di matamu ayah mudah sekali menumpahkan amarahnya. Seolah-olah marah-marah itu hal biasa yang dikeluarkan tanpa beban. Seakan marah itu bagian dari sikapnya sebagai seorang Ayah atau kepala rumah tangga. Padahal, buatnya marah itu hal yang sulit sekali. Jangan kira ayah tak terbebani dengan pilihan sikapnya ini. Ayahmu tetap seorang manuasia biasa yang punya perasaan. Hanya saja tanggung jawabnya dalam membentukmu menjadi pribadi yang baik mengharuskannya tegas.
Tapi setelah fase marah-marahnya ini, akan ada fase yang luar biasa hebat mengguncang pikiran juga perasaannya. Fase apalagi kalau bukan penyesalan karena tak bisa mengontrol amarahnya dan membiarkan itu lepas di depanmu. Ayahmu ini memang bukan sosok yang sempurna, tapi dia tak pernah lelah untuk mencoba menjadi sebaik-baiknya orang tua.
ADVERTISEMENTS
3. Sikap kerasnya ayah muncul seiring dengan rasa tanggung jawabnya ke kamu. Ia hanya ingin kamu menjadi sebaik-baiknya pribadi kelak
Ayah memang tak pernah mengandungmu, tapi darahnya yang mengalir di tubuhmu tetap membuat ikatan batin kalian kuat. Bahkan saat kamu masih ada dalam kandungan, ayahmu sudah memikirkan bagaimana memenuhi kebutuhanmu kelak, bagaimana membimbingmu untuk tumbuh dan menjadi dewasa, hingga bagaimana membantumu membangun masa depan.
Semua pikiran itulah yang akhirnya menamkan tanggung jawab didirinya. Dan setelah kamu lahir, merasakan bagaimana sulitnya menghadapi dan membimbingmu untuk jadi pribadi yang sebaik-baiknya, sikap kerasnya pun perlahan-lahan muncul dan mengharuskannya untuk tegas.
ADVERTISEMENTS
4. Ayah memang lebih kaku didepanmu, tapi di belakang ia sebenarnya ingin sekali bisa tahu semua tentangmu.
Sosok ibu memang paling dikagumkan olehmu. Sebab ibu selalu menawarkan kelembutan, dan bisa lebih fleksibel saat menghadapimu yang melakukan kesalahan. Kebersamaan kamu dengan ibu yang lebih banyak pun membuat kamu lebih sering dan mudah bercerita apapun. Sedangkan ayah, sedikitnya waktu bertemu kalian membuat sosoknya terlihat kaku dan seperti tak peduli dengan dirimu.
Ayah juga tak seperti ibu yang dengan mudah mengatakan rasa sayangnya. Ayah tak menangis atau terlihat secemas ibu saat kamu jatuh sakit. Ayah juga tak segera merangkulmu ketika kamu melakukan hal yang membanggakan, paling ia hanya mengusap kepalamu. Tapi dibalik kekakuannya yang membuatnya terlihat tak peduli, justru menyimpan rasa keingintahuan yang besar terhadap dirimu.
Di belakang kamu ayah selalu menanyakan perkembanganmu ke ibu. Ayah pun sering diam-diam memperhatikan kamu. Lebih penting lagi, ayah sama seperti ibu yang selalu mendoakan segala kebaikan untuk kamu anak kesayangannya.
ADVERTISEMENTS
5. Buatmu perkataan “tidak” Ayah itu mengesalkan sekali, tapi buatnya itu lebih menyakitkan lagi karena tak bisa menuruti permintaanmu ini
Nggak bisa, Mbak. Ayah nggak izinin kamu ikut pergi keluar kota sama teman-temanmu.
Yah, apa kata teman-teman aku nanti. Masa aku doang yang nggak ikut. Lagi pula kan….
Pokoknya ayah bilang nggak, ya enggak! Udah urus kegiatanmu yang lain.
Ada rasa kesal yang timbul saat permintaanmu ini ditolak olehnya. Rasanya kamu ingin marah balik kepada ayah, dan menentang keputusannya. Namun dikenyataannya itu hanya kamu pendam saja, sambil terus berprasangka, jika Ayah kamu ini kuno lah, kaku lah, atau terlalu berlebihan menjagamu.
Padahal jika kamu tahhu, perkataan “tidak” itu sama saja seperti belati yang menggores hatinya. Ia merasa berssalah karena tak bisa menuruti permintaanmu, sebab dia punya alasan tersendiri yang berlandaskan rasa khawatir. Sayangnya sejauh ini kamu belum pernah mengetahui ini.
ADVERTISEMENTS
6. Saat kamu kesal dengannya atau membuat kesalahan yang besar. Ayah tak hanya sedih, ia juga merasa bersalah karena belum bisa menjadi sebaik-baiknya orang tua
Kamu boleh saja berbalik kesal saat ayah melarangmu. Atau kamu boleh menganggapnya jahat karena tega memarahi saat kamu membuat kesalahan. Tapi perlu kamu tahu, jika ayahmu ini sedih sekali setelah memarahi atau melarangmu. Ayah menyalahkan dirinya sendiri karena belum bisa menjadi sebaik-baiknya orang tua. Dalam hatinya ada rasa ingin meminta maaf dan merangkulmu jika perlu, tapi kembali lagi ayah terlalu bingung untuk melakukan hal itu.
7. Di balik diamnya, Ayah selalu berharap kamu mengatakan jika ia sosok laki-laki yang membuatmu meraskan cinta tulus pertama kali
Ayah hanya akan berbicara saat harus menasehatimu, atau bertanya beberapa pertanyaan jika memang itu penting sekali. Selebihnya selain mengajakmu bercanda, Ayah akan lebih banyak diam. Sampai kadang kamu bertanya sendiri apa sih yang sebenarnya ayah pikirkan.
Kalau mau tahu, dibalik pendiamnya itu Ayah selalu berharap jika kelak ia mendengar pernyataan langsung dari dirimu, jika ia sosok laki-laki pertama yang membuatmu merasakan cinta tulus pertama kali. Serta sosok yang berusaha menjadi pahlawan, meski sebenarnya masih banyak kekurangan dirinya.
Sekeras apapun Ayah, segalak apapun saat mengingatkanmu, ia tetap orang tua yang selalu menyayangimu. Dalam dadrahmu akan selalu mengalir darahnya, sebab itu ikatan batin kamu dan ayah sebenarnya pun tak kalah kuat dari ibu. 🙂