Hai, sudahkah kamu mendengar lagu milik Tulus yang berjudul “Jangan Cintai Aku Apa Adanya”? Aku baru mendengarnya sore ini, dan kurasa aku mengerti maknanya. Dulu, aku mencintaimu begitu apa adanya, sebab kupikir cinta memang seharusnya demikian. Namun, kini aku mengerti bahwa cinta itu memang tidak bersyarat, tapi bukan padamu, melainkan pada diriku sendiri.
Sekilas terdengar egois. Namun, percayalah. Mencintai pasangan tanpa syarat tak akan membawa kita ke mana-mana. Sebaliknya, mencintai diri sendiri tanpa syarat, akan membawa kita menjadi apa pun yang kita inginkan. Termasuk, mencintaimu dengan cara yang benar.
ADVERTISEMENTS
Jatuh cinta terkadang membingungkan. Sering kutemukan diriku menghilang sebab hanya kamu yang kupikirkan
Pernah kutemukan diriku sejatuh-jatuhnya. Bersamamu membuatku merasa jadi orang paling beruntung sedunia. Sebab, hey, kenapa kamu bisa jatuh cinta padaku? Seluruh duniaku mendadak terpusat padamu. Di setiap waktu luangku, yang kupikirkan hanyalah sedang apa kamu dan apakah kamu bahagia hari ini? Di setiap keputusan yang kuambil selalu terpikirkan, setujukah kamu? Senangkah kamu? Hingga tanpa kusadari, aku bahkan tak pernah lagi bertanya pada diriku sendiri: apa kabarmu hari ini?
ADVERTISEMENTS
Mencintaimu tanpa syarat, menjadikan diriku penuh kekurangan. Sebab diri ini begitu takut akan kehilangan
Aku mencintaimu tanpa syarat. Kelebihanmu kukagumi, sedang kekuranganmu selalu kumaklumi. Namun, kupandang diriku dengan cara yang berbeda. Segala dalam diri ini terasa salah, dan kamu bisa pergi kapan saja. Aku lupa bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, karena kekuranganku kupandang sebagai borok yang harus kusembunyikan. Lantas, aku mulai mengoreksi keseluruhan diriku, dan mencocokkannya dengan keinginanmu. Hingga akhirnya, kusadari bahwa aku terlalu sibuk menjadi sempurna. Hingga lupa, bahwa terkadang itu menyakitkan rasanya.
ADVERTISEMENTS
Setitik kesalahan dalam diriku bagai sebuah lubang hitam. Sulit sekali kumaafkan sebab aku takut ditinggalkan
Kamu pasti tahu bahwa setiap orang pernah melakukan kesalahan. Entah kecil, entah besar, terkadang juga kesalahan yang tak kusadari. Kamu juga sama, dan aku memakluminya karena kamu adalah manusia. Namun, aku jadi bertanya-tanya. Bila aku bisa memaafkanmu dengan mudah, kenapa aku tak bisa memaafkan diriku sendiri dengan mudah? Soal ini aku begitu kejam. Baru-baru ini saja kusadari, bahwa terkadang aku menjadi orang paling kejam dan sadis saat membully diriku sendiri.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Namun, kini kusadari bahwa cinta tak semestinya begini. Syarat itu harus kuberikan, sebab perjuangan kita harus sepadan
Di satu titik aku mulai paham, bahwa perasaanku ini mulai tidak sehat. Aku hanya memikirkanmu, sampai melupakan diriku sendiri. Aku bertahan dalam hubungan yang tidak sehat, dan terus-terusan memaklumi. Rasa takut akan ditinggalkan ini mulai melelahkan. Setiap protes ataupun ketidaksetujuan selalu kusimpan, sampai aku lupa bahwa aku juga punya hak berpendapat yang sama. Aku berdiet tanpa logika hanya karena kamu bilang aku gendutan, padahal sebenarnya berat badanku masih ideal. Sementara dirimu begitu nyaman karena tak perlu berjuang keras untuk bertahan. Bukankah, seharusnya sebuah hubungan tidak demikian?
ADVERTISEMENTS
Justru pada diriku syarat itu harus kuhilangkan. Sebab hanya dengan mencintai diriku sendiri, aku bisa mencintaimu dengan benar
Tolong dicatat, perubahan ini bukan berarti aku tak lagi mencintaimu. Hanya saja, aku sadar bahwa aku mencintaimu dengan cara yang keliru. Kini aku hanya perlu memutar jalan, dan mulai mencintaimu dengan benar. Yaitu, dengan cara mencintai diriku sendiri terlebih dahulu. Sama seperti Tulus, ada banyak pemakluman atasmu yang seharusnya kucoret dan kutiadakan. Sebab bila terus-terusan kumaafkan dan kumaklumi, kamu pun akan stuck di tempat dan tidak pernah belajar dari kesalahan bukan? Aku mulai belajar mengatakan apa yang kusuka dan apa yang tidak kusuka. Aku belajar berkata “tidak”, agar hubungan ini bisa berjalan dua arah.
Aku tahu setiap orang diberi kekurangan. Aku tak harus bersikeras menutupinya agar bisa diterima
Sejak awal aku tahu bahwa setiap orang memiliki kelemahan dan kelebihan. Tapi aku bersikeras melupakannya. Sekarang aku sadar bahwa aku tak perlu menjadi sosok yang hebat setiap hari. Aku tak perlu menjadi orang yang selalu menyenangkan di setiap kesempatan. Dan aku juga tak harus menjadi sosok yang sempurna agar bisa diterima. Aku pun ingin kamu mengenalku secara keseluruhan, dengan segala kelemahan dan kekurangan. Bukankah dengan demikian, relasi kita dilandasi kejujuran?
Kucintai diriku tanpa syarat, dan kini aku tahu bahwa diriku berharga. Dengan demikian, kuizinkan diriku menjadi lebih baik setiap harinya
Dulu aku bersikeras menjadi sosok yang kamu inginkan. Ada hal-hal yang kusukai namun kamu benci, maka kutinggalkan. Sekarang aku tak bisa begitu lagi. Setelah kuterima keseluruhan diriku sendiri, kucintai pula diriku tanpa syarat. Jadi, alih-alih meratapi dan berusaha menyembunyikan kekurangan, aku bisa fokus mengembangkan kelebihan dan potensi yang kupunya. Aku jadi tahu makna dari “memantaskan diri” itu bukan untukmu atau siapa pun pasanganku kelak, melainkan untuk diriku sendiri. Kuperbaiki diri ini, karena aku tahu apa yang kutuju dan aku tahu aku bisa lebih dari ini.
Kekasihku, kini aku sadar bahwa mencintai seseorang dengan benar adalah dengan mencintai diri kita sendiri terlebih dahulu. Kamu juga sama. Meski cinta ini menjadi penuh syarat karena tentu saja aku ingin bersama seorang yang tepat, tak perlu mengubah dirimu menjadi orang yang kucintai atau hanya mengikuti apa yang aku senangi. Karena sebenarnya kamu hanya perlu menjadi seseorang yang bisa kamu cintai sendiri. Lantas, orang lain akan mudah pula mencintaimu tanpa kamu sadari.