Rumitnya hubungan cinta yang sudah satu agama, tapi beda aliran | Illustration by Hipwee via www.hipwee.com
Dalam perkencanan, katanya sih cinta beda agama paling rumit dan susah. Ibaratnya, sejak awal, cinta beda agama sudah ditentang oleh dua Tuhan sekaligus. Beberapa hubungan beda agama memang berhasil sampai pelaminan, tapi tak sedikit juga hubungan beda agama yang gagal di tengah jalan, bahkan saat masih pacaran.
Kalau membayangkan risikonya aja, orang sudah pengin menyerah duluan. Bukannya nggak mau berjuang, cinta beda keyakinan memang banyak rintangan. Jadi, banyak yang berpikir mending memilih yang seagama. Eits… Tunggu dulu! Siapa bilang yang udah satu agama dan satu iman maka akan minim rintangan?
Mungkin kamu dan doi sudah satu agama, tapi bisa jadi ternyata kalian beda aliran. Seperti kita tahu, setiap agama kan biasanya punya beberapa aliran. Misalnya, kalau di Islam ada aliran Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Sementara di agama Kristen, ada beda aliran gereja yang biasa disebut denominasi.
Cinta beda aliran agama ini tak kalah runyam dibandingkan cinta beda agama lo. Bahkan, masalah bisa timbul cuma gara-gara hal sepele. Yang bikin lebih ruwet, kita mungkin nggak memikirkan masalah ini akan terjadi sebelumnya.
ADVERTISEMENTS
Cara beribadah yang dilakukan bisa jadi punya perbedaan. Makanya, sering timbul perdebatan di antara pasangan
Perdebatan dalam hubungan satu agama tapi beda aliran | Photo by Eric Ward on Unsplash
Hubungan yang dijalani oleh dua orang yang punya agama sama nyatanya nggak luput dari perdebatan lo. Meskipun sudah satu iman dan satu keyakinan, kalau alirannya beda, maka cara beribadahnya pun bisa jadi tak sama. Perbedaan cara ibadah ini mungkin terdengar sepele. “Ngapain sih dipermasalahkan?” begitu pikirmu. Eh, jangan salah, justru hal-hal yang terlihat sederhana ini malah bisa bikin hubungan jadi runyam. Perderbatan bisa jadi tak terhindarkan.
Contohnya nih, sepasang kekasih melakukan ibadah di waktu yang sama. Sekilas mungkin caranya juga serupa, tapi saat ada sedikit perbedaan dalam menunaikannya. Hal ini bisa jadi pemantik kerenggangan. Misalnya, dalam kasus Rahma (nama samaran) dan pacarnya.
“Eh, kok kamu nggak pakai doa ini sih?” tanya sang pacar.
Rahma tentu langsung mengatakan tidak. Sedangkan, sang pacar sudah siap dengan pertanyaan lagi yang menyudutkan, “Kok nggak pakai sih?” Bagi Rahma, doa itu memang nggak pernah dibaca saat salat, berbeda halnya dengan kepercayaan sang pacar.
Dari pertanyaan sederhana itu, Rahma jadi berdebat dengan sang pacar. Pasalnya, sang pacar menilai cara beribadah Rahma kurang benar. Gara-gara itu pula, mereka sampai sewot satu sama lain selama berhari-hari. Sang pacar ngotot caranya beribadah yang benar, sementara Rahma pun berpikir nggak ada yang salah dengan caranya beribadahnya.
ADVERTISEMENTS
Meski satu agama, tetap aja nilai-nilai hidup yang dipegang bisa beda. Soalnya, yang diajarkan juga mungkin tak sama
Hubungan cinta satu agama bisa dikatakan gampang-gampang susah. Perbedaan agama sudah otomatis bukan ganjalan. Namun, kalau kamu dan pasanganmu belajar aliran agama yang beda, maka perbedaan nilai pun bisa jadi tetap tak terelakkan. Nah, jika nggak tahu caranya menyelaraskan perbedaan ini, bukan nggak mungkin caramu dan dia menjalani hidup serta menentukan tujuan pun akan berbeda. Kalau begini, keutuhan hubungan jadi taruhan.
Contohnya, sepasang kekasih yang menganut agama yang sama, tapi beda aliran tempat ibadah seperti beda gereja. Dalam agama tertentu, beda aliran tempat ibadah sama artinya dengan beda cara beribadah, doktrin agama, dan pemahaman nilai agama yang jadi pegangan hidup.
Perbedaan ini juga berarti tiap penganut punya cara ibadahnya sendiri. Ada yang cenderung lebih santai dan terbuka. Namun, ada juga penganut yang masih kental dengan adat-istiadat, sesuai dengan aliran atau ajaran tempat ibadahnya.
Semua itu adalah perbedaan yang terkadang bikin pasangan ragu untuk melanjutkan hubungan ke pelaminan. Apalagi, kalau pihak keluarga cukup ketat menyeleksi calon pasangan berdasarkan aliran agamanya. Alhasil, hubungan seiman udah pasti berada di ujung perpisahan. Beberapa pasangan pernah membuktikan sulitnya menjalani hubungan seagama, tapi beda aliran agamanya.
Padahal, sejak awal mereka sudah punya ekspektasi kalau hubungan bakal direstui. “Kan sudah satu agama,” begitu pikir mereka. Ya, namanya juga hidup; banyak kejutannya dan kadang tak sesuai harapan kita.
Tantangan cinta satu agama, tapi beda aliran | Illustration by Hipwee
ADVERTISEMENTS
Pas satu sama lain sudah saling menemukan titik temu atas perbedaan aliran agama, eh, keluarga besar yang mempermasalahkannnya 🙁
Menganut agama yang sama bukan berarti hubungan asmara tanpa halangan. Kisah semacam ini benar-benar terjadi. Pasangan yang sudah menjalin hubungan serius dan pengin naik pelaminan berpikir kalau jalan mereka cukup mulus. Pertentangan dua keluarga besar tidak ada lantaran keduanya lahir dari latar belakang agama yang sama. Niat untuk membawa hubungan ke pernikahan semakin kuat dan optimis bakal diterima kedua belah keluarga.
Akan tetapi, siapa yang menyangka kalau acara lamaran bisa ditolak dan gagal dilaksanakan? Alasannya, salah satu pihak keluarga memandang sinis calon besan gara-gara merayakan hari perayaan di waktu yang beda. Dalam agama tertentu, waktu pelaksanaan hari perayaan memang tidak serentak. Merayakan hari besar beda satu hari lebih dulu, misalnya.
Kedua keluarga sama-sama kuat dalam beragama, akhirnya hal-hal kecil yang semula biasa mulai dipertanyakan dan diperdebatkan. Soal perbedaan waktu perayaan ini cuma contoh kecil aja. Masih banyak ha-hal mendasar soal perbedaan aliran agama yang bikin hubungan cinta jadi rumit. Apalagi, biasanya perdebatan datang bukan hanya dialami pasangan, tapi juga keluarga besar.
Setiap pasangan yang beda aliran agama punya PR untuk memberi pemahaman pada pasangan sekaligus anggota keluarga, supaya perbedaan-perbedaan semacam itu nggak jadi penghalang hubungan.
Sebenarnya, setiap hubungan, entah yang beda agama maupun seagama sama rumitnya. Gini lo, hubungan kan dijalani dua orang yang berbeda. Tanpa melibatkan agamanya pun, dua orang ini pasti memiliki prinsip-prinsip hidup yang tak selalu sejalan sebab keduanya lahir dari latar belakang, pemahaman, atau pola pengasuhan yang berbeda. Nah, kalau nggak bisa menyelaraskan langkah, apa pun alirannya, hubungan cintanya bisa kandas dan hati pun patah.