Meski tidak semua orang punya pandangan yang sama, ternyata masih banyak orang yang keliru dalam hal menilai wanita. Khususnya di kalangan para pria, wanita seringkali dianggap sebagai sosok yang lemah dan manja. Wanita konon juga sulit dimengerti tapi selalu menuntut untuk dimengerti. Terlalu sensitif atau hanya mengandalkan perasaan, dan bahkan tidak bisa menggunakan logikanya.
Padahal, kami para cewek atau wanita bukan mau enaknya saja – banyak maunya atau minta selalu dimanja-manja. Sungguh kami tidak bermaksud untuk banyak meminta. Sejujurnya, kami hanya ingin agar kalian para pria bisa lebih peka…
ADVERTISEMENTS
Tahukah kalian bahwa menstruasi itu kadang rasanya seperti neraka? Ketika mood berantakan dan sekujur tubuh pegal-pegal, sedikit perhatian kalian ampuh mengurangi sakitnya
Sejenak sadarilah bahwa peran dan tanggung jawab sebagai seorang wanita bukanlah perkara mudah. Sejak masa pacaran, mungkin kalian pernah mendengar selentingan tentang betapa menderitanya perempuan yang sedang menstruasi. Haid atau tamu bulanan ini bisa luar biasa mengacaukan mood dan perasaan kami. Seringkali rasa nyeri, mual, pusing, hingga pegal-pegal di sekujur tubuh pun harus khatam kami cicipi.
Jadi, mohon kalian tidak menganggap kami ini kekanak-kanakan jika kadang bisa mendadak marah atau sedih tanpa alasan. Bisa jadi memang ini bawaan ‘tamu bulanan’ yang sungguh sulit untuk kami lawan. Atau, ketika kami tiba-tiba jadi makhluk paling malas yang maunya cuma guling-guling di kasur, mungkin itu pun karena gejala PMS yang sebenarnya sedang membuat kami kelimpungan.
Dalam masa-masa ini, sungguh yang kami butuhkan adalah asupan nutrisi yang cukup selain tentunya perhatian. Banyaknya darah yang keluar dari tubuh membuat kondisi kami lemah. Di saat-saat ini, bolehlah kalau kalian lebih peka dan perhatian soal apa yang kami makan dan kondisi tubuh kami…
“Kamu lagi haid, ya? Kok males-malesan, gitu?”
“Iya, nih. Sakit perut, badan pegel-pegel…”
“Udah makan belum? Mau aku beliin nasi goreng kesukaan kamu? Besok aku bawain buah, deh!
“Iya makasih.”
“Jaga badannya biar tetep bisa aktivitas. Semangat, Sayang…”
ADVERTISEMENTS
Menjalani 9 bulan masa kehamilan juga bukan perkara gampang. Punya pasangan yang peduli dengan kebutuhan ibu hamil membuat kami bersyukur dalam-dalam
Kelak setelah menikah, akan tiba saatnya kami para wanita menjalani peran yang paling utama. Ya, peran untuk mengandung – menjalani 9 bulan masa kehamilan demi bisa melahirkan generasi-generasi penerus kita nanti. Betapa 9 bulan yang kami jalani adalah masa-masa perjuangan, semata-mata demi memberikan yang terbaik bagi janin dalam kandungan.
Jika kalian ingin tahu, masa-masa awal kehamilan adalah bagian paling berat yang harus kami lewati. Perubahan hormon mempengaruhi kondisi tubuh kami. Mual tiap pagi, nyeri punggung, kaki kram, dan sakit perut sudah jadi ‘makanan’ kami sehari-hari. Bayangkan juga saat janin mulai tumbuh dan perut kami semakin membesar, ibarat menggendong bayi di dalam perut selama 24 jam seminggu selama 5 bulan.
Saat menjalani masa kehamilan ini, sungguh yang kami butuhkan adalah pasangan yang mau peka dan memahami. Sesekali tak ada salahnya ‘kan kalau kalian memijat punggung atau kaki kami yang nyeri. Menemani dan mengantar kami periksa ke dokter kandungan, sambil tetap perhatian dengan kesehatan psikis dan psikologis kami.
ADVERTISEMENTS
Melewati prosesi melahirkan adalah momen pertarungan hidup dan mati. Sungguh kami meremang bahagia jika kalian bersedia selalu menemani di sisi
Masa kehamilan adalah perjuangan, tapi puncak perjuangan adalah saat kami melahirkan. Ya, detik-detik mengeluarkan si jabang bayi ini adalah saat dimana kami meregang nyawa. Kami harus berusaha sekuat tenaga demi bertahan hidup dan memastikan anak kita bisa lahir dengan selamat. Selain tenaga dan semangat, doa pun tak henti-henti kami ucap. Kami harus bisa jadi ibu yang hebat dan kuat.
Satu hal yang kami sadari. Kekuatan dan keyakinan dalam diri tak akan muncul dengan sendirinya. Kami adalah wanita yang butuh dukungan dan pendampingan kalian para pria. Sungguh kami akan meremang bahagia jika sebagai pasangan kalian bersedia selalu siap siaga. Jadi pria yang dengan ikhlas dan penuh cinta menemani saat-saat terpenting dalam hidup wanitanya.
“Keselamatan anak adalah yang paling ibu inginkan. Tapi pendampingan seorang suami bisa jadi yang paling ibu butuhkan…”
ADVERTISEMENTS
Sebagai ibu, tanggung jawab untuk mengurus dan mendidik anak mungkin lebih banyak ada di pundak kami. Sebagai ayah dan suami, kami bersyukur jika kalian bersedia diajak berbagi tugas dan pekerjaan sehari-hari
Tidak selesai sampai melahirkan saja. Setelahnya, tanggung jawab untuk membesarkan dan mendidik anak-anak pun ada di pundak kami – meski tak bisa dipungkiri bahwa kalian para pria pun akan ambil peran untuk urusan yang satu ini. Meski lahir dari rahim kami, kami bukan satu-satunya yang akan membangun generasi. Ada kalian yang pastinya akan turut serta mendampingi.
Sementara sebagai seorang istri, kami masih punya tanggung jawab untuk mengurus rumah. Menyelesaikan pekerjaan harian seperti memasak atau mencuci jadi kesibukan kami sehari-hari. Saat kami sibuk dengan urusan rumah dan anak-anak, kalian para pria biasanya juga sibuk dengan urusan pekerjaan.
Tapi sungguh-sungguh kami akan bersyukur jika di sela-sela waktu luang kalian bersedia diajak berbagai tugas berdua. Saat kami repot mengurus anak sampai tak sempat membuatkan teh atau kopi di pagi hari, kalian paham dan memilih untuk turun tangan sendiri. Atau saat kami kerepotan membersihkan rumah, kalian tak segan angkat kain pel atau sapu untuk membantu.
ADVERTISEMENTS
Betapa nikmatnya tinggal di rumah dengan daster atau kaos oblong saja, tapi demi kalian para suami kami rela repot berdandan secantik-cantiknya. Maka, mohon jangan enggan untuk memberi pujian pada kami yang sudah berusaha
Saat masih single dulu, kami punya waktu untuk diri sendiri. Entah itu jalan-jalan, sekadar hangout dengan teman, atau pergi belanja demi meng-update penampilan. Tapi setelah menikah dan punya anak, mungkin kami tak lagi punya banyak waktu untuk melakukan hal itu. Lelah mengurus anak dan menuntaskan urusan rumah, kami bahkan belum tentu punya me-time. Sampai-sampai sekadar pakai daster longgar atau kaos oblong adalah kenikmatan yang tak bisa kami dustakan.
Namun sebagai istri, bukankah sepatutnya kami tetap menjaga penampilan di depan suami. Memilih baju dan make-up yang cantik pasti jadi yang kalian sukai. Dan ketika kami sudah memberikan yang terbaik bagi orang yang kami cintai, semoga kalian tak pelit untuk memuji. Sekadar pujian akan membuat kami lebih percaya diri dan merasa dicintai.
“Pujian dari kalian adalah yang membuat kami percaya diri. Meyakini kalau cinta dan rasa sayang tak lantas tergerus meski kami bukan gadis muda lagi…”
ADVERTISEMENTS
Mendidik anak sepatutnya berbekal pendidikan tinggi. Selain kami yang tak boleh malas meng-upgrade wawasan dan pengetahuan, kalian pun sepatutnya ikut mengambil peran
Banyak orang beranggapan bahwa peran sebagai ibu bisa dijalani tanpa perlu pendidikan tinggi. Padahal, wawasan dan ilmu pengetahuan sepatutnya juga dimiliki oleh perempuan yang bertugas membangun generasi. Selain menempuh pendidikan formal, upgrade pengetahuan non formal juga penting untuk dilakukan. Wanita selayaknya menyempatkan diri untuk baca buku, menonton televisi, atau update berita-berita terbaru.
Tapi selain kesadaran wanita sendiri, bukankah lebih baik jika para suami jika ikut ambil posisi. Jangan lantas menyerahkan tanggung jawab untuk membimbing anak belajar kepada para wanita saja. Atau dengan mudahnya menganggap ibu tak becus ketika hasil nilai anak-anak ternyata tak sesuai ekspektasi. Sebagai suami, kami berharap kalian bisa ikut mengambil peran. Bekerja sama mendidik dan mengajarkan banyak hal pada anak-anak adalah yang kami harapkan.
Wanita dikenal punya perasaan yang sensitif sekaligus mudah menangis. Satu pesan terakhir kami pada kalian para laki-laki, mohon jaga hati kami dan jangan menyakiti.
Seringkali wanita dianggap sebagai makhluk yang lemah. Bukan semata-mata karena kemampuan fisiknya, tapi juga lantaran mereka sangat perasa. Wanita cenderung bertindak atas dorongan logika dan perasaannya. Mereka mungkin akan mudah tersinggung, marah, atau bahkan menangis ketika ada hal-hal yang mengganggu hatinya.
Bagi wanita, salah satu yang paling diinginkan adalah pasangan yang setia. Pria yang mau baik-baik menjaga hati dan perasaannya hanya untuk wanita yang sudah dipilihnya. Pria ini pula yang biasanya mampu menjaga perasaan wanitanya, tidak menyakiti, terlebih membuat pasangannya menangis.
“Karena sebaik-baik pria adalah mereka yang tidak menyakiti, membuat wanitanya menangis atau meneteskan air mata berkali-kali…”
Sekilas mungkin wanita terlihat ingin dimanja, mau enaknya saja, atau banyak maunya. Tapi sungguh sejujurnya kami bukan bermaksud seperti itu. Kami hanya ingin para pria lebih peka, setidaknya pekalah pada apa yang selayaknya wanita dapatkan sebagai haknya… 🙂