Ayah, seseorang yang wajib kita hormati setelah Ibu. Tak seberapa memang, jika kita lihat banyaknya waktu yang Ibu berikan daripada Ayah. Namun di balik sikapnya yang terkadang acuh dan terlalu sibuk bekerja, Ayah mempunyai perasaan sedih yang mendalam ketika hal-hal buruk menimpa anak-anak dan keluarganya. Tangis dan air matanya mungkin tak terlihat, tapi jika kamu melihat dari sorot matanya, kesedihan karena hal-hal inilah yang mungkin sedang dia rasakan…
ADVERTISEMENTS
Hatinya mungkin sekeras baja, tapi ungkapan sayang dari anak-anak akan membuatnya luluh dan terharu seketika
Tak seperti Ibu, sosok Ayah memang tidak identik dengan tangisan atau hal-hal berbau romantis. Namun, tak jarang ia menjadi luluh dan menitikkan air matanya ketika kalimat ini terlontar dari bibirmu sebagai anaknya.
“Aku sayang ayah, tetap menjadi ayah yang baik dan pelindung bagi kami ya, Yah. Sehat dan bahagia selalu. I LOVE YOU, Yah..“
ADVERTISEMENTS
Bagimu, menjawab teleponnya adalah sesuatu yang dapat ditunda. Tapi bagi dia, mendengar suaramu adalah hal yang paling menenangkan hatinya
Ketika kamu membuka ponsel, terlihat 5-10 panggilan terlewat dari ayahmu. Apa yang akan kamu lakukan?
- Segera meneleponnya kembali
- Mengirim chat dan bilang kamu sedang sibuk
- Biarin aja lah, ntar juga Ayah telepon lagi
ADVERTISEMENTS
Percayalah, ia akan sangat merasa bersalah jika tak bisa menemani kamu dan ibumu untuk berlibur bersama karena kesibukannya bekerja
Sebagai kepala keluarga, Ayah tentu punya kesibukan yang luar biasa di luar rumah. Tak jarang Ia harus pergi pagi dan pulang pagi lagi untuk bekerja. Hal inilah yang terkadang membuatnya sedih, waktu bersama keluarganya harus tersita demi pekerjaan. Dalam hatinya ia menangis dan mungkin tak tahu harus berbuat apalagi.
ADVERTISEMENTS
Ketika kamu dan ibumu lelap tidur, diam-diam ia mengintip lewat pintu kamar. Ia membayangkan betapa melelahkannya hari ini untuk kalian
“Kasihan anak dan istriku, pasti mereka lelah setelah seharian ini. Tuhan, lindungi mereka selalu, nyenyakkan tidur mereka dan berikan mereka mimpi yang indah. Amin.”
ADVERTISEMENTS
Ayah mungkin sedang bingung karena beratnya beban pekerjaan. Namun ia takkan sampai hati jika keluarganya ikut merasakan beban berat yang ia rasakan
Ketika Ayah pulang dari pekerjaannya, ia mungkin bisa tersenyum dan memeluk keluarganya dengan erat. Tetapi tanpa kalian sadari, ia sedang menanggung beban sebagai lelaki yang juga harus mencukupi kebutuhan keluarganya.
ADVERTISEMENTS
Ayah sebenarnya pribadi yang melankolis. Demi mengobati rasa rindu, ia menyimpan foto anak-anak dan istrinya di dompetnya yang usang
“Belum bisa pulang ke rumah, rindu mereka.”
Meskipun ia seorang lelaki, melihat putrinya menangis diam-diam hatinya juga ikut teriris
Sebenarnya, seorang Ayah pun memiliki sisi kelembutan di dalam hatinya. Ia takkan pernah tega dan akan menangis di hatinya ketika anak perempuannya disakiti oleh orang lain. Dalam batinnya ia berontak. Ia ingin melindungi dan memeluk anak perempuannya dengan erat agar ia tak merasakan sakit hati lagi.
Saat ia melihat anak-anak kecil sedang meminta-minta di jalan, ia selalu berharap bahwa anak-anaknya takkan pernah merasakan kesusahan
Batinnya dalam hati,
“Ya Tuhan, betapa malangnya nasib anak-anak jalanan ini, semoga anak-anakku menjadi orang yang lebih beruntung dan terhindar dari kesusahan.”
Sekadar makan atau jalan-jalan bersama jadi momen paling berharga. Sejujurnya, hatinya akan menangis jika kamu menolak ajakannya
“Nak, makan di luar sambil ngobrol yuk, Ayah pengen cerita.”
“Duh, aku mau nonton film nih, Yah. Sebentar lagi mulai, ajak ibu aja deh.”
Sebagai anak, sesekali kita memang harus menuruti ajakannya. Mungkin Ia memang ingin bercerita dengan anak kesayangannya yang Ia percaya bisa membawa ketenangan baginya.
Dan hari paling mendebarkan sekaligus menyedihkan bagi Ayah, adalah saat melepaskan anak-anaknya ke pelaminan
Sama halnya dengan yang seorang Ibu rasakan, seorang Ayah pun akan sangat sedih sekaligus bahagia jika melihat anak-anaknya telah menikah. Hal ini berarti, sang anak akan jarang menemani Ayahnya seperti saat sebelum menikah, walaupun di hati kecilnya ia bahagia karena akhirnya anak kesayangannya mendapat pasangan terbaik bagi hidupnya.
Menjadi seorang laki-laki kuat dan tegar adalah takdirnya sebagai Ayah. Tak mudah baginya meneteskan air mata apalagi membagi duka. Ia hanya ingin kalian (keluarganya) melihatnya sebagai laki-laki yang begitu menyayangi kalian, dan ia berharap itu terjadi sebaliknya.