Baik itu anak kita sendiri, adik, keponakan, maupun tetangga kita, salah satu hal yang mendefinisikan anak-anak adalah rasa ingin tahu mereka. Tak jarang, rasa ingin tahu itu membuat mereka melontarkan berbagai pertanyaan yang tak kita duga-duga. Tak terkecuali halnya dengan seks.
“Apa?!” Sontak kita akan terkaget-kaget dan bingung dalam menjawab pertanyaan mereka. Padahal, pendidikan seks adalah hal yang penting — agar anak-anak bisa berlatih menjaga diri mereka dan menjadi bijaksana saat dewasa. Pengetahuan tentang seksualitas bukan berarti mengajari anak-anak menjadi vulgar, tetapi mengajak mereka lebih terbuka dan lebih menjaga tubuh mereka. Lantas, bagaimana sebaiknya pendidikan seks ke anak-anak dilaksanakan? Daripada terus-terusan bingung, ayo baca artikel di bawah ini!
ADVERTISEMENTS
1. Jangan menghindar dari pertanyaan mereka.
Ketika anak-anak bertanya tentang seks, kita cenderung akan menghindar atau pura-pura tidak mengerti. Selain bingung mau menjawab apa, kadang kita juga merasa bahwa informasi seputar seks tidak diperlukan oleh mereka. Padahal, penting bagi mereka untuk mendapatkan informasi yang kredibel dari orang-orang yang memang peduli dan menyayangi mereka.
ADVERTISEMENTS
2. Sampaikan dengan apa adanya
Karena segan atau canggung, kita kadang memilih menggunakan kata-kata pengganti yang aneh — seperti “anu” atau “burung” untuk alat kelamin — dalam menerangkan ke anak-anak perihal seks. Gunakan saja kata penis dan vagina. Ini akan membuat mereka lebih mampu menyikapi seks dengan bijaksana, tidak “heboh” dan berlebihan. Jangan lupa jelaskan juga bahwa kata-kata tersebut hanya boleh digunakan dengan sopan.
ADVERTISEMENTS
3. Sesuaikan informasi yang kamu berikan dengan usia mereka
Seberapa jauh kamu “membocorkan” informasi harus disesuaikan dengan usia mereka. Penyesuaian usia ini bukan kepada jujur atau tidaknya kita menjawab, melainkan tentang tingkat kerumitan jawaban kita.
Ketika mereka bertanya darimana datangnya bayi, misalnya, jelaskan dengan baik bagaimana proses biologis berlangsung tanpa harus menjadi vulgar. Kepada yang lebih kecil, kamu bisa mengungkap bahwa ibu memiliki suatu sel dalam tubuh yang bertemu dengan suatu sel milik ayah, dan ketika keduanya bersatu maka muncullah adik bayi di rahim ibu. Kepada yang lebih besar, kamu bisa “mendesain” jawaban yang lebih kompleks.
ADVERTISEMENTS
4. Jelaskan tentang anggota tubuh milik mereka
Anak-anak masih melalui tahapan dimana mereka akan mengeksplorasi tubuhnya. Utarakan satu-satu kegunaan anggota tubuh mereka. Beri tahu juga mana bagian yang boleh ditunjukkan kepada orang lain dan mana bagian pribadi yang tidak boleh ditunjukkan ataupun disentuh oleh orang lain.
ADVERTISEMENTS
5. Berdiskusi secara rutin
Setelah mulai sedikit terbuka dan terbiasa, ada baiknya jika kamu selalu rutin mengingatkan anak-anak untuk menjaga anggota tubuh pribadi mereka. Bagaimana pun, mereka masih anak-anak, dan mereka bisa saja lupa. Selain itu, banyaknya informasi yang bisa mereka terima dari sumber-sumber lain bisa juga membuat cara berpikir mereka sedikit “meleset”.
Dengan pendidikan seks yang tepat, anak-anak diharapkan bisa menjadi calon orang dewasa yang bijak. Kamu punya kiat atau saran yang lainnya? Jangan lupa tambahkan ke komentar ya.