Mendekati gebetan selalu selalu jadi saat yang menyenangkan sekaligus membuat berdebar. Gimana enggak? Ngeliat sosoknya dari kejauhan dan denger suaranya aja udah bikin kita girang setengah mati. Tapi, apa jadinya kalau ternyata gebetan kita cuma menganggap kita gak lebih dari sahabat?
Setelah sebelumnya Hipwee memberi kamu tips tentang gimana caranya lepas dari jeratan friendzone, kali ini kami akan mencoba merangkum dilema yang dirasakan orang-orang saat terjebak di zona teman ini.
ADVERTISEMENTS
1. Kadang kamu bertanya, “Kenapa harus aku?”
Pertanyaan ini selalu terngiang di dalam hatimu. Kayaknya teman-temanmu yang lain kehidupan cintanya lurus-lurus saja. Hanya kamu yang drama banget. Ah, pengen rasanya memaki Tuhan!
ADVERTISEMENTS
2. Soundtrack wajib buat keseharianmu adalah Shiver-nya Coldplay
“So I look in your direction, but you pay me no attention do you?”
Lagunya sih enak, tapi rasanya itu lho. Nyele
kit.
ADVERTISEMENTS
3. Kamu sensitif sama kata “teman” atau “sahabat”
Apalagi kalo si dia yang bilang: “Kamu emang temenku yang paling baik.” Duh, rasanya kamu pengen protes.
ADVERTISEMENTS
4. Kamu bingung, harus merasa sedih atau senang menjadi sahabatnya
Dilematis nih! Kamu seneng berada di sekitar dia, jadi orang yang dicari-cari buat menemaninya. Tapi, kamu juga ngerasa sedih pas inget dia cuma menganggap kamu teman aja.
ADVERTISEMENTS
5. Sisi rasionalmu pengen kamu move on, tapi perasaanmu enggak
Kamu bisa menghitung lewat logika bahwa perasaanmu ini sia-sia, tapi kamu juga gak bisa bohong sama dirimu sendiri kalo kamu cinta dia.
ADVERTISEMENTS
6. Pertanyaan yang paling sering berputar di kepalamu: “Kalau aku pergi, dia bakal kehilangan gak ya?”
Kamu ingin pergi, agar dia tahu bahwa kehadiranmu itu penting. Tapi gimana dong kalau dia malah nggak pa-pa ditinggalkan? Nanti kamu malah sakit sendirian.
7. Kamu berpikir, “Gak papa deh cuma dianggap sahabat, asalkan kamu bisa tetap bareng dia terus.”
Ya, gimana, ya? Udah terlanjur cinta sih, jadi terima aja anugerah ini. Selama kamu masih punya kesempatan bersamanya, kamu akan memanfaatkan momen ini dengan sebaik-baiknya.
8. Kamu selalu antusias mendengarkan ceritanya saat kalian nongkrong bareng
Kamu selalu ingin menghabiskan waktu bersamanya. Pas dia nyariin kamu buat jalan-jalan atau sekadar duduk-duduk di kafe dan ngobrol, kamu girang banget.
Pikiran dan hatimu begitu terfokus ke dia, sampai kamu lupa kenyataan bahwa dia cuma nganggep kamu temen doang. Bahkan, sekadar tatapan matanya dan desah suaranya bisa bikin kamu melting.
10. Namun, saat dia nyeritain orang lain yang dia kagumi, mendadak hatimu perih
(dia menatapmu dalam)
(kamu sudah deg-deg an)
(dia mendekat, berbisik ke telingamu) “Ada cowok yang aku taksir, tau. Ganteng banget…”
PERMISI. JALAN KELUAR DARI SEMUA PENDERITAAN INI ADA DI MANA YA? SAYA SUDAH LELAH.
Well, namanya di-friendzone, kamu pasti paham resikonya: suatu hari dia bakal kesengsem sama orang lain. Dan sebagai sahabat yang baik, dia pasti cerita sama kamu. Duh!
11. Apalagi waktu kamu tahu dia lagi jalan sama orang lain
Karena kalian sering SMSan, dia mungkin ngabarin kalo lagi jalan sama orang lain, dan ini bikin kamu tambah nggerus.
Sakitnya DI SINI BROH! DI SINI! *tunjuk dada*
12. Yang paling jleb, kamu merasa kalah telak begitu dia ngenalin gebetannya ke kamu
Hiks, ternyata gebetannya lebih segala-galanya dibanding gue! Sedih!
13. Kamu pun sadar ada jurang besar yang memisahkan antara kata “pacar” dan “sahabat”
Jurang ini terlalu lebar buat kamu seberangi.
14. Kamu adalah orang yang berusaha selalu ada buat dia
Waktu dia butuh teman cerita, sedang sakit, butuh dukungan, atau bahkan sekedar teman jalan-jalan — kamu adalah orang yang paling bisa diandalkan.
15. Tapi sebaliknya, dia nggak mungkin selamanya di samping kamu
Karena hanya menganggapmu sebagai sahabat, dia tidak punya “kewajiban” untuk memperlakukanmu sebaik dia. Suatu hari, kamu emang harus merelakannya diambil orang lain. Yah, mau gimana lagi?
16. Kadang kamu ingin bertanya padanya, “Apa lagi sih yang kamu cari? Kenapa aku saja tidak cukup?”
Seperti kata Dee, kamu itu ibarat anggur putih mahal yang terhidang di depan matanya. Tapi selama ini dia hanya sibuk mencari segelas air putih.
*kemudian kamu duduk diam di pojokan, nangis*
18. Akhirnya, meski berat, kamu harus memutuskan untuk move-on
19. Karena siapa tahu, sebenarnya ada seseorang yang diam-diam mengagumi kamu di luar sana
Selama ini barangkali dia tidak terlihat karena kamu terlalu dibutakan oleh orang yang kamu cintai setengah mati itu. Dia, yang hanya menganggapmu sebagai sahabat.
20. Pemahamanmu tentang cinta pun kini naik tingkat
Kamu kini paham makna semua kisah pelik ini:
“Suatu kali, kamu merasa menemukan seseorang yang paling sempurna untuk mengisi hidupmu. Lalu, kamu pun menyadari bahwa kamu gak bisa merengkuhnya ke pelukanmu.
Pengalaman ini mengajarkan padamu bahwa terkadang cinta sejati adalah tentang kerelaan untuk melepaskannya.”
21. Kamu pun mengerti, kamu akan selalu cinta dia. Tapi, merelakannya pergi bukan berarti harus membunuh cintamu padanya
Cintamu padanya naik level menjadi cinta yang tanpa pretensi, tanpa keinginan untuk menguasainya untuk dirimu sendiri. Toh, kalo jodoh, suatu hari kalian bakal ketemu lagi kok!
22. Eh, tapi tunggu dulu. Sudahkah kamu mengungkapkan perasaanmu padanya? Jika belum, ungkapkanlah!
Cinta bukanlah cinta jika gak kamu ungkapkan. Lagipula, mengungkapkan perasaan cintamu setelah kamu siap untuk merelakannya bakal menjadi hal yang paling melegakan sepanjang waktu; kamu berhak untuk itu. Dan apapun reaksinya, kamu udah menang.
Di-friendzone mungkin adalah salah satu kisah yang paling nyelekit yang terjadi di masa muda kita. Namun, mengalaminya akan membuatmu percaya bahwa sesulit apapun hari ini, hidup kita akan lucu pada waktunya.