Jangan mau mengikuti ungkapan “Cintai apa adanya,”
Kamu sepakat, kalau pernyataan mencintai atau dicintai apa adanya tak bisa membuat kalian dan hubungan berkembang. Kamu ingin kalian sama-sama berusaha berbenah diri. Setidaknya kekurangan yang ada bisa ditoleransi dengan kelebihan yang dimiliki. Bukan sekadar untuk bangga-banggaan ke orang lain. Justru usaha ini jadi bukti kalian pasangan yang berpikiran soal kemajuan satu sama lainnya.
Tapi jangan lekas bersenang hati, merasa dipedulikan dan dibantu jadi lebih baik, kalau saja cowokmu justru mengatakan beberapa kalimat yang sudah Hipwee rangkum ini. Sebab di balik kalimat yang katanya “Demi kebaikanmu” ada keegoisan dirinya yang kamu tak tahu. Dia cuma ingin mengatur dan mengubahmu jadi yang dirinya mau saja.
ADVERTISEMENTS
1. “Belajar dandan gih, biar lebih stylish,”
Harusnya cowokmu paham, setiap cewek punya pandangan berbeda dengan urusan berdandan. Ada yang suka, tak terlalu, bahkan sama sekali. Toh dandan bukan persoalan yang wajib. Ukuran cantik atau tidaknya cewek pun tak berpatok pada dandanan. Kalau kamu merasa memakai pelembab wajah dan lipbalm saja sudah terlihat oke, kenapa harus dandan tebal seperti akan kondangan?
Kenapa juga cowokmu mengharuskan kamu belajar dandan? Kalau selama ini kamu sendiri tetap usaha untuk merawat diri dan penampilan.
ADVERTISEMENTS
2. “Jangan bantah, bilang iya aja apa susahnya sih!”
Setiap kali berbeda pendapat, dia selalu memintamu untuk setuju dengan pandangannya sendiri. Padahal harusnya kalian mencari jalan tengah yang sama-sama nyaman. Apa ini yang dibilang saling mengerti dan memahami? Kalau kamu disuruh mengikuti maunya saja. Sedangkan pendapatmu sendiri tak dihargai olehnya.
ADVERTISEMENTS
3. “Kamu kurusan lagi dong!”
Cowok macam apa yang menyuruh ceweknya untuk terlihat lebih kurus.
Kamu ini bukan model yang tubuhnya harus semampai. Lagipula, postur tubuh kurus pun kadang tak baik untuk kesehatanmu sendiri. Dan cewek kurus tak selalu enak untuk dipandang.
Cowok yang baik harusnya tak akan menyuruhmu untuk terlihat kurus. Tapi cukup mengingatkanmu untuk jaga kesehatan serta bentuk tubuh idealmu. Bahkan ada beberapa yang justru senang melihat tubuh ceweknya lebih berisi. Sebab mereka paham cinta itu bukan persoalan bentuk tubuh.
ADVERTISEMENTS
4. “Kamu nggak usah ikut kegiatan itu lagi deh,”
Aku besok mau ada acara kumpul sama anak komunitas.
Ngapain lagi sih? Mending kamu nggak usah ikut kegiatan kayak gitu lagi.
Sementara selama ini kamu tak pernah melarangnya melakukan apapun yang dia sukai. Bukankah pelarangan ini tanda keegoisan? Menjadi pasangan yang baik, seharusnya mendukung kegiatan postif yang kamu lakukan. Bukan melarang-larang dengan alasan apapun. ‘Kan kemampuan dirimu juga perlu dikembangkan.
ADVERTISEMENTS
5. “Jangan perhitungan sama pacar sendiri,”
Nggak ada yang salah dari perhitungan soal materi ke pasangan. Bukan pelit, tapi keterbukaan soal finansial ini perlu agar istilah matre tak mampir di salah satu dari kalian. Lagipula selama perhitungannya itu tak berlebihan, kenapa tak boleh dilakukan? Setidaknya kamu perlu menyelidiki maksud dari kalimatnya.
ADVERTISEMENTS
6. “Biasain mandiri, jangan minta tolong atau minta ditemenin sama aku terus,”
Menjadi cewek mandiri memang perlu. Tapi cowok pun harus tahu, sebagai pasangan sudah sepatutnya kalian saling membantu dan berbagi beban. Kalaupun ingin mengingatkan soal kemandirian, tak perlulah bawa-bawa embel kalimat seperti itu. Sebab kesannya kamu seperti cewek manja yang bergantung saja ke dia.
7. “Nggak usah cerewet tanya ini itu!”
Padahal sebagai pasangan kamu punya hak untuk tahu apapun tentang dirinya. Kalau sekadar tanya bagaimana kegiatannya, rencana dia di akhir pekan, atau mengenai teman-temannya, ‘kan masih wajar saja. Dia sendiri sebenarnya pun bisa bertanya hal yang sama ke dirimu.
Bertanya itu salah satu bentuk komunikasi yang juga penting di hubungan.
8. “Bisa mikir nggak sih?!”
Kamu bagaimana sih? Makanya biasain mikir dulu!
Gambaran yang muncul bukan bantu buatmu lebih baik, tapi justru cemooh kalau kamu ini tak becus sekali. Selain kasar, kalimat ini cukup jadi tanda dia tak bisa menghargaimu sebagai pasangan. Bukankah tanpa dia minta kamu pun pasti akan berpikir? Hanya saja cara kamu dan dia berpikir itu yang berbeda.
Alih-alih membuatmu lebih baik, beberapa kalimat itu justru terkesan memojokkanmu sebagai sosok yang tak pernah becus. Padahal tanpa dia minta, kamu pun selalu punya keinginan untuk selalu tampil baik untuknya.