…..Dan Beginilah Aku Akan Menyayangimu

Bolehkah kali ini kuminta kamu duduk di sampingku tanpa banyak bertanya ini-itu? Kemari, lenganku menunggumu. Ruang hangat antara bahu dan leherku menanti kecup ringanmu. Tolong jangan ke mana-mana dulu. Biar kuhapal kelamnya warna pupil matamu, kutelusuri setiap gulir halus di bawah alismu, bahkan sesekali mengecup kelopak mata yang belakangan tampak lebih lelah itu.

Kamu tentu tahu bahwa di balik acakan gemas tanganku ke rambutmu, dalam setiap rengkuh manjaku ke pinggangmu — ada rasa sayang di situ.

Tapi biarkan kali ini kujelaskan bagaimana aku akan menyayangimu.

Beginilah saya akan menyayangimu

Beginilah saya akan menyayangimu

Kamu akan bertanya kenapa namamu jarang ku tag di berbagai linimasa sosial media. Kenapa sepertinya aku tidak bangga atau ingin mengabarkan pada dunia saat kita pergi berdua. Dalam hatimu bisa muncul keraguan soal apakah aku benar-benar cinta? Masihkah perasaanku sama kuatnya seperti saat kita bertemu untuk kali pertama?

Meski terlihat tenang, sesungguhnya kamu kusayangi dengan penuh rasa kepemilikan. Ingin kunikmati semua momen kita tanpa perlu berbagi pada dunia. Patahan perbincangan kita tak harus masuk ke timeline Path untuk jadi bermakna. Kita juga tak butuh sekian love di feed Instagram hanya untuk merasa bahagia.

Panggilang “Sayang”, “Dear”, atau ucapan cinta kujamin akan jarang mampir ke telinga. Namun akan kupastikan seat belt mu terpasang sebelum lepas dari pandangan mata. Akan kau temukan senyum damaiku setiap mendengarmu tertawa. Berkali-kali kubilang aku suka bentuk tubuhmu apa adanya, wajahmu yang tanpa make up, bahkan memujimu seksi waktu merasa sedang gemuk-gemuknya.

Dan kamu akan berkeras, tak mau percaya.

Kugenggam tanganmu sebagai jawabannya. Berharap hangat hatiku terasa dalam pergesekan pori-pori kita.

Tak perlu khawatir ada hati yang akan terus menerimamu

Tak perlu khawatir ada hati yang akan terus menerimamu via www.engagedandinspired.com

Aku akan jadi orang yang paling keras menentang keputusan-keputusan konyolmu. Kubilang kamu tak perlu takut mencanangkan mimpi setinggi yang kamu mau. Menutup telinga saat orang bilang kamu tak mampu.

Ada tanganku yang pasti sedia mengusap air mata kegagalanmu. Menarikmu bangkit sembari meyakinkan bahwa tidak semua hal harus kau pedulikan. Kadang kamu hanya terus berjalan. Ada bibirku yang setia mengucap mata lelahmu. Mengusap halus kelopak yang makin kuyu itu. Agar kamu tahu, sepayah apapun harimu — aku akan ada di situ.

Begitulah aku akan menyayangimu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat puisi dan penggemar bakwan kawi yang rasanya cuma kanji.