Kamu sendiri pasti berharap cowokmu ini seseorang yang bisa mengerti kamu, memberi ruang untukmu berekspresi, sampai membuatmu merasa nyaman dan aman. Sedangkan di kenyataan nggak semua cowok bisa bersikap menyenangkan seperti harapanmu. Ada dua tipe cowok, yang satu memang murni perhatian dan mengayomi, sedangkan yang satunya lagi justru merasa memiliki kamu sepenuhnya alias posesif.
Sikap melindungi sih masih wajar, mengingat setiap cowok pasti punya naluri itu. Tapi kadang sikap yang muncul tak sekadar melindungi, melainkan rasa-rasa ingin mengatur sesuai kemauannya. Sebelum kamu benar-benar terjebak dengan hubungan tak sehat dan merasa merugi. Yuk, pahami bedanya dia yang menjaga dengan dia yang emang posesif aja.
ADVERTISEMENTS
1. Dia yang menjaga hanya akan bilang, “hati-hati ya”. Tapi dia yang posesif pasti tak pernah henti-hentinya bertanya
Kamu lagi di mana?
Baru selesai nonton teater, Yang.
Sama siapa? Kok nggak ngasih tahu aku dulu? Sekarang mau ke mana? Aku jemput, oke!
Sama teman-teman. Iya tadi buru-buru lupa ngabarin. Mau makan dulu nih. Nggak usah, Yang.
Kenapa nggak mau dijemput? Kamu sama siapa sih?
Buat dia yang menjaga, bertanya itu ada porsinya. Tak perlu berlebihan kalau memang niatnya hanya ingin tahu keadaanmu sekarang. Selebihnya dia yang menjagamu hanya akan mengingatkan supaya kamu berhati-hati. Di balik rasa khawatir dia sendiri masih selalu percaya kalau kamu bisa menjaga diri dengan baik.
Berbeda dengan dia yang posesif, yang punya segudang pertanyaan. Pertanyaan sederhana yang semakin lama beranak-pinak jadi pertanyaan yang rumit dan sulit untuk kamu pahami. Kenapa harus tanya sampai segini detailnya sih? Seolah-olah keadaanmu yang baik-baik saja tak cukup membuatnya lega.
ADVERTISEMENTS
2. Bagi dia yang menjaga kamu tak harus mengikuti kata-katanya, tapi posesif justru selalu mau kamu mengiyakan kemauannya
Kalau bisa jangan sering pulang malam-malam ya, Yang….
Iya, tapi kalau ada acara atau urusan yang baru selesai agak malam bagaimana?
Ya, nggak apa. Asal jangan sering-sering, sesuain sama kondisimu aja.
Alih-alih memaksamu mengikuti maunya, dia justru menunggu pendapatmu. Kalau kamu keberatan dan punya alasan yang tepat, dia tak akan menerimanya dengan lapang dada. Buatnya kamu sudah cukup dewasa menentukan mana yang baik dan tidak, seperti halnya permintaanya itu. Tapi jangan harap kamu bisa mendapatkan sikap bijak seperti itu dari dia yang posesif. Sebab buatnya ucapan atau kemauan adalah keharusan yang tak boleh dibantah. Mau nggak mau, kamu harus bilang “Iya,” menghadapi sikap posesifnya.
ADVERTISEMENTS
3. Dia yang menjaga hanya akan bertanya “Pergi dengan siapa?”, tapi si posesif justru menginginkan waktumu buatnya seorang
Kamu memang pasangannya, tapi dia yang menjaga tak akan membatasi waktumu hanya untuk dia saja. Dia tak jadi masalah kalau kamu memutuskan berkahir pekan dengan teman-teman atau sendirian. Buatnya kamu punya hak untuk merasakan jalan-jalan bareng teman, keluarga, sampai mengikuti kegiatan-kegiatan sesuai hobimu.
Dia pun hanya akan menghubungi secara berkala, tak terus menerus mencecar dengan pesan atau telepon seperti dia yang posesif. Malahan si posesif bisa bersikap lebih tak menyenangkan, seperti melarangmu pergi bersama teman-temanmu, dan mengharuskanmu bersama dia seorang.
ADVERTISEMENTS
4. Dia yang menjaga akan menemanimu karena khawatir saja, tak seperti dia yang posesif selalu didasari rasa curiga
Rasa sayang dan peduli yang membuat naluri melindungi jauh lebih peka, sampai akhirnya muncul rasa khawatir. Sebab itu, terkadang dia yang menjaga merasa perlu menemani atau sekadar mengantarmu ke satu tempat atau acara. Terlebih kalau tempat itu jauh, atau acara itu berlangsung hingga malam. Dia hanya ingin kamu kenapa-kenapa, karena dirinya tahu di luar sana ada banyak hal mengerikan.
Tapi, bagi si posesif, jangan harap dia menemanimu murni karena khawatir denganmu. Sebaliknya, keputusannya justru muncul dari pikiran negatifnya alias didasari rasa curiga. Dia curiga kamu berbohong bahkan sampai pikiran menyelingkuhinya.
ADVERTISEMENTS
5. Beda sikapnya terlihat, saat dia yang menjaga membimbingmu berbenah. Tapi yang posesif justru berusaha mengaturmu sekali
Aku kan udah bilang, jangan makan banyak-banyak. Nanti kamu gendut….
Kok nggak pakai baju sama sepatu yang aku belikan kemarin? Ganti gih!
Jangan tanya terus bisa nggak? Nurut sama aku aja.
Di kamus dia yang menjagamu tak ada istilah mengatur, yang ada itu membimbingmu berbenah. Tak menutup kemungkinan kalau dia menyesuaikan dengan pola pikir hingga sikapmu dalam berbenah. Tak jadi masalah kalau kamu punya cara lain dalam berbenah alias tak sepenuhnya mengikuti bimbanganmu. Toh keselarasan muncul karena adanya kesepakatan, begitulah kira-kira motomu.
Namun buat si posesif, kamu benar-benar harus mengikuti segala aturan yang dia buat. Sebab dia merasa kamu ini sudah jadi miliknya yang bisa dia atur sesuai maunya, dan lagi-lagi kamu harus menurut.
ADVERTISEMENTS
6. Karena dia yang menjaga akan selalu membuat kamu nyaman dan aman, tapi dia yang posesif justru buatmu tertekan
Sebenarnya cinta saja tak cukup membuat kamu dan dia sebagai pasangan bertahan, temasuk uang yang bersifat fana. Dia yang menjagamu berusaha sekali mempertahankanmu berada di sisinya dengan memperlakukanmu sebaik-baiknya. Dia tak akan berusaha memberi rasa nyaman sekaligus aman. Mungkin sesekali dia akan tampak egois atau ke kenank-kanakan rasa khawari.
Nah, beda tipe beda lagi ceritanya. Bersama dia yang posesif, perlahan-lahan kamu merasa jengah. Merasa seperti ada yang hilang dari dirimu ini. Kamu jadi memiliki jarak dengan teman-temanmu, tak bisa leluasa mengikuti kegiatan apapun, bahkan waktu untuk keluargamu pun sudah mulai berkurang. Awalnya sih kamu biasa, tapi makin ke sini kamu bisa lebih membuka mata kalau menjalun hubungn dengan dia hanya membuatmu tertekan.
Antara dia yang menjaga dengan dia yang posesif memang punya beda tipis, tapi bukan berarti tak ada perbedaan kan? Kamu perlu mencermati baik-baik. Jangan sampai waktumu terbuang untuk seseorang yang sebenarnya tak baik untukmu.