Cinta itu buta!
Kalimat klise yang jadi patokan kebanyakan orang untuk menyalahakan cinta ketika dirinya salah jatuh cinta. Layaknya pembenaran diri, bahwa bukan kamu yang salah ketika dirimu terlanjur kecewa sekarang. Kadang selain pada cinta kamu pun mencari kesalahan di tempat lain, entah mantan pasanganmu atau orang lain yang dianggap menjadi penyebab keretakan. Intinya dirimu tak salah dalam hal ini.
Padahal kalau kamu mau berpikir sejenak dengan lebih bijak, dirimu sendiri punya andil besar yang membuatmu salah memilih orang untuk dicintai. Cintamu sendiri tak pernah salah, dan sebenarnya cinta pun tak buta seperti kilah yang kamu dan orang lain ucap. Sebab yang salah ya memang kamu yang mungkin pada saat itu lebih mengikuti perasaan sampai akhirnya lupa menggunakan logika.
Jangan terburu menyangkal, ada baiknya kamu renungi dulu alasan ini. Siapa tahu bisa jadi bahan untuk berbenah diri.
ADVERTISEMENTS
1. Awalnya memang nggak cinta, tapi nyaman akhirnya membuatmu luluh juga
Banyak orang orang bilang jangan terlalu benci atau terburu pesimis dengan orang kamu baru kenal. Katanya perasaan-perasaan itu bisa saja jadi bumerang yang justru membuatmu bertekuk lutut di hadapan rasanya nyaman hingga akhirnya cinta. Sebab memang nyaman selalu punya cara untuk mengubah dan mengaburkan penilaianmu. Seperti kamu yang sekarang kecewa karena terlanjur nyaman dan akhirnya jatuh cinta dengan orang yang ternyata salah.
Awal berkenalan kamu tak suka beberapa sikap atau sifatnya. Tapi cara dia memperlakukanmu yang terlihat sungguh-sungguh pun berhasil membuat perasaan yang tadinya biasa berbelok menjadi nyaman yang luar biasa. Kamu terbuai, lalu di akhir cerita justru dibuat jatuh tanpa pernah ditangkap sepenuhnya oleh dia.
Pantas jika ada orang yang penah berkata, nyaman itu lebih bahaya dari jatuh cinta.
ADVERTISEMENTS
2. Namanya udah terlanjur nyaman, semua hal yang kamu lihat dari dia pun cuma kebaikan dan kebaikan
Bukan cinta yang salah, justru nyamanmu yang terlanjur ada yang salah.
Nyaman itu punya kekuatan yang besarnya tak akan pernah bisa kamu kira-kira sebelumnya. Mau menolak seperti apa untuk bilang tidak akan mencintainya, tapi kalau akhirnya kamu sudah nyaman logikamu pun bisa seperti terjungkal dengan drastisnya. Kamu tak lagi bisa melihat segala sesuatunya dengan objektif ataupun subjektif. Sebab yang kamu lihat cuma kebaikan-kebaikannya saja, sedangkan keburukannya entah kenapa seperti halnya iklan di games online yang sekalinya muncul segera kamu skip.
Nyaman membuatmu asyik sendiri, tanpa pernah peduli dengan hal-hal lain yang datang.
ADVERTISEMENTS
3. Semakin banyak yang bilang dia kurang baik, kamu semakin ingin memperjuangkannya demi bukti yang nyatanya “untung-untungan”
Ibarat kopi tanpa gula yang sudah tahu pahit, tapi tetap masih saja ditegak. Sebab kamu berharap dari sisi pahitnya itu kamu menemukan kenikmatan atau kebaikan yang orang tak pernah tahu sebelumnya. Tapi setelah memperjuangkan harapan itu, nyatanya kamu memang cuma mendapatkan pahit saja.
Persis ketika teman, saudara, orang tua bahkan mereka yang kurang kamu kenal bilang tentang dia yang kurang baik dan tak layak kamu jadikan pasangan. Kamu bukannya mendengarkan semua nasehat itu, tapi kamu justru sibuk berusaha membuktikan kalau dia tak seburuk penilaian mereka. Tanpa pernah sadar atau ingat kalau yang kamu perjuangkan ini pun hal gamblang yang bisa jadi terbukti bisa jadi tidak.
Kabar buruknya, ternyata memang apa yang kamu perjuangkan dengan dasar perasaan itu salah besar, dan membuatmu menelan rasa kecewa yang pahit.
ADVERTISEMENTS
4. Perasaan cinta yang lebih berat, buat kamu lupa mempertimbangkannya semua hal dengan tepat
Terlanjur cinta membuatmu tak lagi memikirkan semua hal dengan matang. Apapun yang diucapkan olehnya seolah hal yang paling tepat. Seperti saat kamu dengan mudahnya memberi sesuatu yang berharga dari keperempuananmu karena ucapannya dia yang buatmu melambung bersama angan. Kamu tak memikirkan sebab akibat sampai dengan nilai-nilai yang selama ini kamu pelajari.
Intinya apa yang kamu lakukan ini atas dasar cinta yang buta. Padahal nyatanya memang kamu sendiri yang membiarkan diri terbuai oleh perasaan, dan logikan ditinggal di belakang begitu saja.
ADVERTISEMENTS
5. Cinta itu nggak pernah salah, cuma kadang kamu jatuh di orang yang salah
Mau sekecewa apapun kamu, ingat lagi cinta tak pernah salah. Sebab dia datang karena memang dirimu di alam bawah sadar yang memintanya. Seperti halnya cinta sejati yang datangnya pun tanpa pernah direncanakan olehmu. Jadi cinta itu misterius. Sendangkan yang salah, lagi-lagi kalau tak di kamu, ya dia yang ternyata bukan orang yang tepat.
ADVERTISEMENTS
6. Mungkin juga kamu yang salah menafsirkan cinta, hanya mengutamakan rasa tanpa ingat dengan proses untuk mempelajarinya
Cinta memang tak akan pernah terlihat jelas wujudnya. Tapi secara penafsiran, cinta jelas tak hanya persoalan rasa yang timbul dari kasih sayang yang kuat. Cinta sendiri sebenarnya tempat kamu belajar apapun hal baik yang ada di hidup ini. Bukan hanya soal merasakan bagaimana kehadirannya yang membuat siapapun mendadak bahagia atau sedih tak terkira. Tapi kamu harus ingat ada proses yang sebenarnya cukup panjang untuk mempelajarinya, bahkan bisa jadi sepanjang hidupmu sendiri.
Sebab cinta itu seperti sebuah perjalanan yang tak cukup dilakukan sekali. Kamu perlu melakukan perjalanan berkali-kali untu bisa melihat dan mengerti banyak hal. Termasuk cinta yang memang harus terus dipelajari sekalipun kamu sudah menemukan orang yang tepat.
Jadi, saat kecewa karena cinta datang, apa iya kamu masih akan selalu bilang,
Ya namanya juga cinta, dia buta!