Dikit-dikit minta pinjem gadget. Bilangnya mau numpang sms atau telpon tapi nggak tahunya ngecek semua pesan, chat, folder foto sampai media sosial. Kadang pasangannya nggak ngizinin tapi kamunya diam-diam ngelihat gawainya, atau malahan bisa berujung memaksakan. Ujung-ujungnya keterbukaan dijadikan alasan untuk bisa membuka dan melihat-lihat isi gawai pasangan. Padahal keterbukaan sendiri nggak hanya soal isi gawai pasangan, tapi lebih ke pemikiran.
Bukankan memaksakan diri melihat gawai pasangan juga bukan tindakan yang cukup menyenangkan untuk dia. Selain urusan perasaan pasangan, harusnya kamu juga mempertimbangkan hal lain. Jangan sampai urusan gawai buat hubungan kalian berantakan.
ADVERTISEMENTS
1. Masa iya kamu dan dia ribut cuma karena gadget yang tak punya rasa, apa ini yang dibilang dewasa
Lihat HP kamu dong…
Buat apa, Yang?
Buat lihat aja, kenapa sih tanya-tanya segala? Hayo ada apanya di HP kamu?
Lah kan HP aku, wajarlah aku tanya buat apa. Kok kamu jadi nuduh gitu.
Kalau boleh jujur, gawai memang kadang jadi alasan pasangan bertengkar. Kamu memaksa untuk lihat, tapi dianya sendiri bukan nggak memperbolehkan hanya saja membutuhkan alasan yang jelas, kenapa kamu harus melihat gawainya? Kamu kan punya gawai sendiri, kalau emang cuma iseng buat mainin aja kenapa harus pinjam. Apalagi sampai maksa-maksa segala.
Kamu atau dia sudah sama-sama dewasa, seharusnya paham gawai bukan segalanya dalam hubungan. Lagipula apa faedahnya meributkan benda mati yang tak punya rasa, yang cuma jadi pelengkap untuk komunikasi saja. Lagipula yang penting untuk diperhatikan itu bukan gawainya tapi sosok pasanganmu ini.
ADVERTISEMENTS
2. Karena percaya nggak akan buat kamu penasaran dengan isi gawai pribadinya
Kok kamu buka-buka HPku nggak bilang-bilang dulu?
Kenapa sih, pelit banget!
Bukan pelit, aku nggak suka aja kamu asal buka HP orang gitu. Kamu curiga sama aku?!
Nggak salah cowokmu bilang kamu curigaan atau mempertanyakan kepercayaanmu kepadanya. Kamunya sendiri aja penasaran sampai maksa sekali untuk bisa lihat isi gawainya. Seolah-olah isi gawainya ini sesuatu yang emang patut untuk dicuriga, padahal isinya aja lebih banyak pesan dari kamu, keluarganya, serta teman-temannya. Bukannya dari awal juga kalian udah sepakat untuk saling percaya. Tapi kalau begini ceritanya sih, sama aja kayak kamu nggak percaya sama dia.
ADVERTISEMENTS
3. Pasangan sih pasangan, tapi kewenangan gawai pribadi miliknya masih tetap ada di tangannya sendiri
Aku kan cewek kamu, masa iya lihat HP atau Ipad aja nggak boleh?
Jangan mentang-mentang pasangan, kamu jadi merasa punya banyak hak sama semua hal yang berkaitan dengan pasangan. Biar bagaimanapun pasanganmu ini tetap punya kewenangan atas bagian-bagian tertentu yang menurutnya pribadi sekali. Termasuk urusan memberi izin atau nggak ke kamu untuk melihat isi gawainya.
Lagipula kalau dia tak mengizinkanmu melihat gawainya sekarang bukan karena ada sesuatu yang dia tutup-tutupi juga. Mungkin aja menurutnya ada prosesnya untuk sampai ke hal semacam itu. Sedangkan kamu seharusnya memang menghargai segala keputusan pasangan.
ADVERTISEMENTS
4. Paksaan melihat gawainya jadi salah satu sikap terlalu mengekang, yang justru bikin hubungan tak sehat
Kamu memang tak pernah membatasi pergaulannya, dia mau main sama teman-temannya di akhir pekan pun nggak jadi masalah. Kamu sendiri nggak pernah mempermasalahkan soal kabar saat dia tak muncul seharian. Karena buatmu itu semua sama seperti mengekang kebebasannya. Tapi apa kamu sadar, kalau paksaan melihat isi gadgetnya sudah termasuk jadi salah satu sikap terlalu mengekang ruang komunikasinya.
Membaca isi pesannya satu-satu ke setiap teman-temannya. Membuka akun media sosialnya dari aplikasi di gawainya. Sampai mengecek satu persatu email yang masuk. Dan kalau saja ada hal yang tak kamu suka, kamu komplain habis-habisan. Apa ini yang disebut hubungan yang sehat?
ADVERTISEMENTS
5. Bukain gawai pasangan buat mengecek isi pesan atau chatnya, cuma buat kamu tambah insecure aja
Aan ini siapa?
Oh, itu ade tingkat yang kemaren aku titipin buku, lagipula dia itu cowok, Yang.
Kalau ini Mus itu siapa?
Lho itu kan nomor kamu, lihat dulu dong isinya! Curigaan banget sih.
Awalnya kamu cuma penasaran mau lihat isi gawainya aja. Terus berlanjut pengen lihat isi pesan atau chatnya. Sampai akhirnya kamu juga iseng mau tahu kehidupan media sosialnya langsung dari akun di gawainya. Menurutmu mungkin ini biasa, tapi sebenarnya kamu lama-lama terbawa jadi semakin insecure dan curigaan. Dikit-dikit jadi ingin tahu siapa-siapa aja yang ngehubungi pasanganmu ini.
ADVERTISEMENTS
6. Tanpa perlu kamu selalu memaksa dan selalu percaya, pacarmu juga tak akan pernah keberatan ponselnya kamu pinjam
Yang, pinjem HPnya ya.
Iya, ambil aja, paswordnya tanggal lahir aku, inget kan? hehehe
Tanpa perlu rengekan atau paksaan, cowokmu ini dengan senang hati memberi izin ke kamu untuk melihat isi gawainya. Seolah memang sudah seharusnya kamu tahu semua isi yang ada di dalam sana. Dia juga percaya, kalau kamu murni cuma sekadar ingin tahu saja, bukan karena tak ada apa-apanya. Toh dia merasa tak ada yang perlu ditutup-tutupi karena memang selama ini dirinya tak pernah macam-macam.
Sebenarnya gawai itu ranah pribadi yang memang orang tak boleh memaksakan diri untuk tahu. Urusan dia memberi izin atau tidak itu bukan persoalan genting. Kalau diizinin lihat syukur, kalau nggak ya udah berarti emang belum saatnya aja.
Gawai itu bukan segalanya, tapi sikap pengertian dan saling percaya itu yang utama. Jadi, masih yakin mau meriksain gawai pasanganmu setiap saat?