Kata cinta tak melulu harus diumbar. Bagi kami para cewek, ungkapan “aku cinta kamu” dari pasangan justru tak selalu meyakinkan. Sebaliknya, kami percaya bahwa perasaan cinta yang sebenar-benarnya bisa dibuktikan lewat tindakan sederhana.
Bukan dengan sekotak coklat, selusin mawar, atau sebuah boneka mahal yang kalian bawakan. Tapi, hal-hal kecil dalam artikel inilah yang justru membuat kami merasa yakin dan percaya; bahwa dalam hati kalian tersimpan perasaan cinta yang dalam.
ADVERTISEMENTS
1. Kami mengerti, erat menggandeng tangan dan memilih berjalan di sisi kanan adalah cara kalian “pasang badan” dan memastikan kami aman di jalanan.
Mencintai berarti berusaha membuat pasangan merasa aman dan terlindungi. Jalanan sekitar rumah, kampus, dan tempat-tempat yang pernah disinggahi bersama adalah saksi. Bagaimana saat jalan berdua, kalian akan erat-erat menggandeng tangan kami. Kalian pun tak ragu memilih berjalan di sisi kanan – melindungi kami dari lalu-lalang kendaraan. Seakan-akan rela jadi tameng jika terjadi kecelakaan atau semacamnya.
Ah, sederhana memang, tapi tindakan inilah yang seakan membuktikan bahwa kalian benar-benar menganggap kami berharga. Kalian tak rela jika melihat kami terluka lantaran diserempet pengendara motor atau mobil yang ugal-ugalan. Kalian bersedia “pasang badan” – mengutamakan keamanan kami lebih dari keselamatan diri sendiri.
ADVERTISEMENTS
2. Meski kami sering menganggapnya berlebihan, larangan pulang ke rumah sendirian saat sudah larut malam hanyalah sekedar bukti kepedulian kalian pada kami.
“Lho, kok belum pulang jam segini? Udah malem, lho!”
“Iya nih, baru selesai acara makan malem sama temen-temen kantor.”
“Terus pulangnya sama siapa? Kamu nggak akan naik taksi sendirian ‘kan? Aku jemput aja, gimana?”
Ada kalanya tanggung jawab pekerjaan memaksa kami lebur di kantor hingga larut malam. Saat ada tugas kelompok yang harus diselesaikan atau di momen perayaan ulang tahun teman, kami pun melakukan hal yang sama. Meski sudah larut malam, bagi kami tak ada salahnya pulang ke rumah sendiri dengan motor atau naik taksi.
Namun, kalian lah yang akan cerewet mengingatkan; bahwa bisa jadi bahaya mengancam kami yang sendirian di perjalanan saat sudah larut malam. Kadang, kami akan menganggap sikap kalian berlebihan karena sebagai perempuan dewasa kami merasa bisa mandiri dan menjaga diri. Tapi, kami pun diam-diam menyadari bahwa sikap kalian yang kami anggap berlebihan adalah bukti kepedulian.
ADVERTISEMENTS
3. Kadang, iseng memeriksa isi ponsel membuat kami merasa dicurigai. Tapi, rasa curiga itulah yang membuktikan bahwa kalian tak rela kehilangan.
Wajar jika sebuah hubungan dibumbui rasa cemburu atau curiga. Kalian mungkin akan penasaran dan memeriksa isi ponsel kami. Kalian takut kalau-kalau kami berbuat tak jujur; sering bertukar pesan singkat atau menjawab telepon dari cowok lain yang berusaha mendekati kami.
Sikap yang semacam ini seringkali membuat kami merasa kesal. Kami merasa diragukan atau tak dipercaya. Namun, saat berpikir ulang dan berusaha memahami maksud kalian, kami sadar bahwa rasa cemburu dan kecurigaan itu menunjukkan betapa kalian tak mau kehilangan. Kalian tak rela jika kami akhirnya pergi lantaran tergoda cinta yang lainnya.
ADVERTISEMENTS
4. Kami sebenarnya senang saat kalian cerewet mengomentari kebiasaan buruk kami yang sering begadang dan telat makan lantaran terlalu sibuk dengan pekerjaan.
Rutinitas pekerjaan maupun perkuliahan seringkali membuat kami “tenggelam”. Saking fokusnya dengan tugas-tugas yang harus dituntaskan, kami justru abai pada diri sendiri. Tidur hingga larut malam atau makan tak tepat waktu sudah dianggap hal yang biasa. Kami sering lupa bahwa kebiasaan-kebiasaan buruk itu justru bisa berbahaya bagi kesehatan.
Nah, kalian lah yang tak akan bosan-bosan mengingatkan. Kalian akan memastikan bahwa kami tak lupa makan tiga kali sehari dengan tepat waktu. Tak lupa pula menyuruh kami untuk segera tidur saat hingga larut malam kami masih sibuk bergelut dengan pekerjaan. Sekali lagi, rasa peduli yang kalian tunjukkan kembali meyakinkan kami bahwa perasaan cinta memang butuh bukti – meskipun lewat tindakan sederhana seperti mengingatkan makan atau melarang kami begadang.
ADVERTISEMENTS
5. Saat kalian memberi pujian yang tak tulus bukan berarti berniat membohongi, kami tahu – kalian sekadar ingin membuat kami senang.
“Sayang, sepatu baruku bagus nggak, sih?”
“Iya, bagus.” (sambil nyengir)
“Ah, bohong. Kok mukanya kecut gitu!”
Karakter cewek memang terbilang unik. Kami sering bertanya atau meminta pendapat pasangan perkara penampilan. Kami paling senang dipuji sekaligus bisa jadi uring-uringan saat apa yang kami kenakan dikritisi. Nah, saking lamanya menjalin hubungan, cowok bisa jadi sudah paham dengan tabiat cewek yang satu ini.
Semata-mata ingin membuat kami senang dan enggan jika kami berubah murung, kalian pun memilih memberi pujian-pujian palsu. Namun, bukan berarti punya niat untuk berbohong atau menipu, apa yang kalian lakukan hanyalah sekadar ungkapan kasih sayang.
ADVERTISEMENTS
6. Tanpa perlu menegaskan siapa yang salah, kalian ikhlas menggenggam tangan kami sambil minta maaf demi mengakhiri sebuah perselisihan.
Sebuah hubungan tak melulu bisa berjalan mulus. Ada saat dimana pasangan harus bertengkar lantaran berselisih paham atau berbeda pendapat. Di saat-saat seperti ini, pasangan seringkali tak bisa menahan emosi dan saling menyakiti.
Entah seberapa hebat pertengkaran yang terjadi, kami benar-benar bahagia saat kalian berinisiatif untuk mengakhirnya. Kalian yang akan spontan menggenggam tangan atau merengkuh pundak kami sambil membisikkan kata “maaf”. Ya, kalian meminta maaf tanpa perlu menganalisa siapa benar dan siapa yang salah. Kalian membuat kami luluh, segala emosi dan amarah kami luruh.
7. Ajakan menemani ke tempat futsal atau datang ke acara pernikahan teman membuktikan betapa kalian menghargai keberadaan kami.
Sebagai pasangan, kami memang ingin dianggap dan dihargai. Tak harus mendampingi kalian setiap hari, tapi bisa sesekali tampil dan menemani kalian sungguh membuat kami senang hati. Saat pergi latihan futsal, ke acara pernikahan teman, atau sekadar nongkrong di Sabtu malam.
Menginjinkan kami masuk ke dunia kalian pertanda rasa nyaman yang dirasakan. Bahkan, saat kalian bisa dengan ringan mengenalkan kami sebagai pasangan, kami merasa benar-benar dianggap dan dihargai. Kami percaya bahwa keterbukaan atas hubungan yang sedang dijalani menegaskan betapa dalam perasaan yang kalian miliki.
8. Ada rasa bangga yang luar biasa ketika kalian mantap mengenalkan pada orang tua dan mengajak kami tampil di acara keluarga.
Sebuah hubungan yang serius tak hanya melibatkan sepasang laki-laki dan perempuan. Ada orang tua dan keluarga besar yang sepatutnya memang dilibatkan dalam hubungan yang dijalani. Akan ada saat dimana kalian menawarkan kepada kami untuk dikenalkan pada orang tua dan keluarga besar sebagai pasangan.
Di saat inilah sebenarnya kami merasakan kebanggaan yang luar biasa. Momen dimana kami merasa benar-benar dihargai dan cintai. Karena inilah pertanda kalian serius dengan hubungan yang dijalani. Bahwa sebuah hubungan yang serius memang layak diketahui mereka yang punya peranan penting dalam hidup kalian.
9. Ketika kalian mau berbagi rencana masa depan dengan kami, itulah pertanda bahwa kalian punya perasaan yang dalam dan benar-benar mencintai.
“Kamu lebih suka kerja kantoran atau jadi ibu rumah tangga biasa?”
“Hmm…Kerja kantoran aja deh, lebih menantang.”
“Kalau udah nikah dan punya anak, gimana? Apa nggak lebih baik jadi ibu rumah tangga sambil berwirausaha? Aku aja lah yang kerja kantoran.”
Hubungan pacaran memang tak bisa dijalani seadanya. Perkara masa depan selayaknya bisa dibicarakan meski tak harus terlalu serius dan memaksakan. Ada kalanya pasangan harus baik-baik berdiskusi soal pekerjaan, keuangan, hingga prinsip-prinsip hidup dan bagaimana menjalankan sebuah keluarga.
Kami yang sebenarnya tersenyum dan bersyukur dalam hati ketika mendengar kalian berbagi perihal cita-cita dan mimpi-mimpi. Kalian yang tak segan melibatkan kami jadi bagian dari rencana-rencana masa depan yang akan diwujudkan bersama.
Ya, kami tak meminta kalian mengucapkan rentetan kata-kata manis atau kalimat “aku cinta kamu” setiap hari. Tapi, kami sekadar butuh bukti agar semakin yakin dan mantap menitipkan hati. Cukuplah lewat tindakan-tindakan sederhana untuk meyakinkan kami – bahwa kalian sungguh mencintai dan tak akan menyakiti.