Kamu masih sering heran, kenapa persoalan status jomblo masih sering dibahas-bahas. Sementara kamu sebagai jomblo merasa status ini biasa dan tak perlu dibesar-besarkan. Mau kamu jomblo lebih dari dua tahun. Mau kamu jomblo di usia matang yang harusnya sudah menikah. Hidup tetap saja berjalan dengan semestinya. Kamu masih harus mengejar karirmu. Kamu masih punya kehidupan sosial yang tak hanya dengan keluarga atau temanmu, tapi bisa juga orang-orang yang baru ditemui.
Kamu sendiri sebenarnya percaya, jomblo itu bukan hal yang buruk. Nggak perlu ada rasa-rasa nelangsa apalagi minder. Apalagi kalau kamu renungkan lagi alasan-alasan yang Hipwee uraikan di bawah ini. Percaya deh, setelah ini kamu bersyukur ada atau pernah menjadi jomblo. Jangan remehkan, jadi jomblo justru buat kamu jadi lebih pintar dan tegar!
ADVERTISEMENTS
1. Jomblo itu mandiri, mantra yang tak terbantahkan untuk bikin lebih percaya diri
Saat mereka yang sudah punya pasangan dikit-dikit atau ke mana-mana ditemani. Sementara kamu selalu berusaha meyakinkan dirimu untuk bisa pergi sendiri, sekalipun tak terlalu paham dengan tempat yang dituju. Saat ada masalah kamu juga terbiasa mengandalkan dirimu untuk menyelesaikannya. Sesekali mungkin kamu akan bercerita ke salah satu orang terdekatmu. Tapi tetap saja segala keputusan atau pilihan tergantung kuat di tanganmu.
Kamu harus selalu memikirkan dengan baik-baik apapun yang akan jadi keputusan untuk diyakini olehmu. Sebab menjadi jomblo memang mengharuskan kamu selalu percaya dengan kemampuan diri sendiri. Tanpa pacar kamu bisa melangkah ke tempat baru atau menghadapi segala jenis tugas serta masalah dengan keyakinan, semua pasti bisa terlewati dan terselesaikan dengan baik.
ADVERTISEMENTS
2. Nggak ribet urusan pacaran, buatmu lebih produktif dengan pekerjaan
Urusan percintaan sepertinya jadi urusan kesekian dalam hidupmu. Terlintas tapi tak sampai menyita pikiran. Sebab kamu tak memusingkan keharusan seperti membalas pesan atau berkirim kabar di jam-jam tertentu di tengah pekerjaan. Pikiranmu pun tak terganggu dengan drama-drama percintan entah kecemburuan atau mungkin kesalahpahaman. Intinya saat bekerja itu waktunya berkarya, dan komunikasimu paling hanya dengan rekan-rekan saja.
Selesai jam kantor kamu sendiri masih punya cukup banyak waktu untuk diri sendiri atau sekadar berkumpul bersama keluarga bahkan teman. Sedangkan saat malam minggu yang kebanyakan anak muda menghabiskan waktu dengan bersenda gurau atau bermesraan dengan pasangannya. Kamu selain berkumpul dengan keluarga, sesekali menikmati waktu dengan mengisi blog, mencoba resep baru, atau menyelesaikan project di luar pekerjaan kantor.
ADVERTISEMENTS
3. Demi menghilangkan bosan, kamu pun jadi semakin kreatif menjalani hari-hari
Rasa bosan itu manusiawi. Bosanmu bukan soal hubungan dengan pasangan, tapi lebih kegiatan sehari-hari. Saat bosan di tengah kesibukan bekerja, kamu terbiasa berselancar di dunia maya, mencari referensi yang berkaitan dengan hobimu. Saat liburan, tak punya pacar pun kamu tetap punya kegiatan berkemah atau diving bersama teman-temanmu. Sesekali kamu pun memutuskan untuk menjadi solo traveller. Berpergian ke tempat baru, dan menikmati sekaligus mengamati setiap jengkal perjalanan demi mendapatkan pengalaman.
Kemandirian dan rasa percaya diri tadi yang sebenarnya juga membuatmu lebih kreatif lagi mencari jalan keluar atas kebosanan yang muncul suka-suka.
ADVERTISEMENTS
4. Punya banyak me-time yang buatmu lebih mudah menenangkan pikiran
Bukan bermaksud berprasangka buruk dengan kehadiran pasangan. Tapi memang bedanya terlihat sekali sekarang. Dulu saat kamu punya pacar, kadang kamu sungkan untuk bilang ingin sendiri dulu alias menenangkan pikiran. Kamu merasa tak enak jika harus mengabaikannya, dan berusaha untuk meladeni meski pikiranmu teramat penuh untuk terpecah ke hal yang lain. Sementara sekarang, kamu punya waktu sendiri lebih banyak.
Kamu bisa pergi ke suatu tempat, tanpa harus pamitan atau nggak ada yang bawel tanya sedang di mana dan sama siapa, selain orangtua. Saat kamu sedang nyaman-nyamannya menikmati waktu untuk dirimu sendiri, tak ada juga yang maksa-maksa untuk ketemuan dengan dalih rindu. Kamu sepenuhnya bisa menenangkan pikiran tanpa harus ada yang menganggu. Sekalipun hanya berdiam di kamar, orang rumah pasti sudah tahu dan memaklumi waktu-waktu seperti ini.
ADVERTISEMENTS
5. Meski tak enak, gunjingan orang tentang kejombloan ini justru jadi wadah untuk belajar berpikir bijak
Jomblo terus, nggak bosen?
Kenapa sih jomblo? Kebanyakan milih atau emang nggak laku?
Cakep-cakep jomblo…. mending yang biasa tapi laku!
Udah nggak asing lagi kalimat-kalimat yang entah candaan atau memang berbau gunjingan itu di telingamu. Awalnya memang membuatmu cukup nelangsa. Apalagi saat ingat kebanyakan temanmu sudah punya pacar, bahkan suami dan keluarga kecil. Tapi setelah kedua, ketiga, atau kesekian kalinya, telinga serta hatimu pun terbiasa. Benar memang istilah, bisa karena terbiasa. Malah lebih dari bisa menahan ocehan itu, kamu akhirnya juga bisa menyahutinya entah dengan candaan atau kalimat bijaksana, seperti….
Nggak apa jomblo, yang penting bahagia ~
ADVERTISEMENTS
6. Semakin lama sendiri, semakin banyak yang dipelajari, kualitasmu tak bisa dipandang sebelah mata lagi
Kamu belajar mandiri, percaya diri sekaligus tegar menghadapi segala persoalan hidup. Kamu belajar mensyukuri dan menjaga setiap hal yang kini ada di genggamanmu. Kamu belajar untuk tak putus asa membuka diri dan hati sampai akhirnya menemukan orang yang tepat itu. Kamu belajar menyelesaikan kepentingan dirimu. Sebelum akhirnya bisa menyelesaikan kepentingan dia, pasanganmu, dan hubungan yang kelak kamu miliki.
Menjadi jomblo jelas membuatmu sadar makna cerdas dan tegar sebagai manusia dewasa.