Memiliki banyak teman jadi hal yang cukup penting dalam hidup. Teman menghindarkan kamu dari kesepian dan bisa menikmati keseruan hidup. Selain itu teman juga kerap membantumu keluar dari kesulitan saat masalah melanda.
Namun ada juga teman yang berperangai menyebalkan. Bala bantuan atau kebaikan yang kamu lakukan justru merugikan dirimu sendiri. Kamu pasti pernah merasakan kondisi di mana temanmu sering memanfaatkan kebaikanmu secara nggak tahu diri. Contohnya, minta tolong hal yang sebenarnya bisa dikerjakan sendiri, berhutang tapi ditagih marah, memaksa melakukan hal yang dirinya mau, dan lain-lain. Nah apabila kamu bertemu teman semacam itu, beginilah cara menyikapi teman yang suka memanfaatkan kebaikanmu.
ADVERTISEMENTS
1. Jangan pernah segan atau merasa nggak enakan untuk menolak permintaannya kalau memang nggak bisa membantunya
Untukmu yang tergolong tipe orang yang nggak enakan, jangan segan untuk menolak permintaan temanmu yang nggak kamu sukai. Selain karena kamu nggak enjoy atau ikhlas dalam menolongnya, juga karena kamu pernah merasakan yang namanya kecewa atas pertolonganmu ke teman di masa lalu.
Menolak permintaan teman nggak apa-apa kok, terlebih dari teman yang nggak terlalu dekat, tenang, nggak dosa kok. Daripada dongkol sendiri mending tolak mentah-mentah.
ADVERTISEMENTS
2. Menolak dengan alasan yang jelas dan tutur kata yang baik, agar temanmu tak tersinggung, rasa nggak enakkanmu pun berkurang
Perlu diingat, menolak nggak hanya sebatas ‘tidak mau’. Tapi perlu juga disertakan alasan yang jelas dan masuk akal. Semisal dia minjam uang, tolaklah dengan menggunakan alasan yang mau nggak mau harus diterima seperti ‘mau dipakai buat bayar kuliah adik’, ‘buat bayar listrik kos’, dan lain sebagainya. Penolakan tanpa alasan yang jelas bisa membuat dia marah dan tentu kamu nggak mau ada masalah bukan? Nah makanya tolaklah dengan cara yang baik.
ADVERTISEMENTS
3. Kalau sudah diingatkan, tapi masih meminta tolong dengan semena-mena, cobalah berlaku tegas seperti mendiamkan saja atau menegurnya
Banyak kasus temen nggak tahu diri, seperti misalnya minta hutang kala hutang yang sebelumnya belum dibayar atau berhutang tapi ditagih marah padahal habis beli sepatu baru. Nah teman yang begini inilah yang seharusnya kamu beri pelajaran, jangan ragu untuk bersikap keras kepadanya. Sudah sepantasnya kamu memikirkan dirimu sendiri dalam kondisi semacam ini, daripada kamu yang rugi sendiri.
ADVERTISEMENTS
4. Sebenarnya nggak baik menjauhi teman. Tapi kalau memang dia merugikan, ya lebih baik ditinggalkan
Kalau sudah tegaskan masih nggak berkelakuan sama rasanya nggak menjauhinya adalah jalan yang terbaik bagimu. Untuk apa berteman dengan teman yang nggak tahu diri semacam itu. Mempertahankannya sama saja menimbun masalah dalam hidupmu. Jauhi dia kecuali dia meminta maaf dan bersedia untuk nggak mengulanginya.
ADVERTISEMENTS
5. Nggak perlu takut tak punya teman baru, saat kamu harus menolak atau bersikap tegas dengan teman yang bisanya memanfaatkanmu
Kehilangan teman yang seperti racun tersebut tentu nggak akan berarti apa-apa untukmu. Lagipula teman-temanmu yang lain tentu masih banyak, terlebih yang jarang kamu sapa atau tandangi. Pasti ada di antara mereka yang jauh lebih baik daripadanya. Atau cari pula teman baru agar pergaulanmu semakin luas, siapa tahu kamu menemukan hal baru yang berguna bagi hidupmu.
ADVERTISEMENTS
6. Tapi kalau kamu masih ingin berteman dengan teman racunmu itu, carilah momen untuk menasehatinya agar dia berubah
Menjauhi teman racunmu juga nggak boleh sampai memusuhinya, cukup jauhi saja. Tapi sejatinya alangkah lebih baik apabila kamu memaafkannya dan berusaha untuk menasihatinya. Sebagai teman sejatinya kamu punya hak untuk menasihati temanmu –terlebih untuk dia yang sudah sering kamu bantu. Supaya dia mengubah perilakunya. Supaya nggak ada korban lain selain kamu.
Dalam hidup terkadang ada saat di mana kebaikanmu kepada teman nggak dibalas semestinya. Bukannya pamrih, tapi bukankah sesama teman harus saling bantu-membantu. Nah kalau yang dibantu nggak tahu diri ya mau nggak mau kamu harus punya sikap kepadanya, bersikap galak, menjauhinya, atau menasihatinya?