Meski hubungan jarak jauh kalian ini sering mendapat ledekan. Kamu atau dia tetap basih bisa bertahan. Toh yang merasakan segala lika-liku hubungan itu kalian bukan mereka. Cuma kamu dan dia yang tahu bedanya rindu dan kangen. Cuma kamu dan dia juga yang paham rasanya penantian untuk bertatap muka dan berbincang langsung. Jauh-jauh hari saling menebak-nebak bagaimana ya wajahnya atau penampilannya sekarang. Sebab foto kadang tak cukup untuk mendeskripsikan secara utuh dirinya yang ada di sana.
Menjalin hubungan jarak jauh memang ada seninya. Kira-kira hal apa aja lagi sih yang udah khatam banget dirasakan kalian pejuang LDR yang sedang dalam penantian? Ada tawa kah, tangis kah, atau harapan yang membucah untuk segera dipertemukan. Tapi yang pasti kalian luar biasa.
ADVERTISEMENTS
1. Ngobrolnya bisa tiap hari, tapi ketemuannya setahun sekali. Makanya untuk bisa bertatap langsung kamu harus bisa menahan diri
Kata orang, hubungan jarak jauh itu kendalanya di komunikasi. Kamu dan dia bisa sering bertengkar karena hal yang satu ini. Bagaimana nggak sering salah paham atau bertengkar, kalau kalian cuma bisa ngobrol via telepon. Sedangkan untuk bertatap muka dan berbicara langsung kalian harus menunggu paling cepat bungkin hanya hitungan bulan, tapi paling lama ya bisa hampir atau bahkan lebih dari satu tahun.
Saling menunggu itu bukan hal yang mudah, kalian harus mengendapkan segala keinginan di diri masing-masing sampai waktu pertemuan tiba. Dalam penantian itu pula, ada banyak hal atau kemungkinan yang bisa terjadi. Membuat kamu dan dia harus selalu siap dengan kejutan yang diberikan oleh semesta untuk hubungan kalian. Pokoknya inti hubungan jarak jauh ini adalah kesabaran yang tak berbatas.
ADVERTISEMENTS
2. Lihat orang jalan bareng pasangannya, bikin kamu tiba-tiba keki, masih harus nunggu dia pulang ke kota ini setengah tahun lagi.
Saat semburat senja tumpah di sudut stasiun, kamu terpaku ke arah itu. Bukan karena menikmati jingga, tapi sepasang kekasih yang bersama menunggu kereta selepas pulang kantorlah penyebabnya. Ada perasaan iri tapi juga haru, atau mungkin rindu. Pikiranmu tiba-tiba melayang ke dia yang ada jauh di sana. Sambil menatap langit kamu bepikir, langit yang kalian lihat sudah pasti langit yang sama. Hanya intensitas cahayanya saja yang berbeda. Dan kalian harus menunggu paling cepat satu setengah tahun lagi, untuk sama-sama menikmati senja dan langit yang rasanya benar-benar sama.
Tak lupa juga kamu berdoa, setengah tahun nanti tak menggulur sampai beberapa waktu lagi.
ADVERTISEMENTS
3. Kalau lagi senang atau sedih banget, pengennya cerita langsung ke dia. Tapi sedihnya saat dia berada di luar jangkauan
Duh, kok teleponnya nggak diangkat-angkat ya. Padahal aku mau cerita, akhirnya buku aku diterbitkan bulan depan.
Nggak enaknya hubungan jarak jauh itu, saat kamu pengen berbagi kabar, tapi sayangnya dia susah sekali untuk dihubungi. Kegembiraan yang meluap-luap atau kesedihan yang menyesakkan harus kamu simpan dulu sampai kalian bisa bercerita dengan dia di sana.
Tapi perjuangan untuk bercerita pun tak sampai di sana, kadang saat telepon kalian sudah saling tersambung. Kendala sinyal pun bisa membuat cerita terputus-putus. Lagi-lagi, belajar sabar harus jadi prioritas kalian.
ADVERTISEMENTS
4. Kadang lupa punya pasangan. Apalagi kalau udah sama-sama sibuk berkegiatan. Ingat saat salah satu dari kalian menghubungi duluan.
Halo An, kamu apa kabar? Kok kemarin nggak ada kabar sama sekali.
Ya ampun, maaf Yang. Aku kemaren repot ngurus proyek dua klien, sampai lupa sama pacar. 🙁
Untung lupanya nggak keterusan sampai sekarang ya. Hehehe….
Kesibukan memang juaranya untuk mengalihkan fokusmu dengan hal-hal di luar sana. Apalagi buat kamu yang LDR’an, yang nggak bisa ketemu selepas berjibaku dengan kegiatan. Nggak heran lupa kasih kabar ke pasangan entah kamu atau dia udah jadi hal biasa yang disikapi dengan biasa juga pastinya. Nggak apa lupa sebentar, kan yang penting hatinya tetap sayang.
ADVERTISEMENTS
5. Rindu udah nggak perlu ditanya, semua rasa menumpuk dan menebal sampai kadang sesak dibuatnya.
Rindu itu hal yang mendalam. Sedangkan kangen hal yang muncul tiba-tiba. Pidi Baiq
Berbulan-bulan tak jumpa, hanya bisa mendengar suara dan menatap fotonya. Diam-diam ada yang tumbuh di hatimu, menjalarah hingga ke kepala, sampai-sampai membuat kamu tak sanggup memikirkan dan merasakan hal-hal selain dirinya.
Makanya urusan rindu, kalian sudah tak perlu bertanya. Rasanya yang menumpuk dan menebal selalu berhasil menekan dirimu untuk merasakan sesak yang cukup hebat. Dan itu bukan hal mudah untuk dijawab, bahkan dirasakan olehmu.
ADVERTISEMENTS
6. Jauh hari sebelum bertemu, kamu sudah menumpuk banyak cerita buat jadi bahan obrolan saat ketemu. Begitu ketemu malah lupa semua.
Karena nggak semua hal bisa diobrolkan langsung lewat telepon, kamu dan dia akhirnya menumpuk cerita-cerita itu dalam brangkas pikiran kalian. Menunggu pertemuan tiba untuk menguraikan semua cerita tadi. Kamu sendiri sudah mengira-ngira cerita mana yang akan jadi pembuka obrolan panjang kalian nanti. Seperti apa juga ekspresimu saat bercerita. Atau menebak-nebak cerita-cerita apa juga yang akan dia bawa.
Tapi sayang, ketika pertemuan benar-benar tiba, melihat wajanya yang segar karena kebahagian, semua rencana yang dibuat lenyap begitu saja. Semua seperti dibiarkan berjalan natural dengan beberapa kecanggungan. Ternyata perasaan bahagia bisa membuat kamu berdua seperti orang yang baru saja berkenalan.
7. Hari-hari menanti itu rasanya berjalan lambat sekali. Tapi pas udah ketemu waktu seperti maling dikejar hasip yang terus berlari
Satu hari rasa seminggu, seminggu rasa satu bulan, satu bulan rasa satu tahun. Kalian yang bukan pelaku LDR pasti bilang kamu dan dia terlalu berlebihan, tapi sebenarnya memang begitu adanya yang dirasakan. Jarak apalagi dengan perbedaan waktu, benar-benar membuat penantian kalian setiap harinya berjalan lambat sekali.
Tapi semua berbanding terbalik, ketika kalian bertemu. Waktu seperti maling dikejar hansip yang terus berlari. Membuat pertemuan kalian tak cukup hanya dua atau tiga jam. Kalau bisa sih, kamu dan dia bertemu sampai beberapa hari kedepannya.
LDR itu rasanya hampir mirip makan permen nano-nano, manis, asam, asinnya benar-benar kamu bisa rasakan dengan jelas. Tapi apapun rasanya yang penting adalah pertemuan yang kelak pasti akan terbayar, jika kamu dan dia bersabar.