Siapa bilang kamu tak ingin menikah seperti semua orang lainnya? Kalau sekarang kamu masih belum juga menuju ke jenjang itu. Bukan berarti kamu tak ingin, hanya saja menikah tak semudah menemukan pasangan yang tepat lalu langsung pergi ke pelaminan. Jalan yang kamu lalui sudah pasti berbeda dengan siapapun. Orang lain mungkin lebih diberi kemudahan untuk urusan jodoh dan menikah. Sedangkan kamu, kemudahan yang sedang diberikan Tuhan saat ini belum tentu sama.
Wajar jika kini, saat menikah seperti sebuah tekanan yang terus memojokkanmu, rasanya kamu ingin mengungkapkan secara lantang,
Menikah itu urusan hati, dan dilakukan bukan karena hasil memaksakan diri. Toh Tuhan tahu kapan waktu yang tepat untukmu menikah tanpa perlu ditunda-tunda lagi.
Perlu mereka ketahui pula, kamu menikah bukan karena dikejar-kejar dengan alasan seperti di bawah ini!
ADVERTISEMENTS
1. Jam biologis yang terus berjalan membuat orang sering bilang ke kamu, cewek kalau nggak cepat nikah nanti kadarluarsa.
Kamu itu perempuan Nduk… nggak bagus telat nikah. Ingat ada batasan untuk hamil dan melahirkan.
Bukan hanya sekali dua kali kamu mendengar nasehat seperti itu. Bukan juga ibu atau ayahmu saja yang berujar, tapi hampir semua kerabatmu yang lain. Iya, kamu tahu kamu ini perempuan, tapi tolong jangan samakan kamu dengan makanan instan atau susu formula yang punya tanggal kadarluasa.
Seberapa pun umur kamu menikah kelak, asalkan kondisi fisikmu tetap sehat dan segar. Kenapa hal seperti ini selalu dipermasalahkan? Toh sekarang ini banyak sekali gaya hidup sehat yang bisa diterapkan, mulai dari mengatur pola makan, sampai dengan kegiatan kebugaran seperti yoga dan lain sebagainya.
Pak, Bu, tenang Tuhan adalah sebaik-baiknya pengatur rencana. Anggap saja sekarang ini Tuhan memintu fokus berbakti dengan kalian.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
2. Restu orangtua memang perlu untuk melangkah ke pelaminan. Tapi bukan berarti mau asal menikah dengan calon pilihan orangtua, hanya karena jabatan.
Sekarang memang bukan zaman Siti Nurbaya lagi. Tapi jangan salah, masih ada yang nggak sekedar dijodohkan tapi pun dipaksa menikah dengan orang yang sama sekali belum kamu kenal. Orangtuamu sendiri hanya tahu, laki-laki itu seseorang yang mapan dan punya jabatan, setidaknya bisa dibanggakan. Tapi, apa orangtuamu tahu bagaimana perangai asli laki-laki itu. Bisa jadi dia orang yang keras kepala, kasar, acuh tak acuh bahkan kekeluargamu sendiri kelak.
Sudahlah, restu orangtua itu memang perlu. Tapi, bukan berarti juga kamu harus menikah dengan orang yang tak kamu inginkan sepenuhnya. Apalah arti kemapanan dan jabatan, jika itu tak bisa menjadi jaminan kebahagian bukan cuma kamu tapi juga orangtuamu.
ADVERTISEMENTS
3. Dalam agama, menikah itu menyempurnakan ibadah. Tapi itu bukan alasan juga buat kamu buru-buru hingga lupa mempertimbangkan semua hal matang-matang.
Dalam agama, menikah memang bagian dari menyempurnakan ibadah, sekaligus menghidarkan kamu dari zinah. Tapi tetap, kamu nggak ingin menjadikan anjuran agama sebagai alasan untuk buru-buru menikah. Sekali pun jodoh sudah ada di depan mata, kamu perlu mempertimbangkan semua hal matang-matang. Kamu nggak ingin ketergesahan membuatmu salah memutuskan pilihan. Belum lagi, persiapan menikah itu bukan hanya persoalan mendaftar di KUA saja.
ADVERTISEMENTS
4. Kamu tak ingin menikah karena teman-teman sepantaranmu sudah menikah semua. Nikah buatmu bukan ikut-ikutan, tapi soal persiapan.
An, kapan nyusul sahabat kamu nikah? Jangan lama-lama nanti kamu ketinggalan punya momongan loh!
Kamu sering berpikir, sebenarnya setiap orang yang berbicara seperti itu punya perasaan atau tidak sih? Iya kamu tahu sahabat kamu sudah semua menikah, bahkan beberapa teman-teman sepantaranmu sudah ada yang punya momongan. Sedang kamu sendiri, boro-boro calon, pacar aja belum ada. Rasa miris cuma kamu rasa sendiri, terlibih saat teman-temanmu itu memperlihatkan kebahagian mereka memiliki rumah tangga.
Andai aja, kamu punya pasangan, mungkin kamu akan meminta dia melamarmu sekarang juga!
Keinginan untuk berumah tangga ada, tapi alasan ini juga nggak bisa kamu gunakan untuk buru-buru cari pasangan lalu nikah. Buatmu, nikah itu bukan ikut-ikutan. Nikah itu tentang persiapan. Termasuk siap-siap memilah-milah calon jodoh.
ADVERTISEMENTS
5. Karena kamu sudah mapan dan merasa harus “naik level selanjutnya”. Padahal menunda pernikahan pun bukan berarti kamu “di situ-situ saja”.
Kerja udah, nikahnya kapan?
Kamu menarik napas dalam-dalam setiap kali uangkapan-ungkapan seperti itu masuk ketelinga. Memang kamu sudah karir yang baik, penghasilanmu pun lebih dari cukup, intinya kamu mapan. Kemapanan juga memuatmu merasa untuk naik ke level selanjutnya. Namun, apalah dayamu jika memang belum waktunya menikah itu klik di perasaan, pikiran juga ketentuan Tuhan. Padahal menunda nikah bukan berarti kamu stuck “di situ-situ saja” Kamu cuma nggak ingin kemapanan pun jadi alasan untuk tergesah-gesah.
6. Jodoh itu masalah waktu. Kalaupun adik kamu lebih dulu dilamar, bukan berarti statusmu sebagai anak pertama jadi permasalahan besar.
Masa iya kamu mau dilangkahin sama adikmu?!
Loh, kenapa memang kalau memang adik kamu mau nikah terlebih dulu? Toh jodoh itu masalah waktu, saat adikmu dilamar lebih dulu, bukan berarti status anak pertama yang kamu sandang jadi permasalahan besar. Kamu bukan anak kecil yang lagi dipersulit dengan perasaan iri semata. Jadi, persoalan dilangkahi oleh adikmu bisa kamu terima dengan lapang dada. Nah, sekarang apakah keluargamu yang lain bisa ikut berlapang dada sepertimu?
Kamu ingin orangtuamu bersabar mendoakan kamu, untuk segera menemukan jodoh yang memang tepat. Bukan sekedar memnuntut ini itu.
7. Kesepian juga bukan alasan untukmu memutuskan menikah. Toh meski saat ini jomblo, kamu menikmati setiap waktumu bersama keluarga dan teman.
Kamu masih belum punya pasangan, tapi bukan berarti kamu tidak bahagia karena kesepian. Kamu masih punya kesibukan bekerja yang membuatmu tak terus memikirkan kesendirian. Belum lagi kehadiran teman dan keluarga yang kamu nikmati dengan sebaik-baiknya. Kesepian tak lebih alasan konyol untuk memutuskan menikah. Padahal kesepian atau tidak sebenarnya kamu yang menciptakannya sendiri. Begitu pula dengan kebahagian.
8. Diburu menikah dengan pertanyaan, kalau nggak sekarang, ya kapan lagi? Ya nanti, kalau dirimu dan jodohmu sudah benar-benar siap.
Kalau nggak sekarang, mau nikah kapan lagi? Mau nunggu apa emangnya?
Pertanyaan-pertanyaan “kapan nikah” seperti hantu yang memburu mangsanya untuk dihanyutkan keperasaan resah dan gundah. Dan entah kenapa orang-orang sering sekali menanyakannya. Tenang, tenang, kamu pasti akan nikah, nanti saat kamu dan jodohmu sudah benar-benar siap. Kamu akan menikah, ketika rasa benar-benar hadir dengan kuat dan pasti. Bukan karena diburu pertanyaan-pertanyaan ini itu.
Sebenarnya menikah itu mudah dan tak seribet yang dibayangkan. Yang susah adalah mencari jodohnya! :P. Selama ini kamu terlihat tenang dan santai meski sudah mulai diburu pertanyaan kapan menikah. Bukan berarti kamu tak ingin menikah, kamu hanya ingin mendapatkan terbaik. Tanpa perlu dicari, sebenarnya persoalan jodoh juga soal memantaskan diri.