Atas Nama Jarak dan Kesibukan — Kamu Lebih Sering Kutitipkan Pada Tuhan

Artikel ini terinspirasi dari kisah @garitdani Pemenang #30HariTerimaKasih Challenge . Hayo, sudahkah kamu cukup bersyukur hari ini?

Kalau boleh memilih jelas aku ingin menemukanmu setiap pagi di depan pintuku. Menjemput dengan muka sedikit mengantuk, lalu saling melepas kepergian masing-masing dengan bertukar peluk. Tapi ternyata rindu jadi entitas baru yang lebih sering datang memeluk kita. Membuatmu dan aku mesti bersabar menghadapi seluruh gejolak hati yang ada.

“Kita bertemu dalam doa dulu, ya?”, jadi frasa yang lebih sering kita ungkapkan demi berdamai dengan rindu yang muncul tiba-tiba. Kamu memang lebih sering kutitipkan pada Tuhan. Tapi bukan berarti aku kehilangan perasaan.

Tuhan menjangkaumu lewat berbagai cara yang tak terduga. Bahkan saat tanganku tak bisa melakukannya

Bahkan saat tanganku tak bisa menjangkaumu. Tuhan ada

Bahkan saat tanganku tak bisa menjangkaumu. Tuhan ada via jesuscaballero.com

Hari kepulangan dan keberangkatanmu tak akan pernah jadi hari yang biasa saja, selamanya. Waktu tanganmu kembali kutemukan ada rasa nyaman yang tak bisa kujelaskan. Agar kita punya banyak waktu bersama, melambatkan langkah sementara pun kujalani dengan sangat rela.

Saat tiba masa kau harus kembali kulepas, sendu di hati tak semudah itu berubah jadi ikhlas. Kubayangkan bagaimana tubuhmu mesti berdamai dengan cuaca ekstrem laut lepas. Mengubah siang jadi malam, malam jadi siang demi shift kerja yang di mataku tak ramah. Tapi bukankah picik sekali jika kuminta kau mengubah haluan hidup hanya karena perkara kesenduanku? Biar bagaimanapun rig dan lautan lepas sudah jadi hidupmu.

Kesibukan dan waktu yang terbatas memaksa kita jadi peretas batas. Kau jalani hidup dengan namaku di hatimu. Hidupku pun tak lantas berhenti hanya karena sementara tak ada kamu. Sesekali muncul rasa mendesak dalam dada, sebab kita ingin bicara.

Saat rasa macam itu tiba, kuminta Tuhan mendekapmu lebih lama. Kau diciptakanNya. Tak ada alasan buatku khawatir selama dirimu masih dalam penjagaanNya.

Doaku menyayangimu, doamu menguatkanku. Untukmu yang tak bisa kupeluk penuh perasaan sesering itu– berjanjilah kita bertemu dalam doa dulu?

Kita bertemu dalam doa dulu, ya?

Kita bertemu dalam doa dulu, ya? via www.wander-luxe.com

“Jangan lupa doakan aku ya Dear?”, adalah kata-kata yang selalu kau ucapkan setiap kulepas tanganmu di pintu keberangkatan.

Beberapa pekan kemudian, waktu rindu menciptakan roller coaster rasa yang membuat kita setengah gila — permohonannya akan jadi berbeda;

“Kita bertemu dalam doa dulu ya?”

jadi kekuatan yang membuat kita bertahan di tengah semua ketidakwarasan yang ada. Membuatmu terasa tetap dekat, meskipun tak bisa kurengkuh rapat. Meringkas jarak yang selama ini terasa sungguh bangsat. Memberi ruang pada kita untuk sedikit berjingkat.

Saat kau merasa sendiri. Waktu kau tak mengerti arah hubungan yang sedang dijalani. Ketika jarak terasa tak adil dan sungguh mempercundangi, kuharap satu yang terus kau yakini. Doaku menyayangimu. Doamu yang tak putus-putus itu menguatkanku. Bertemu dalam doa dulu membuat kita akan terus bersatu.

Sampai kapanpun, lebih ingin kau temukan dirimu tiap pagi di depan pintu. Bisa kupeluk kapanpun muncul rasa rindu. Namun jika bersatu bagi kita tak bisa terjadi semudah itu, berjanjilah kita akan terus bertemu dalam doa dulu?

Selalu?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini