Cinta memang butuh pengorbanan. Kalimat klisé inilah yang sering kita dengar tentang berkorban demi cinta. Ya, memang statement itu ada benarnya. Demi kekasih memang terkadang ada yang harus kita buang atau lepaskan dari diri kita. Tentu kita pengen memberikan yang terbaik dari diri kita dan membuang hal-hal yang nggak baik dari kita. Semua itu demi kebaikan bersama. Oh, indahnya.
Tapi, jangan salah. Nggak semuanya harus kamu korbankan demi sebuah hubungan. Ada beberapa hal yang sebenarnya nggak perlu kamu korbankan. Kalau kamu sampai mengorbankan hal-hal berikut ini, sama saja kamu kurang menghargai dirimu sendiri!
ADVERTISEMENTS
1. Orang bilang cinta butuh pengorbanan. Tapi bukan berarti kamu harus ikhlas dibikin sedih terus-terusan
Menjalin sebuah hubungan memang wajar jika bersulamkan air mata. Memang, suka dan duku pasti hadir dalam setiap hubungan. Tetapi, waktumu lebih didominasi oleh kesedihan, kamu nggak boleh ikhlas begitu saja. Berkorban dengan rela bersedih-sedih demi membahagiakan pasangan adalah cara yang salah. Bagaimanapun juga kamu teteap punya hak untuk tetap bahagia.
ADVERTISEMENTS
2.Kamu boleh jatuh cinta sepenuh hati. Tapi jangan sampai perasaan ini menggerus hobi
Jangan remehkan yang satu ini. Setiap orang punya kesibukan, aktivitas, (tak terlupakan) hobi. Dari sinilah kamu bisa mengisi hari-harimu. Di sini juga kamu bisa menemukan kebahagiaan (selain cinta). Ini juga merupakan me-time kamu. Jadi, kamu nggak perlu mengorbankan yang satu ini demi cinta. Dia juga seharusnya menghargai kesibukan kamu.
ADVERTISEMENTS
3. Sedalam apapun kamu jatuh hahti — tak selayaknya perasaan ini mengubah kepribadian selama ini
Setiap manusia punya kepribadiannya sendiri-sendiri. Ada yang ekstrovert, introvert, pendiam, aktif, pasif, dan lain sebagainya. Kamu pasti memiliki kepribadianmu sendiri, bukan? Bawalah itu, nggak ada yang salah dari setiap kepribadian. Semuanya punya kelebihan dan kelemahan. Kamu nggak perlu memaksa dirimu menjadi kepribadian yang lain hanya demi cinta. Kamu hanya akan hidup dalam kepura-puraan kalau kamu berusaha mengubah kepribadianmu.
ADVERTISEMENTS
4. Siapa bilang dunia hanya milik berdua? Nggak ada alasan buat kamu melepaskan teman yang selama ini selalu bersama
Terkadang ada cinta yang memaksa kamu menghapus salah seorang dari sahabat atau keluargamu. Terkadang ada juga cinta yang memaksa kamu terbuang dari keluargamu. Melepaskan mereka bukanlah pilihan yang tepat, apalagi menghapus orang yang mengalir darah yang sama denganmu. Jangan sampai gara-gara cinta kamu harus membuang ataupun terbuang dari mereka.
ADVERTISEMENTS
5. Hubungan itu investasi hati. Kalau tabungan makin ludes karena dia sih harusnya dipikir-pikir lagi
Cinta memang tidak bisa dilepaskan begitu saja dengan materi. Ada kalanya kita memberikan sesuatu untuk orang tercinta dan terkadang perlu merogoh kantong untuk melakukannya. Tetapi, apa jika semua itu terjadi terus dan berkepanjangan dan bisa mengancam investasimu? Apakah cinta harus berkorban hingga segitu? Urusan investasi juga menyangkut masa depan dan kehidupan. Kamu nggak bisa mengorbankanya begitu saja.
ADVERTISEMENTS
6. Ketika deminya impian harus dikorbankan — masihkah hubungan ini layak dipertahankan?
Ya, setiap orang punya impian. Mimpimu itu sudah menjadi hak kamu dan kamu hanya perlu mengusahakan untuk bisa menggapainya. Masalahnya, terkadang cinta bisa menghambatmu sehingga mimpi itu terasa jauh. Dalam sebuah hubungan mimpi memang terksean “mimpi”. Tetapi bukan berarti ini boleh disepelekan. Mengorbankan mimpi sama aja mengorbankan masa depanmu. Jangan sampai gara-gara cinta kamu semakin dijauhkan dari mimpimu.
7. Dia itu siapa? Yakin demi dia kamu rela berpaling dariNya?
Urusan iman juga hal yang nggak perlu kamu korbankan. Gara-gara terlalu sibuk dengan pasangan, kamu bisa lupa dengan kewajibanmu. Dimabuk asmara terkadang bisa meyeret kamu jauh dari-Nya. Lebih parah, kamu bisa terancam melepaskan apa yang kamu percaya dari pelukanmu. Ini sudah sangat keliru. Hubungan yang sifatnya sangat pribadi ini jangan sampai kamu korbankan demi cinta.
8. Rasa memiliki dan dimiliki memang ada. Tapi kalau sampai tak bisa mengambil keputusan sudah nggak sehat namanya
Rasa memiliki dan dimiliki memang terkadang tumbuh dari masing-masing pihak. Ada saatnya kamu meminta, ada saatnya kamu memberi. Tentunya semua itu harus seimbang. Kalau kamu punya pasangan yang hasrat memilikinya terlalu tinggi, jangan serahkan dirimu sebagai bukti cinta. Itu adalah cinta yang buta, tentunya bukan buta dalam arti positif. Menyerahkan dirimu sendiri untuk disetir sama saja kamu nggak menghargai dirimu sendiri. Terkadang memang hal ini terjadi atas paksaan. Ini juga lebih ngawur lagi.
Itu dia hal-hal yang nggak perlu kamu korbankan demi cinta. Jangan sampai kamu jadi korban cinta, ya?