Sudah lama kita menjalani hubungan bersama. Hari demi hari berjalan seperti mimpi saking indahnya. Saat terbangun di pagi hari, wajahmu langsung muncul dalam kepalaku. Rasanya tak sabar untuk menghabiskan waktu seharian berdua. Aku akan menggandeng tanganmu seperti biasa, mengelus rambutmu, lalu mengucapkan kata-kata cinta di telingamu.
Sampai akhirnya hari itu tiba. Kau memintaku untuk melakukan hal yang tak biasa. “Aku sangat mencintaimu, ayo kita berhubungan intim,” katamu dengan gugup. Saking kagetnya hatiku bagai melompat keluar. Ingin sekali kutolak ajakan itu, tetapi, bagaimana perasaanmu? Bagaimana jika nanti kau sakit hati?
ADVERTISEMENTS
Dear kekasih, bukannya aku tak mencintaimu. Aku hanya menganggap kalau hubungan seks bukanlah cara untuk mengungkapkan perasaanku
Setiap orang pasti punya cara untuk menyampaikan perasaan. Ada yang lebih suka dengan kata-kata manis. Ada juga yang membuktikan lewat perbuatan. Apa pun caranya, kurasa tak perlu dipermasalahkan. Sebab tiap manusia memang lahir berbeda. Bukankah itu yang membuat dunia begitu indah? Kau dan aku pun bisa bersama karena kita saling melengkapi.
Karena itu, maaf jika aku menolak ajakan untuk berhubungan intim. Bukannya aku tak mencintaimu. Namun cara kita mengungkapkan cinta berbeda. Barangkali kau ingin pembuktian secara fisik. Tapi bagiku, mengetahui isi hatimu saja sudah cukup. Semoga kau tak tersinggung, ya.
ADVERTISEMENTS
Cinta bisa diwujudkan dengan cara apa saja. Bagiku tak perlu berhubungan seks, cukup dengan menghadapi hari demi hari bersama
Betapa bersyukurnya diriku karena memilikimu. Kau selalu bisa kuandalkan dalam berbagai situasi. Saat aku kesulitan, kau berada di sisiku dan memberi semangat. Saat aku bersukacita, kau pun bersorak bersamaku. Hidupku terasa begitu lengkap sejak berpacaran denganmu. Karena itulah aku berusaha melakukan hal yang sama untukmu. Memberi dukungan, semangat, bantuan, dan cinta kasih yang tiada henti.
Semua itu ingin kulakukan sesuai prinsip yang kuyakini. Karena itulah, kurasa belum saatnya kita berhubungan seks. Mari kita lakukan setelah menikah saja. Bukankah lebih melegakan? Kalau sudah menikah, kita tak perlu takut terjadi “kecelakaan”. Jadi mari kita sabar menunggu. Tak perlu terburu-buru.
ADVERTISEMENTS
Aku yakin kau bisa memahami alasanku saat menolak ajakanmu. Sebab kau menghargai setiap keputusanku
Rasanya aku takut menyakiti hatimu. Namun harus bagaimana lagi? Jika menuruti ajakanmu, barangkali aku akan merasa bersalah karena melanggar prinsipku. Lebih baik menolak dan menjelaskan padamu. Aku yakin pada akhirnya kau akan mengerti. Sebab kau begitu mencintaiku dan menghargai setiap pilihanku.
Bukankah indah jika kita bisa menghargai satu sama lain? Dua orang yang saling mencintai tak perlu selalu menuruti keinginan pasangannya. Sebab kita tetaplah individu yang bebas. Berhak untuk mengambil keputusan sesuai prinsip dan keyakinan, meski itu berarti menyakiti hati pasangan. Namun dengan komunikasi yang baik, kurasa segala perbedaan bisa dijembatani.
Begitulah isi hatiku, dear kekasih. Terima kasih karena telah mencintaiku hingga saat ini. Maaf, aku belum bisa mengiakan ajakanmu untuk berhubungan intim. Sebab aku yakin pasti ada waktu yang lebih tepat untuk melakukannya, yaitu saat kita sudah diresmikan negara. Semoga tetap langgeng ya. Jangan pernah lupa, bahwa aku tetap mencintaimu, meski aku tak selalu mengiakan keinginanmu.