Ayah, Ibu. Nanti Aku Pasti Pulang Meski Entah Kapan. Doakan Kami Kuat Bertahan di Perantauan

Sampai kapanpun dan sejauh apapun kamu merantau rumah adalah tujuanmu untuk kembali. 

Tapi sebelum waktu kembali ke rumah itu tiba. Kamu harus mengumpulkan pengalaman demi pengalaman terlebih dulu. Pengalaman yang lebih banyak datang dari kesukaran daripada kesenangan. Mulai dari yang sederhana seperti rasa kesepian saat temanmu sibuk dengan urusan masing-masing sementara kamu jatuh sakit. Sampai urusan finansial, mengharuskan anak rantau pintar mengelola pengeluaran kalau tak mau kekurangan uang. Pokoknya jangan sampai deh coba-coba sama yang namanya ngutang.

Belum lagi cobaan seperti saat hari-hari penting tiba. Entah hari ulang tahun salah satu anggota keluargamu, atau hari-hari di mana setiap waktu pasti akan selalu ada berkah seperti Ramadan. Bayangan rumah beserta isinya entah kenapa membuat hari-hari itu terasa lebih berat untuk dilalui. Padahal Ramadan sendiri di manapun selalu sama, dinanti dengan keantusiasan penuh.

ADVERTISEMENTS

Ramadan di mana-mana selalu sama. Tapi di kos tetap saja terasa beda karena kamu akan lebih sering sendirian saja

Ayah, Ibu. Nanti Aku Pasti Pulang Meski Entah Kapan. Doakan Kami Kuat Bertahan di Perantauan

Buka puasa sendirian via elshinta.com

Bukan cuma iklan berembel-embel Ramdan, atau acara televisi seperti sinetron yang bertajuk religi saja. Tapi antusias setiap orangnya entah di kota besar atau kecil juga yang membuat Ramdhan di mana-mana selalu sama. Di pinggir jalan-jalan itu pasti penuh dengan orang-orang menjajakan beragam es buah, camilan ringan, sampai makanan utama untuk bukaan. Belum lagi pengeras suara di surau yang jadi lebih sering ramai, seperti jamaahnya. Di mana-mana sama Ramdan sama saja, selalu menyenangkan.

Tapi, buatmu yang tinggal di kos dan jauh dari keluarga. Ramdan kali ini tetap saja berbeda. Di kos biarpun penghuni setiap kamarnya ada, tetap saja rasa-rasa sendiri tak bisa kamu dihindari. Ada kalanya teman-teman kosmu ini sudah punya acara masing-masing di luar sana, atau memang mereka sedang ingin sendiri juga. Sementara di rumah, biarpun dari pagi sampai sore sibuk sendiri-sendiri, tetap saja waktu berbuka puasa akan kumpul di meja makan.

ADVERTISEMENTS

Di rumah nggak perlu bingung mau sahur dan buka pakai apa. Tapi di kos semua tergantung uang yang kamu punya

Ayah, Ibu. Nanti Aku Pasti Pulang Meski Entah Kapan. Doakan Kami Kuat Bertahan di Perantauan

Buka puasa pakai ini di kos udah Alhamdulillah via ruanginstalasi.wordpress.com

Belum lagi soal makan. Di rumah saat puasa tiba entah kenapa menunya jadi lebih beragam, dan kadang terbilang cukup mewah. Kamu sendiri pasti nggak akan bingung mau sahur atau buka pakai apa. Bahkan saat ingin makan sesuatu, kamu bisa tinggal meminta ke orang rumah. Sementara di kos, mau beli makan untuk sahur dan buka harus lebih dulu mempertimbangkan uang yang kamu punya.

Mau buka puasa pakai es campur dan nasi padang, tapi uangnya cuma cukup buat beli lalapan. Kalaupun maksa mau buat beli, nanti sahurnya pakai apa. Besoknya juga buka lagi pakai apa. Duh, anak kos-kosan.

ADVERTISEMENTS

Di rumah juga tak perlu khawatir telat bangun sahur. Tapi di kos, apa iya kamu bisa bangun tepat waktu?

Ayah, Ibu. Nanti Aku Pasti Pulang Meski Entah Kapan. Doakan Kami Kuat Bertahan di Perantauan

Ekspresimu saat telat bangun sahur via www.rumahku.com

Dan hal yang paling krusial lagi, ada momen sahur. Di rumah kamu bisa tidur nyenyak tanpa perlu khawatir telat bangun sahur. Karena pasti selalu ada ibu, ayah, adik, kakak yang siap membangunkanmu. Kalaupun kalian sekeluarga telat bangun, nggak perlu juga bingung mau makan apa. Mengingat di rumah pasti ada makanan penyelamat di detik-detik menjelang imsak. Tapi kalau di kos, siapa bilang nggak ada yang bisa bangunin kamu?

Selama ponselmu terus menyala, kamu nggak perlu takut kesiangan. Karena orangtua atau saudaramu bisa membangunkanmu lewat telepon. Kalau sekali di telepon tak juga bangun, kan bisa dicoba berkali-kali. Apalagi kalau kamu dan keluargamu memakai IM3 Ooredoo sebagai operator teleponnya. Urusan telepon menelepon jadi lebih ramah di kantong dengan Freedom Combo yang menyediakan dua keuntungan sekaligus, dan salah satunya telepon 1 rupiah per detik ini. Apps Tanpa Kuota dan Rp 1-nya akan bikin kamu betah berlama-lama telepon sampai kuping panas!

Kabar baiknya lagi, telepon 1 rupiah per detik ini pun berlaku ke semua operator sepanjang hari. Nggak ada lagi tuh yang namanya kalimat, “Malas ah mau telepon, abis operatornya beda sih!” Jadi setelah sahur, lanjut telepon sama keluarga nggak perlu khawatir pulsa habis, ‘kan?!

ADVERTISEMENTS

Di rumah yang jelas pasti akan selalu ada dan tawa saat menunggu waktu imsak atau buka, sementara di kos apa iya kamu bisa merasakan hadirnya keluarga?

Ayah, Ibu. Nanti Aku Pasti Pulang Meski Entah Kapan. Doakan Kami Kuat Bertahan di Perantauan

Video call bareng bapak dan ibu via gedubar.com

Iya suasana di rumah saat Ramdan memang selalu spesial. Ada kalaunya kamu rindu suara Ibu saat bertanya, “Nak kamu mau buka pakai apa?” atau suara Ayah saat membangunkanmu untuk sahur dan saat beliau sedang mengaji. Belum lagi Kakak atau Adikmu yang sering bawel mengajakmu tarawih berbarengan. Duh, rasanya ingin segera pulang ke rumah demi merasakan kehadiran mereka.

Tapi apa ya kamu di perantauan ini kamu tak bisa bercengkerama dengan keluarga di rumah? Sementara teknologi sekarang sudah semakin berkembang, seperti video call saja bisa kamu lakukan lewat WhatsApp, LINE atau BBM. Dimana aplikasi sehari-hari seperti itu bisa bebas kuota, kalau kamu menggunkan paket freedom apa saja dari IM3 Ooredoo , termasuk video call juga. Aplikasi sehari-harinya pun tak hanya aplikasi untuk chat saja, tapi juga seperti Facebook, Twitter, Path, bahkan Gojek dan Grab.

Kebayangkan buka puasa masih tetap bisa menatap wajah ibu, bapak serta saudara-saudaramu. Sepanjang hari bisa terus chat dengan mereka tanpa perlu khawatir dengan kuota. Pastinya rasa-rasa sepi di perantauan saat Ramadan tak terasa lagi.

Ayah, Ibu. Tunggu aku pulang ya. Aku hanya perlu bertahan sebentar lagi di perantauan. Menghitung mundur hari Lebaran juga tak terasa lama, kok. 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis