Memaafkan. Hal yang mudah kita ucapkan tapi susah kita lakukan.
Di suatu titik dalam hidupmu, kamu kadang menemukan bahwa ternyata kepercayaanmu telah dikhianati. Misalnya ternyata pacar yang kamu sayangi ternyata selingkuh sama sahabatmu sendiri. Atau negara yang kamu percayai ternyata membiarkan kebebasan ber-Tuhan diinjak-injak ormas radikal. Mungkin bibir kamu mudah untuk mengucap, “Gapapa, udah dimaafin kok,” tapi dalam hatimu ternyata masih menyimpan dendam kesumat.
Padahal, memberi maaf dengan tulus bakal mendatangkan kedamaian di hati kita lho. Mumpung sekarang bulan Ramadhan, yuk belajar memaafkan dari lubuk hati yang paling dalam.
ADVERTISEMENTS
1. Belajar dari anak kecil
Dalam memaafkan, kita perlu belajar dari anak kecil. Usai bertengkar, mereka cepat baikan lagi, main bareng lagi. Bukan bermaksud buat menyederhanakan hal yang kompleks sih, tapi kesalahan yang diperbuat kan udah jadi masa lalu, gak bisa ditarik lagi. Lagian memaafkan bukan berarti melupakan kok.
ADVERTISEMENTS
2. Memaafkan bukan untuk mereka, tapi untuk diri kita
Ya, menyimpan kemarahan dalam hati berarti menyimpan bibit penyakit. Maafkanlah bukan demi mereka, tapi demi kedamaian hatimu sendiri. Dengan memaafkan, kamu akan terbebas dari beban di hatimu.
ADVERTISEMENTS
3. Sadari bahwa manusia memang tempatnya khilaf
Kita semua emang tempatnya berbuat salah, baik disadari atau tidak. Perbuatan yang dilandasi niat niat baik aja kadang bisa berbalik menjadi suatu kesalahan. Selama mereka emang berniat memperbaiki diri, gak ada salahnya dong dimaafin?
ADVERTISEMENTS
4. Jangan terpaku pada masa lalu
Dengan merelakan semua yang udah terjadi, urusanmu dengan kemarahan atau kesedihan terhadap orang yang berbuat salah padamu juga selesai. Lebih baik, kamu berfokus membangun kenangan baru yang indah, hidup dengan baik di kekinian, untuk menghapus kenangan masa lalu yang buruk.
ADVERTISEMENTS
5. Ingat pentingnya dimaafkan buatmu
Kalo kamu belum bisa memaafkan seseorang, coba deh bayangkan kamu berada di posisi orang yang berbuat kesalahan. Gimana? Gak enak kan? Belajar memaafkanlah agar kamu juga dimaafkan dari kesalahan-kesalahan yang kamu perbuat.
ADVERTISEMENTS
6. Memaafkan hanya butuh sedikit energi
Menyimpan amarah dan dendam di hati ternyata jauh lebih menguras energi dibandingkan mencintai dan memaafkan, seperti halnya konflik lebih menguras tenaga dibandingkan kedamaian.
7. Kamu gak bertanggung jawab atas kesalahan yang mereka perbuat
Semua kesalahan yang mereka perbuat menjadi tanggung jawab mereka. Dan mereka akan terus memendam rasa bersalah bahkan setelah mereka dimaafkan.
8. Tuangkan amarahmu pada sepucuk surat
Tuliskan sepucuk surat yang mampu menuangkan emosimu dengan jujur untuk orang yang telah menyakiti kamu, dan katakan betapa kecewa dan marahnya kamu karena mereka. Lalu, sobek-sobek dan bakar surat itu.
Seiring asap yang membumbung, bayangkan kalo kamu sebenarnya gak marah-marah amat. Ngambang aja. Dan lepaskan kekecewaan dan amarahmu kepada mereka perlahan, seperti asap yang pelan-pelan menghilang.
9. Gak perlu dipaksakan
Jika kamu belum merasa siap memaafkan, gak apa-apa. Maaf akan datang dengan sendirinya ketika kamu siap memberikannya. Tapi pahamilah, bahwa kemarahan dan kekecewaanmu pasti akan memudar seiring waktu, jadi kenapa menahan lama-lama hal yang sudah pasti akan hilang?
10. Apa yang terjadi padamu bisa diambil hikmahnya
Alih-alih berfokus sama orang yang menyakiti kamu, kenapa kamu gak berfokus pada hikmah yang bisa kamu ambil dari kejadian yang kamu alami? Tuhan bukan tanpa alasan memberi cobaan bagi umatnya. Yakin deh, kamu pasti bisa lebih mudah memaafkan mereka.
Orang-orang di sekeliling kita, bahkan kita sendiri, memang gak luput dari yang namanya melakukan kesalahan, baik kesalahan minor maupun fatal. Tugas kita sebagai manusia adalah belajar dari kesalahan kita, dan bersedia memaafkan orang-orang yang ingin belajar dari kesalahannya. Yuk, saling memaafkan!