Menjalani hubungan kakak beradik boleh dibilang seru-seru gimana gitu. Kadang bertengkar, kadang kompak, kadang bercanda, kadang diam-diaman. Ya, begitulah semenyebalkan apapun kakak, adik tetap menjadikannya teladan. Sebaliknya, semenyebalkan apapun adik kakaknya tetap sayang.
Namun sebagai kakak, pasti ada satu momen di mana kamu berada di posisi sulit. Terutama saat adikmu lebih unggul darimu atas segala hal; lebih sukses. Di sini kebesaran hatimu sebagai kakak di uji. Di satu sisi kamu bangga memiliki adik bertalenta, tapi di sisi lain ada keirian melihat kesuksesan yang telah diraih adik karena turut berdampak terhadap dirimu juga. Rasanya ‘kalah’ sama adik sendiri seperti inilah kira-kira gambarannya~
ADVERTISEMENTS
1. Bangga karena rasanya nggak sia-sia pernah mengajari dan membimbingnya. Secara nggak langsung ada andil pada kesuksesannya
Bangga adalah hal yang pasti dirasakan oleh kakak ketika melihat adiknya sukses. Sebab bagaimanapun juga kesuksesan adik membawa angin segar ke dalam kebahagiaan keluarga. Kebanggaan lain datang dari dirimu adalah secara nggak langsung kesuksesan adikmu juga ada andilmu. Pembelajaran yang telah kamu berikan saat ia butuhkan selama ini berarti nggak sia-sia. Juga bantuan berupa langsung maupun hanya semangat dan doa akhirnya terbayar dengan kesuksesannya.
ADVERTISEMENTS
2. Sempat ada rasa iri karena merasa dia lebih beruntung. Padahal usaha yang sudah kamu lakukan nggak kalah kerasnya
Meski bangga, terkadang kamu juga merasakan iri kepadanya. ‘Kenapa dia bisa sedang aku nggak? Padahal usaha yang dilakukan hampir sama? Toh sebagian pengetahuannya bersumber dariku juga?’ Pertanyaan-pertanyaan semacam itu kadang mengganggu pikiranmu.
Itu wajar dan kayaknya hampir dialami setiap kakak. Tapi perlu dikendalikan, jangan sampai iri berubah menjadi dengki; bahaya! Yang mesti diingat adalah bagaimanapun Tuhan sudah mengatur rezeki masing-masing. Mungkin untukmu saat ini belum waktunya.
ADVERTISEMENTS
3. Rasa iri itu barangkali dipengaruhi oleh adanya perubahan dari suasana rumah. Perhatian orang tua ‘seakan’ jadi lebih ke adikmu
Rasa iri dalam diri ini boleh jadi dipengaruhi oleh perubahan perhatian orang tuamu yang lebih memperhatikannya semenjak adikmu sukses. Sejak adikmu sukses, pastilah orang tuamu lebih sering membicarakan adikmu dibanding kamu. Lagi-lagi ini wajar. Namanya juga orang tua lihat anaknya yang sukses, pastilah dibangga-banggakan. Kamu juga nanti akan dielu-elukan kalau sukses. Tunggu saja tanggal mainnya.
ADVERTISEMENTS
4. Tapi yang paling bikin kesel tuh kalau orang tuamu sudah mulai membanding-bandingkan kamu dengan dia
Hal yang mungkin paling bikin kamu kesal adalah ketika kamu dibanding-bandingkan dengan adikmu. Memang sih niatnya untuk melecut semangatmu, tapi terkadang karena terlalu sering kamu jadi merasa terbebani hingga ada saatnya kupingmu panas. Nah di sinilah kesabaran dan kebesaran hatimu diuji. Pilih ngambek atau bekerja lebih keras lagi. Agaknya pilihan kedua lebih keren untuk dijalani.
ADVERTISEMENTS
5. Nggak cuma orang tua, kerabat dekat maupun saudara juga sekarang lebih tertarik berbincang dengannya dibanding denganmu
Ujian selanjutnya untukmu adalah dari luar rumah, tepatnya dari saudara, kerabat dan teman-teman dekatmu. Sama halnya dengan orang tuamu, melihat adikmu sukses mereka pasti akan sedikit berpaling darimu. Mereka akan lebih sering membicarakannya dibanding membicarakanmu. Namun sekali lagi, ini adalah hal yang wajar. Kamu hanya perlu membiasakannya. Bersikaplah dewasa, nanti kamu juga dapat gilirannya.
ADVERTISEMENTS
6. Namun dari semua hal tersebut, hal positifnya adalah semangatmu untuk sukses menjadi semakin terlecut melihat segala pencapaiannya
Dari kebanggaan sampai keirian melihat adikmu sukses, sebaik-baiknya sikapmu adalah menjadikan kesuksesan adikmu ini sebagai pelecut semangat. Bekerja keraslah lebih giat agar mimpimu lekas tercapai. Jangan mau kalah dengan adikmu yang meraih sukses lebih dulu. Buatlah kompetisi yang sehat dengannya. Kalau dia bisa, masa kamu nggak?
Bicara soal hubungan kakak beradik boleh dibilang nggak akan ada habisnya. Fasenya bermula di masa kamu dan adikmu sering bertengkar, berlanjut saat zaman kompak-kompaknya, hingga sekarang terpisah jarak (merantau) tapi masih tetap mengikuti perkembangan masing-masing.
Adikmu yang sukses lebih dulu memang membanggakan, tapi sekaligus juga ujian bagimu. Dari ujian kesabaran hingga ujian kebesaran hatimu. Kesabaran dalam berusaha, kebesaran hati dalam menerima dampak buruk dari kesuksesannya. Ya, begitulah hidup, kadang nggak sesuai ekspektasimu. Kadang kamu harus menerima orang lain yang lebih beruntung darimu –nggak terkecuali itu adikmu sendiri.