Bagai buku yang telah dibuka, kita memiliki halaman yang telah terbaca sebagai masa lalu dan halaman yang belum terjamah sebagai masa depan. Dan itulah yang menjadikan kita, para manusia, kaya. Karena hal itu juga, aku tak akan pernah mempermasalahkan masa lampaumu. Berkat adanya tumpukan rangkaian cerita yang kau dan aku punya, sekarang ini kita menjadi manusia yang begitu rupa.
Sayang, masihkah kau meragukan kelapangan hatiku? Agar kau semakin menaruh keyakinan, ijinkanlah aku menuangkan apa yang kurasakan di sini.
ADVERTISEMENTS
Keteledoran serta kealpaan yang pernah kau lakukan adalah bukti bahwa kau merupakan sebenar-benarnya manusia. Aku tak akan pernah pergi berjingkat meninggalkan.
Sayang, sudah berapa lama kita menapaki bumi? Ah ya, aku dan kamu sudah hampir berusia seperempat abad lamanya. Sebagai seorang manusia tentulah kita sudah lumayan banyak makan asam garamnya dunia. Sungguh wajar adanya jika kita pernah ceroboh dan melakukan kebodohan, karena itulah bagian dari cerita sebagai anak manusia.
Aku juga sama sepertimu, aku pernah melakukan kebodohan-kebodohan kecil di masa lalu. Demi terpenuhinya gejolak darah muda yang begitu deras mengalir di pembuluh vena. Sungguh, tak ada yang perlu dirisaukan. Masa lalu adalah cerita yang sudah habis masa berlaku. Aku tak akan berjingkat meninggalkan hanya karena kesalahan yang dulu pernah kau torehkan.
Asal kau tahu, rasa sayangku tak mudah tergerus cerita lalu yang pernah kau alami.
ADVERTISEMENTS
Sebelum bertemu denganku, aku tahu kau juga pasti pernah merasakan cinta. Tak apa, toh itu semua bagian dari perjalanan menjadi manusia.
Cerita cinta juga pasti pernah kau alami sebelum bersua denganku. Jalinan cerita cinta dengan banyak wanita pati pernah kau lakoni di masa dulu. Entah cerita singkat yang berusia mingguan maupun cerita yang melibatkan komitmen serius darimu dan bertahan hingga sekian tahun.
Sungguh, tak ada rasa cemburu yang melekat padaku. Toh, aku juga pernah mengalami rangkaian cerita cinta. Justru cerita yang pernah kita alami dulu sangat berjasa mendewasakan kita. Mengajarkanmu cara berkomitmen dengan wanita dan aku juga mendapat ilmu bagaimana menjalin komitmen dengan pria. Pun perjalanan hidup yang kau dan aku alami tentunya menjadi kian berwarna.
Bagiku, cerita yang dulu pernah kulalui tak memiliki makna lebih sekarang, hanya beberapa hal yang masih mengendap tertinggal untuk kujadikan pelajaran. Tentunya pelajaran yang akan sangat berguna sebagai modal untuk menjalin cerita denganmu. Tak akan kubiarkan diriku ini mengulangi lagi kesalahan yang pernah kulakukan di jalinan yang terdahulu.
Karena aku ingin jalinan kita tak hanya singgah sementara, namun menetap selamanya.
ADVERTISEMENTS
Deretan mantan kekasihmu justru membuatku merapal syukur. Mereka telah berjasa membuat sosokmu menjadi seperti sekarang.
Tak hanya kebodohan dan kecerobohan, aku paham dulu ada mereka yang mengisi hatimu. Mereka yang pernah menggenapimu, menjadi penggembira di tiap harimu, mereka yang pernah mengukir senyum di parasmu, pun mereka yang akhirnya meninggalkan lubang kosong di dalam rongga dadamu yang pulih sempurna sebelum aku menginjak masuk.
Tak apa sayang, sungguh aku menghargai kehadiran mereka terlebih dulu. Justru aku haruslah menghaturkan terimakasihku. Tanpa mereka tentulah tak akan kutemui sosokmu yang begitu mempesona seperti sekarang ini. Mereka hadir demi melakoni peranan mereka yang memang sudah dipetakan oleh Sang Sutradara. Mereka ada demi menempamu menjadi pribadi yang bisa memahami kaum hawa lebih dalam.
Dan tahukah kamu bahwa kini kutemukan sosokmu yang benar-benar lihai mengambil hatiku dan pandai menerka apa yang ada di lingkar kepalaku. Berkat kehadiran mereka yang sempat singgah, sekarang kau pun menjadi pribadi yang makin matang mengolah emosi serta pandai membawa diri.
ADVERTISEMENTS
Bukankah yang terpenting adalah masa depan kita? Sungguh, masa lalumu tak pernah berhasil menggerus rasa yang sekarang ada
Masa lalu memang ada sebagai bagian dari hidup kita. Dia ada sebagai tumpukan kisah yang berjasa membentuk kita menjadi manusia. Tak ada yang patut disesali pun diungkit kembali. Sungguh, aku menghargai apa yang pernah kau lalui. Justru yang harus kita beri curahan perhatian adalah pada masa yang akan kita jelang. Supaya langkah berdua untuk tetap bersisian makin mantap pun impian yang kita petakan bisa segera tergenggam.
Tak perlu kau tengok ke belakang pada kisahku yang dulu telah usai jauh sebelum aku berjumpa denganmu. Aku pun tak ada minat untuk mencari tahu pada cerita lalu yang sempat kau lalui. Aku mencintai dirimu hari ini esok dan seterusnya.
Maukah sekali lagi kau mengucap janji, supaya kita tak lagi mengungkit cerita yang telah lalu?