Melihat sepasang kekasih berbicang, tertawa, atau hanya saling bertatap membuat pikiranmu sering berangan-angan jauh. Andai kamu dan dia punya lebih banyak waktu untuk berjumpa dan berbagi cerita secara langsung. Sayangnya kesibukan membuat kamu dan dia tak berbeda jauh dengan pasangan yang LDR’an.
Malahan jarangnya kalian bertemu sering menimbulkan tanya dari teman-temanmu, tentang keadaan hubungan kamu dan dia. Tanya seperti kalian bertengkar kah? praduga dia ada apa-apanya lah? sampai ada yang tega bertanya, kamu dan dia putus atau tidak.
Di telingamu memang rasanya tak menyenangkan. Tapi sebelum hal-hal itu membuat hatimu terasa tak menyenangkan juga. Sebaiknya kamu coba perhatikan lagi dengan seksama, apakah tanda-tanda ini masih bisa kamu rasakan? Jika iya masih dirasakan, kamu sudah boleh tenang sebab hubungan kalian memabng sebenarnya baik-baik saja.
ADVERTISEMENTS
1. Meski kadang telat balas pesan atau lupa menghubungi, dia selalu memanfaatkan waktu berbincang dengan sebaik-baiknya
Namanya cowok kalau sudah sibuk dengan pekerjaan atau kegiatannya, pikirannya pasti hanya terfokus dengan apa yang dia kerjakan. Jadi urusan membalas pesan atau menghubungimu memang bisa dibilang sering kali telat, bahkan lupa jika kamu tak mengirim pesan atau meneleponnya lagi. Meski kadang kelupaannya itu membuatmu kesal atau khawatir, kamu sebenarnya harus tetap santai. Sebab dia toh masih selalu berusaha untuk mempergunakan waktu berkomunikasi atau berbincang kalian dengan sebaik-baiknya.
Telepon yang hanya satu jam atau setengah jam selalu penuh berisi cerita kalian masing-masing. Dari sana, setidaknya kamu dan dia selalu tahu kabar atau apapun yang berkitan dengan pasangan. Dia tahu perkembangan karirmu, rencana akhir pekanmu, bahkan kabar kuluarganya. Begitu pula kamu yang tahu bagaimana hari-harinya yang dilalui dengan berbagai kesibukan. Tak jarang kalian pun massih bisa saling merelaks kan diri masing-masing dengan beberapa joke receh ataupun internal. Kalau sudah begini, sudah seharunya kamu tenang meski perjumpaan jarang terjadi.
ADVERTISEMENTS
2. Kalian sama-sama percaya, minimnya waktu pertemuan karena kalian sibuk bekerja untuk mencari bekal masa depan bersama
Di usia yang masih sama-sama produktif, kalian bisa dibilang workaholic. Baik kamu ataupun dia benar-benar total dalam karir yang sedang diketekuni. Karena itu, kalian pun selalu tak masalah jika jam kerja harus bertambah demi sebuah deadline. Misalnya, akhir pekan yang harusnya digunakan untuk bersantai bersama pasangan serta orang terdekat, harus rela ditangguhkan hanya untuk menuntaskan satu pekerjaan.
Adanya komunikasi di tengah kesibukan tadi pula yang menguatkan kepercaan kalian. Jika keadaan kalian memang benar begitu adanya, sama-sama saling sibuk bekerja. Toh kamu sendiri pun yakin keseibukan kalian ini salah stu usaha untuk mempersiapkan masa depan secara matang. Sebab masa depan tak hanya butuh persiapan mental, tapi juga materi yang seimbang.
Bukankah suksesnya seseorang itu saat dia tak hanya mapan finansial, tapi juag dari segi hubungan, hingga kepuasan diri pada renjana yang dipunya.
ADVERTISEMENTS
3. Kalaupun ada salah paham tapi tak sempat untuk berjumpa, kalian tetap bisa menyelesaikan dengan dewasa
Mana ada hubungan yang adem ayem saja sepanjang perjalanannya. Dari luar memang bisa saja terlihat baik-baik, tapi di baliknya mana ada yang tahu keadaan sesungguhnya kalau bukan si pasangan itu sendiri. Sama halnya dengan hubungan kamu dan dia, yang tak bisa menghidari adanya kesalahpahaman. Saat kalian sedang sama-sama sensitif dengan urusan masing-masing seperti pekerjaan, kamu dan dia jadi mudah tersinggung atau terbawa suasana. Meski sebenarnya itu hanya perkara sepele, pertengkaran kecil bisa saja terjadi.
Alih-alih mengabaikan kesalahpahaman karena tak sempat bertemu. Tapi kamu dan dia justru tetap saling berusaha untuk menyelesaikannya dengan baik-baik meskipun lewat sambungan telepon. Kalau ditanya sulit, ya sudah pasti. Sebab menyelesaikan sesuatu tanpa bertatap juga rentan terjadi miss-komunikasi. Tapi lain ceritanya, jika kamu dan dia masih bisa melunakan ego masing-masing dan berpikir dewasa. Mau serumit apa kesalahpahamananya, kalian bisa tetap menyelesaikannya dan mengembalikan kondisi hubungan kalian ke tempat yang aman.
ADVERTISEMENTS
4. Untuk acara penting seperti acara kumpul keluarga atau kondangan teman dan kerabat, kalian selalu berusaha datang bersama
Meski jarang bertemu berdua, kalian selalu berusaha untuk menyempatkan diri datang bersama ke acara-acara penting, entah hanya kumpul keluarga atau kondangan teman kantor biasa. Bukan bermaksud untuk pencitraan hubungan, tapi saat-saat seperti ini jadi salah satu momen kamu ataupun dia bisa bertemu dan saling bersosialisasi dengan lingkungan kalian sebagai pasangan. Toh, dari acara seperti kamu tetap bisa lebih mendalami karakter pasanganmu, atau mengikuti perkembangan pergaulannya.
Muncul bersama di depan umum atau lingkungan kalian, pastinya lebih memupuk lagi rasa percaya ke pasangan juga ke diri sendiri.
ADVERTISEMENTS
5. Kalau pun bertemu, ini jadi quality time untuk kalian. Besama-sama, kamu dan dia melakukan banyak hal yang sempat tertunda
Tak hanya menikmati secangkir kopi, teh dan sepiring camilan dengan obrolan atau candaan. Kamu dan dia selalu punya cara tersendiri menikmati quality time, entah berbagi hobi masing-masing, merealisasikan rencana kalian backpacker berdua meski dalam waktu yang singkat, atau mungkin jika dia masih dikejar deadline pekerjaan kamu bisa coba bantu menyelesaikannya.
Sesederhana apapun kegiatannya, kamu sudah seharusnya percaya kalau itu bisa menguatkan jalinan emosional kalian. Sampai di sini apa kalian masih ragu?
Kualitas hubungan kalian tak bisa hanya ditentukan dari kuantitas pertemuan. Mereka yang sering bertemu juga belum tahu ujung dari hubungannya seperti apa. Jalani saja dengan usaha sewajarnya, tak perlu memaksa bertemu kalau memang masih ada yang harus diprioritaskan.